Sorenya,setelah mandi, aku bersiap untuk pergi ke undangan istimewa itu, seperti apa yang David katakan, aku tidak mengacak-acak lemariku untuk mendapatkan pakaian terbaik. Aku hanya mengambil skinny jeans, kaos V-neck putih polos,dan cardigan maroon. Untuk wajah aku hanya memakaikan sedikit bedak, dan memoles lipgloss di bibirku. Rambut? Kubiarkan terurai saja, dan untuk menyempurnakan penampilanku,aku menyemprotkan parfum di seluruh tubuhku. Sempurna.
Toktoktok
Ketukan di pintu menyadarkan lamunanku, Di sana David, berdiri tegap, dengan sempurna tanpa ia mencobanya. Rambut licin, Kemeja denim, parfum maskulin yang tercium dari jarak seperti ini,dan tak lupa senyuman yang memabukkan.
"Hai,selamat malam." ucapnya.
"Oh,hai." balasku sedikit gugup.
"Siap,?" ucapnya dengan senyuman yang tidak pernah hilang dari wajahnya.
"Tentu,David." Ucapku dengan senyum yang mengembang.
"Kau cantik malam ini,Veronica" Ucapnya sembari membukakan pintu mobil berwarna hitam itu. Aku hanya bergumam terimakasih sebagai balasan. Ia menutup pintu itu kembali, dan berjalan menuju kursi pengemudi. Aku bertanya-tanya sebenarnya sekaya apa keluarga Ander, sampai memiliki mobil mewah berbeda-beda.
"David,?" Ucapku berusaha memecah keheningan.
"Ya,?"
"Umm,sebenarnya dalam rangka apa kalian mengundangku makan malam,eh itu maksudku Ander,?"
Ia terkekeh pelan.
"Merindukanmu, mungkin."*******
Mobil mewah itu telah memasuki pekarangan yang tidak bisa disebut sempit. Dalam hati,Vero mengagumi rumah megah bak istana ini. Tetapi disisi lain ia juga bingung kenapa rumah semegah ini dibangun ditengah-tengah, bisa dibilang hutan ini.
"Veronica,?"
"Ah,ya ada apa David,?"
"Tidak, ayo masuk."
"Oke." Jawab Vero sedikit gugup.
Sesampainya didalam, Juan merasa ia baru saja disambar petir, dengan kekuatan listrik berjuta-juta volt. Tetapi, Juan berhasil menyembunyikan keterkejutannya, dan David menyunggingkan seringaian yang menakutkan sekaligus meremehkan.
"Silahkan duduk, Veronica." David berkata sembari menarik kursi untuk Veronica, Namun tatapannya tak lepas dari kakak sulungnya itu.
"Terima kasih." Ucap Vero.
"Ah,Vero kenalkan kedua pria tampan itu bernama Lucas dikiri dan Marco dikanan. Lucas Vazquez, Marco Asensio."
"Oh Halo,aku Veronica Engeline, bisa dipanggil Vero, atau Engel"
"Lucas"
"Marco"
"Baiklah, selamat makan, dan ah ya, Vero, Ander pulang sedikit telat, jadi yah kau harus menunggu sedikit lagi, aku dan Juan harus keatas dulu ada urusan penting, kalian selamat makan." Ucap David panjang lebar, dan mulai beranjak dari kursinya.
"Ayo Juan, Permisi." Ucapnya sekali lagi.
Mereka bertiga makan dengan tenang, walaupun kedua Alpha dari klan Moonlight itu merasa ada sesuatu yang salah dari semua ini.*****
Juan menatap lekat pada David yang sedang duduk di kursi dan tak pernah menghilangkan senyumannya.
"Ada apa David,?"
Dengusan sinis terdengar dan dipastikan itu berasal dari David.
"Kau pasti tau apa maksudku, Hermano.."
"Kumohon David, biarkan gadis itu , lepaskan dia."
"Woho!," David mendesis tak suka.
"Jangan pernah campuri urusanku dan wanitaku ,Juan, Jangan pernah!"
Juan sedikit terhenyak oleh pengakuan Adik bungsunya ini.
"Ah ya, tampaknya kita memiliki persaingan yang ketat," David tertawa sinis.
"Ayo kita kebawah, Herrera sebentar lagi sampai, kita lihat bagaimana reaksinya"
"Apa,?"
"Ck, aku vampir yang terlalu sempurna. Aku bisa mencium aroma Ander, dari sini, Bodoh!" Jelas David. Juan hanya membisu, dan mengekori David,yang melesat menuju anak tangga.---
Suara mobil memasuki pekarangan membuat Vero mengembangkan senyumannya, dan Ander yang semakin bingung.
"Mengapa rumah ini ramai sekali?" tanyanya dalam hati.
Saat langkah terakhir menuju pintu masuk rumahnya, Ander tergugu, mendadak tubuhnya beku. Ia tak bisa mencerna apa yang baru saja ia lihat.
Vero berada dirumahnya dan sedang bersenda gurau dengan David,Juan dan dua Alpha terkuat!
"David," Panggilnya dengan setenang mungkin.
"Oh lihat, Vero lelaki yang mengundangmu makan malam terlambat datang," Ada sedikit jeda disana,
"Sepertinya terlalu tidak sopan Ander, jika kau tak minta maaf dahulu kepada nona cantik ini," ucap David mengejek, sementara itu Vero hanya tersenyum malu-malu.
Ander menahan emosinya yang begitu memuncak. Tak sadar dua tangannya terkepal.
"Apa yang sedang kau rencanakan brengsek!" Akhirnya emosi itu meluap juga. David hanya berdiri meninggalkan kursi,dan menunggu sumpah serapah apa lagi yang akan dikatakan Ander.
"Jauhi dia, Sialan!"
Ander semakin mendekati David,
"TIDAK CUKUPKAH MEREKA BERDUA, DAVID?!"
"TIDAK CUKUPKAH ELLYANNE DAN INZAGHI YANG KAU BUNUH MEMGGUNAKAN TANGANMU SENDIRI?!"
"TUTUP MULUTMU KEPARAT!" Satu bogem mentah meluncur mulus ke wajah Ander, Ander berusaha melawannya, dan terjadilah baku hantam disana. Mereka, Juan, Marco, dan Lucas tidak berani untuk melerainya mereka berpikir ini bukanlah urusan mereka. Tetapi teriakkan melengking menyadarkan mereka, tidak terkecuali David dan Ander.
"SEBENARNYA SIAPA KALIAN SEMUA?!" Vero berteriak sembari menangis ketakutan, ia bingung apa yang sebenarnya terjadi disini.
"Bawa dia keatas Juan." Ucap David dingin dan tajam.
Juan mengangguk singkat dan merangkul Vero menuju lantai dua, tetapi belum sampai mereka disana,
"Lepaskan dia Dave," Ander berkata lirih. Dan sukses membuat David terkuasai emosinya. Lagi-lagi Ander dihantam David lebih keras dari yang tadi, hingga Ander terpental ke dinding belakang, Ander kesakitan,David segera melesat ke arahnya secepat kilat, David mencekik leher Ander sekuat tenaganya, Ander sekarat,
Dan entah dorongan apa, Vero berani menuju kearah mereka berdua.
"Kumohon lepaskan dia, David." Vero berkata sembari memeluk David dari belakang dan menaruh wajahnya di punggung lebar David.
Butuh beberapa detik untuk David sadar apa yang dilakukan Vero. David luluh, ia melepaskan cekikannya dileher Ander. David berbalik dan melingkarkan tangannya di Pinggang Vero dan menggiringnya menuju kamarnya. David merasa bahwa, ini bukanlah rencananya, apa yang salah denganku?.****
Sesampainya di atas David hanya membisu dan membiarkan Vero termenung di balkon kamarnya.
"Dimana ranjangmu?" tanya Vero memecah keheningan.
"Tidak ada." Jawab David singkat.
"Siapa kalian sebenarnya,?" Tanya Vero lagi, berusaha tenang.
"Kami,bukan manusia." Jawab David memperjelas semuanya.
"Bukan,man..manusia?"
"Tenangkan dirimu,Vero"
"Oke, jelaskan padaku. Semuanya."
"Kami bertiga, Aku,Ander,Juan adalah Vampir," Ada jeda disana karena David melihat reaksi Vero yang mematung.
"Sedangkan Lucas dan Marco, mereka adalah Werewolf." Vero tak bisa berkata kata lagi. Ia memilih keluar dari kamar itu.
"Veronica, jangan pulang malam ini, kau akan diincar kerajaan, karena mendengar pengakuan laknatku."
Vero tak menyahuti, tetapi ia paham dan mengerti.Vero berjalan berkeliling rumah megah itu, dan bergidik ngeri melihat dinding yang terhantam Ander tadi, kelihatan jelas retak parah.
Ia berjalan mencari Ander, tetapi ia hanya menemukan Juan yang tercenung di anak tangga tengah.
"Juan?."
"Ya?"
"Aku ingin menanyakanmu sesuatu.."
"Apa?"
"Siapa itu, Ellyanne, dan Inzaghi,?"----------
