Tiga

25 8 3
                                    

Sebagian siswa siswi disini telah pulang ke rumah masing - masing, kini hanya ada segelintir orang yang berada di sekolah. Sesuai janji Elle ketika istirahat tadi, Elle akan mengajaknya berkenalan dengan laki - laki itu, laki - laki yang di sukai Elle. Dan disinilah aku, berada di sisi tergelap sekolah, di taman belakang, bersama kedua teman ku

"Kamu terlambat Clara! Alex sudah lama menunggumu". Kata Elle begitu melihatku datang

"Maaf Elle, kamu benar - benar pemarah!". Jawabku sambil pura - pura cemberut padanya. Elle memang berperilaku seperti anak kecil, oleh karena itu akhirnya aku memperlakukannya bagaikan anak kecil

"Sudahlah! Mau sampai kapan kalian mendiamkan-ku seperti ini?". Kata laki - laki tampan berambut coklat dan bermata biru bak samudra yang baru saja menembus tembok di belakangku

"Ah! Kamu buat aku kaget tau". Kataku, karena laki - laki itu tiba - tiba mencolek bahuku ketika aku belum menyadari eksistensinya

"Maaf, aku Alex". Kata laki - laki itu sambil tersenyum padaku

"Aku Clara". jawabku

"Sudah sudah! Kenalannya sudah ya?! Kita main saja bagaimana? Kamu tau? Aku sudah lama ngga main petak umpet". Usul Elle bagai tidak rela aku berbicara sebentar saja dengan Alex

Akhirnya aku dan Alex pun menyetujui usul Elle barusan, meskipun aku yakin, aku akan selalu kalah jika harus bermain petak umpet dengan mereka

Permainan ini di mulai, dengan Alex yang berjaga. Akupun segera mencari tempat persembunyian yang aman agar tidak mudah ditemukan oleh Alex

Aku masuk ke dalam ruangan kecil berisi perlengkapan kebersihan, tempat ini sangat gelap, aku menahan nafasku dan membuangnya kasar, berada di ruangan sempit ini tidak akan membuatku gentar, kecuali ketika aku mendadak mendengar samar suara tawa nyaring dari arah belakangku, keringat dingin mulai bercucuran di pelipisku, mengingat kejadian ketika terakhir kali aku mendengar suara mengerikan itu, suara itu semakin mendekat, dekat, dekat! Hingga sangat terdengar jelas di telingaku

Sosok itu! Sosok yang sangat ingin aku hindari, aku hanya dapat diam mematung sambil memejamkan mataku, tidak berani melihat. Dalam hati aku terus menerus berdo'a, aku takut. Sosok itu kembali datang, aku memberanikan diri membuka mataku, berharap kalau bukan sosok itu yang datang

Ya tuhan! Tubuhku bergetar begitu melihat sosoknya, sosok perempuan berambut panjang, dengan wajah hancur, bahkan nyaris tak berbentuk, darah bercucuran di baju putih polosnya, tertawa dengan nyaring, senyumnya yang mengembang lebar justru malah membuatnya terlihat mengerikan. Membuat ku ingat ketika ia menggangguku terus menerus dalam mimpi, dalam keseharianku, bahkan sosok itu sukses membuatku di cap sangat aneh oleh orang - orang, ketika ia tiba - tiba datang saat aku berada di kelas, membuatku menjerit hebat

"Aku takuut tolong, Elle, Alex! Aku takut". Kataku sambil kembali menutup mata tak kuasa menatap sosok di depanku, kaki ku melemas, aku hanya bisa menutup mata dan telingaku sambil berjongkok di pojok ruangan ini, dengan mata yang mulai mengeluarkan air

"Pergi kamu! Pergi! Jangan ganggu temanku lagi!". Terdengar suara Elle yang tiba - tiba ada di depanku

"Hihihihi! Dia lucu Elle, lihat ekspresinya!". Kata perempuan mengerikan itu, sambil melayang pergi hingga akhirnya menghilang

***

Vanessa

Hari ini adalah hari pertamaku masuk di sekolah baruku, aku memang murid pindahan dari Jakarta, sehingga hari pertama ini aku masih menggunakan baju seragam dari sekolahku yang dulu, membuatku menjadi pusat perhatian di sekolah ini, mungkin juga ditambah karena perawakanku yang memang blasteran inggris - indonesia yang membuatku terlihat mencolok disini

Aku terpaksa pulang lebih sore karena harus mengurus administrasi di ruang Tata Usaha dan mengambil seragam baruku, setelah selesai mengurus segala keperluanku mendadak terbesit ide untuk berkeliling sekolah ini karena aku belum sempat mengenal seluk beluk sekolah ini ketika aku datang

Aku terus menyusuri koridor sekolah yang sudah mulai sepi, mungkin hanya menyisakan beberapa guru - guru

Aku sampai di sebuah taman yang tampak sedikit mengerikan, aku rasa hanya ada aku disini, tapi aku mendadak mendengar suara samar dari arah tengah taman tersebut, membuatku penasaran, lagipula siapa yang masih mau berada di sekolah hingga se sore ini? Akhirnya aku memdekatkan diriku ke asal suara itu, perlahan - lahan terlihatlah sosok perempuan berperawakan mungil, dengan wajah cantik, berkulit pucat, namun di setiap lekuk senyumnya selalu tersirat kesedihan. Dia menarik menurutku

Tidak ada yang aneh dari sosok perempuan itu, hanya perilakunya yang terlihat misterius, perempuan itu tampak berbicara sendiri, seperti ada seseorang yang mengajaknya berbicara, bermain.

Perempuan itu berlarian di koridor yang sepi, menuju ke arah ruangan kecil yang belum sempat aku ketahui tempat apa sebenarnya

Mendadak rasa penasaran menyeruak ke dalam dadaku, membuatku berusaha mendekat ke arah perempuan itu.

5 langkah lagi jarakku untuk menuju ke ruangan itu, tapi mendadak suara teriakan lirih terdengar dengan jelas dari dalam ruangan itu.

Berbagai pemikiran berkecambuk di dalam benak-ku, bingung apa yang harus aku lakukan.

Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang