Part 12

8.7K 555 36
                                    

Hari ketiga mereka di Jogja adalah saatnya kunjungan kampus ke salah satu universitas ternama di Yogyakarta.

Nisya tidak bisa duduk dengan tenang di bus, jantungnya berdetak tak karuan dan tangannya menjadi dingin menandakan gadis itu sedang gugup.

"Udah kenapa sih Nis! Gugup banget sih lo ketemu Axel doang" ucap Rasti yang berada disampingnya

"Berisik Ras ahh! Gue kan udah tiga tahun gak liat muka dia lagi"

Tasa dan Bila yang duduk di depan mereka menoleh ke belakang. "Lo kangen banget ya Nis sama dia?" tanya Tasa

"Banget Tas sumpah!"
"Dia kaya gimana ya sekarang?" ucap Nisya sambil menerawang

"Ya kaya Axel lah Nis" ucap Bila polos

"Bil please deh ahh, gue lagi deg-degan nih"

"Doain gue ya biar bisa kuliah disitu juga nanti" ucap Nisya

"Aamiin deh aamiin" ucap mereka serempak

"Eh kalo lo kuliah disitu terus Rizky?" tanya Rasti

"Ya gak tau, putus paling" ucap Nisya enteng

Rasti dan Tasa langsung menjitak kepala gadis itu dengan gemas. "Lo tuh! Gak mikirin perasaan dia apa?" tanya Tasa

"Gue mikirinnya Axel doang gimana dong?" ucap Nisya sok polos

"Yaudah Rizky buat gue aja kalo gitu" ucap Bila semangat

"Yaudah sana, tapi nanti ya hahahahaha"

"Awas nanti jatuh cinta" pesan Rasti

"Hhhh gue bahkan gak pernah berfikir bakal jatuh cinta lagi setelah kejadian Axel, gimana rasanya jatuh cinta aja gue udah lupa" lirih Nisya

"Udah ah, turun yuk udah sampai nih" ucap Rasti

Bus berhenti di parkiran yang telah disediakan. Semua murid langsung turun satu per satu.

Nisya menggigit jarinya untuk menghilangkan rasa gugup dalam dirinya. Berkali-kali dia menarik nafas panjang untuk menetralkan detak jantungnya, namun tak juga berhasil.

"Jadi nyari Axel gak?" tanya Aldo yang menghampiri Nisya

"Do ih! Lo mah ngagetin aja! Jantung gue lagi gak normal nih, malah lo kagetin. Mau buat gue mati?" sewot Nisya

"Emang yakin mau mati? Belum ketemu Axel lho hahaha" goda Aldo

"Bacot Do ahh"

"Jadi gak nyari Axel?" tanya Aldo lagi

"Pengen sih, cuma gue takut. Ini aja jantung gue kaya pengen meledak ra-"

Omongan Nisya terhenti saat itu juga ketika matanya tak sengaja menatap tiga orang laki-laki yang berdiri tidak terlalu jauh di depannya.

Jantung Nisya makin tak karuan setelah memastikan bahwa yang dia lihat itu adalah Axel. Badannya langsung lemas, air matanya jatuh begitu saja tanpa dia sadari.

Bukan! Dia bukan menangis karena kesedihan. Dia hanya merasa ini seperti mimpi, saat dirinya dapat melihat Axel lagi secara langsung. Sungguh, dia sangat merindukan laki-laki itu. Jika dia bisa, ingin sekali rasanya dia berlari dan menubruk Axel lalu memeluknya dengan erat dan mengatakan bahwa dia sangat merindukan laki-laki itu.

Nisya tersenyum dan menghapus pelan air mata yang membasahi pipinya. Didepan sana dia bisa melihat Axel yang sudah tumbuh menjadi laki-laki dewasa sedang mengobrol dengan temannya sambil sesekali tertawa. Nisya rindu, dia rindu senyum laki-laki itu, rindu suaranya, rindu tawanya, rindu semua hal tentang laki-laki itu.

My Lovely BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang