Apa yang kamu benci dari dirimu?
***
"Kak, aku suka sama Kakak."
"Minggir jelek!" Teriak Reiga emosi, ia buru-buru keluar kelas karena mendengar Senara jatuh pingsan. Tapi sebelum benar-benar pergi, ia menoleh pada adik kelasnya barusan dan menunjuk tajam.
"Kalo gak secantik Senara, tolong tau diri."
Cewek tadi terkena mental. Hatinya mendenyut nyeri.
Sepuluh menit berlalu, disinilah Reiga berada. Seseorang dengan pakaian setelan olahraga terbaring lemah. Reiga mendekat dan meraih tangan Senara lembut. Netra hitam itu menatap sendu pada si cewek yang masih belum sadar.
"Udah aku bilang kan jangan paksain diri buat orang yang gak pernah ngeliat kamu sekalipun." Tangan Senara dielus pelan, Reiga mencium tangannya.
"Aku gak suka kalo ngeliat kamu sakit kayak gini." Memukul dada cukup keras, Reiga berkata lirih. "Karna~ itu juga buat aku ngerasa sakit, Sena."
Dua orang masuk ke ruang uks, ikut melihat kondisi Senara.
Lhea dan Juan.
"Sena udah mendingan. Tadi langsung ditolongin pusat kesehatan sekolah." Ujar Lhea. Ia membantu Senara ketika gadis itu pingsan tadi pagi.
Reiga mendecih, berbalik badan, ia memandang serius pada Lhea. "Lo tau kan ulah siapa?"
Reiga saat ini terlihat menakutkan, Juan yang tau isi hati Lhea langsung menarik tangan sigadis dan membimbingnya kebelakang punggung.
"Kasih tau gue siapa orangnya."
Juan cukup tenang menghadapi Reiga yang dilingkupi emosi. Ia berujar dingin. "Gak usah nyari gara-gara. Sekolah udah nanganin masalah ini sendiri."
Reiga tak terima. Ia bangkit dan mendekat, membuat Lhea semakin ngeri.
Juan melirik sekilas ke Lhea yang bersembunyi dibelakang, kemudian kembali memberi atensi pada Reiga. "Jangan bikin orang-orang disekitar lo jadi gak nyaman. Sikap lo yang gak bisa nahan emosi, bisa berdampak buat beberapa orang terdekat lo."
Mata Reiga mengkilat marah. Kesabarannya habis. Segera saja lelaki itu keluar dari UKS dan mencari sendiri siapa yang sudah melukai gadisnya.
Dengan tergesa-gesa, kaki itu melangkah penuh sentimen.
Kelas 11-A IPA, semua orang langsung memandang satu orang disana yang berdiri depan pintu dengan sorot mata tak bersahabat. Beberapa diantaranya bergidik ngeri saat tahu siapa orang tersebut.
Reiga Biangkara, seorang cowok yang tak segan-segan memukul siapapun yang berani melukai Senara. Ia bahkan pernah berurusan dengan polisi karena membuat patah tangan seorang cewek— dua bulan lalu. Ah kalau diingat-ingat, jika saat itu tidak dihentikan, Reiga pasti menjadi pelaku pembunuhan. Salahkan sendiri si cewek yang lancang menggunting baju olahraga Senara. Padahal Senara sedang dalam perlombaan mewakili sekolah. Reiga yang kepalang emosi langsung menghajar habis-habisan. Beruntung cewek tersebut sudah tidak sekolah disini. Setidaknya sekolah bebas dari satu kuman yang berkedok pembuli bukan?
Urat nadi tercetak jelas dileher Reiga, tangan kekarnya sudah dikepal sedari tadi. Tinggal menunggu nama pelaku keluar— bogeman itu pasti dilayangkan.
Melangkah masuk, Reiga menyusuri tiap barisan kelas yang memandangnya was-was dan takut.
"Lo!" Tunjuk Reiga ke seorang cewek berambut panjang dan lumayan dipuja karena visualnya, sebut saja namanya Lunar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE ME
Teen FictionSenara, murid prestasi SMA Gemilang Jaya yang selalu dituntut sempurna tanpa celah demi menarik perhatian sang Papa agar memuji dirinya walau dengan kata-kata yang sedikit menyakitkan. "Gak usah banyak tingkah, sampah kayak kamu gak pantes dapet per...