Apa yang lebih menyakitkan daripada tidak dianggap?
***
"Saya udah bilang berapa kali jangan pernah nyentuh foto istri saya!" Beringas Andi dengan sorot tajam karena memergoki Senara memegang bingkai foto sang istri diruang tamu.
"Anak sialan!" Foto yang dipegang Senara langsung diambil paksa.
Plakkk
Senara jatuh tersungkur akibat tamparan Andi. Sudut matanya meneteskan cairan bening.
Sakit.
Tuhan, apa Senara salah jika ingin melihat foto Mamanya sendiri? Apa Senara tak punya hak?
"Berani nyentuh sekali lagi, kamu bakal saya bunuh!" Tegas Andi kemudian pergi menghiraukan Senara yang menangis.
Sedari kecil memang Senara tak pernah diperhatikan. Makan satu meja yang sama pun Andi tak sudi dan lebih memilih tidak makan sama sekali. Lalu tiap melihat Senara yang mewarisi paras sang istri - itu membuat Andi teringat kembali dengan kematian Christin-istrinya.
Saat itu Christin lebih memilih mempertahankan kandungannya dibanding nyawanya. Andi sudah berjanji pada Christin bahwa mereka tidak akan pernah melakukan hubungan suami istri. Namun Christin bilang ia ingin mempunyai anak dan kerap memohon pada Andi hingga mereka benar-benar melakukannya. Akhirnya, mereka berhasil punya anak namun hal itu merenggut nyawa Christin. Begitulah kenapa Andi sangat membenci Senara.
***
SMA Gemilang Jaya
"Juan, lo gak bisa minta tolong sama Gunawan turnamennya disekolah lain aja? Kasian Sena repot ngurus turnamen gantiin Farah."
Juan menatap Reiga dingin karena cowok itu memanggil Papanya begitu lancang- hanya dengan sebutan nama. "Pak Gunawan. Bukan Gunawan. Dia pemilik sekolah ini. Lo mau dikeluarin?"
"Mau dong."
Plaaak
"AW SAKIT ANJ- eh sayang udah dateng." Reiga tidak jadi mengumpat saat tahu yang memukul lengannya barusan adalah Senara sang gadis pujaan.
"Kurang ajar banget kamu manggil Pak Gunawan cuma Gunawan. Emang aku ngajarin kamu kayak gitu?"
Reiga menggeleng cepat.
"Iya maaf Sen." Reiga memberi dua jarinya berbentuk peace. "Gak bakal ngulang lagi hehe."
"Semuanya udah dateng?" Semua orang beralih ke sumber suara. Ketua osis. Laskar Magenta.
Musuh Reiga.
Reiga sudah menatap tak suka duluan pada cowok tinggi itu. Dimana-mana kalau ada Senara, ia pasti ada dan ngintilin.
"Udah Kak."
"Udah."
Laskar menyapu pandangannya dan mencari satu orang dikerumunan anggota osis dan anggota basket. Dapat. Bibirnya tersimpul hangat pada Senara yang dibalas senyum juga oleh si cewek.
Hati Reiga bergemuruh panas. Segera saja ia menggenggam erat tangan Senara agar Laskar tahu bahwa cuma Reiga yang berhak memiliki Senara. Tapi tampaknya Laskar tidak terpancing emosi atau apa. Cowok itu kelihatan biasa-biasa saja.
Sungguh Reiga jengkel sekali.
Masa cuma ia yang gampang cemburuan sih? Kan dia pengen juga kalau Laskar marah-marah melihat dia sama Senara.
Kaki Laskar melangkah ke depan. Sembari membawa kertas, ia menghadap semua orang dan mulai mengangkat suara. "Untuk turnamen besok, saya akan bikin beberapa kelompok anggota osis untuk menjaga tim bakset, penonton dan beberapa area sekolah biar tidak terjadi kericuhan seperti tahun lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE ME
Teen FictionSenara, murid prestasi SMA Gemilang Jaya yang selalu dituntut sempurna tanpa celah demi menarik perhatian sang Papa agar memuji dirinya walau dengan kata-kata yang sedikit menyakitkan. "Gak usah banyak tingkah, sampah kayak kamu gak pantes dapet per...