Jealous

35 4 1
                                    

Aku cemburu!!!!

Fix itulah yang aku rasakan tadi siang. Bagaimana aku bisa kalah sama orang yang baru saja mengenalnya. Aku kalah telak hari ini.

Aku ke balkon kamar. Ingin mencari inspirasi. Rasanya ingin punya teman yang senasib, tapi aku terlalu takut memasuki dunia tersebut. Aku takut saja justru aku berteman dengan orang-orang yang membawa pengaruh buruk terhadapku.

Beerrrt... ponselku bergetar. Aku menatap layar ternyata David menghubungiku.

"Ada apa Vid?" tanyaku.

"Coba lihat ke bawah," katanya.

"Hah?" aku tak percaya ternyata dia ada di depan rumahku. Ia mengendarai motor Ninja miliknya.

Tampilannya sporty banget. Aku baru kali ini melihat langsung dia tanpa seragam sekolah. Kesannya jauh lebih ganteng. Eh? Aku sudah memujinya tadi? Heem ternyata aku tak bisa sedikitpun melihat cowok ganteng.

Aku menemuinya di gerbang.

"Mau masuk?" tawarku.

"Gak usah, kamu naik saja. Buruan!!!" perintahnya.

"Eh apaan!! Dengan pakaianku begini?" tolakku.

"Alah,cuek saja. Ayo naik San," perintahnya sekali lagi.

Aku tak bergeming. Gila saja aku ikut dia dengan hanya memakai boxer dan kaos, sedangkan dia memakai pakaian yang rapi banget.

Dia malah menarik tanganku. Dan entah kenapa aku malah nurut saja kemauannya. "Pegangan San, aku bawa motornya kencang," ujarnya.

Dan tak butuh jawabanku. Karena sebelum aku protes dia sudah menambah kecepatan motornya.

"David, aku gak mau mati mudaaaa..." teriakku. Dan sepertinya dia tak mendengarku. Atau memang pura-pura tak mendengar.

Ternyata dia mengajakku ke tenda warung makanan Sea Food. Aku hampir tak percaya dia bisa ke tempat seperti ini. Bukankah aku merendahkan warung makan, tapi aku memang tak biasa makan di warung tenda seperti ini.

"Tenang saja, higinis kok. Sini duduk!" ajaknya.

David seperti membaca pikiranku. Kan jadi gak enak sama penjualnya.

Tapi David benar, meskipun tempat sederhana. Terlihat bersih dan rapi. Hanya saja makan lesehan di tempat terbuka masih membuatku canggung.

"Tumben Mas David datangnya sama cowok?" komentar Mbak yang ngasih daftar menu membuatku tidak nyaman.

"Sekali-kali Mbak, lagian pengen berubah haluan," komentarnya. Ia lalu mengedipkan matanya ke arahku. Aku melotot dan berbisik, DASAR PLAYBOY. Dan dia malah senyum penuh kemenangan.

Jawaban David gak mendapat respon balik. Mungkin mereka sudah biasa ngobrol. Kan tadi David bilang sering ke tempat ini.

Selesai makan, aku pun mulai menanyakan maksudnya mengajakku ke sini. Apalagi dengan dadanan sekeren ini. Atau jangan-jangan dia habis kencang dan gagal, akhirnya aku yang jadi pelampiasan.

"Kamu ada hubungan apa sama Ram?" Eh malah dia duluan yang nanya.

"Maksud kamu apa Vid nanya begitu?" Aku gak paham arah obrolan yang ingin dia bangun.

"Heran saja, sejak kapan kalian bisa kenal apalagi ada percakapan. Aku sempat lihat loh pas kamu sama dia di kantin. I mean, you both have a something, aren't you?" selidik David.

"How about us? Kamu mendadak ngajak aku keluar dan makan malam seperti ini, tidakkah aku menyebutnya kamu ada something?" Aku benar-benar gak nyaman dengan pertanyaannya.

UNPREDICTABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang