First Kiss

41 4 2
                                    



Aku melihat Maya terkejut melihatku jalan bareng David menuju kelas.

"Hei, kamu ngapain lihat aku begitu?" tegurku.

"Kalian??" Maya tak melanjutkan kalimatnya.

"Aku semalam tidur di rumah Ichsan, May. Kenapa heran begitu?" David yang menjawab.

Maya memang berlebihan. Memang apa yang aneh dari momen aku dan David berangkat bareng ke Sekolah? Huh...

"Ah enggak Vid. Cuma kaget saja kok, gak biasanya saja," balas Maya.

"Nanti juga bakal jadi biasa kok May," kini aku yang melongo mendapat jawaban David tersebut.

"Mukanya biasa saja San," David menyadari ekspresiku yang kaget. Ia pun berlalu menuju tempat duduknya.

Bebeda dengan Maya, ia langsung menarikku keluar kelas.

"Kamu gak pernah cerita kalau akrab sama David?" ia terlihat sangat penasaran.

"Kepo kamu May.." aku enggan meladeni pertanyaannya dan berlalu meninggalkan dia.

"Ichsan... jawab dulu," Maya menarikku kembali.

"Memangnya ada yang aneh?" tanyaku.

"Itu bukan jawaban," Maya tampak kesal. Padahal harusnya aku yang kesal.

"Baiklah, begini ceritanya. David semalam gak sengaja lewat rumahku. Dan dia butuh teman untuk nongkrong. Tapi sialnya pas pulang kehujanan. Jadinya dia nginap di rumah dan kita berangkat sekolah bareng. Cerita selesai," jelasku layaknya bercerita di depan kelas.

"Auuuh... kenapa dicubit?" aku melotot ke Maya.

"Gemes saja sama gayamu bercerita," timpal Maya.

"Awas baper sama aku loh," godaku.

"Ooooh God. Seorang Maya masih waras. David always in my mind, You Know?" elaknya sambil berbisik.

"Whatever May, ayo masuk!" ajakku.

Maya malah senyum-senyum gak jelas. Dan aku sadar apa yang sedang ia pikirkan. "Eh tunggu. Aku gak mau comblangin kalian ya," Maya langsung manyun. Benar kan maksud senyuman Maya itu? Huh kami memang sudah saling mengenal. Dan Guru Sejarah sudah ada di dekat kami.

****

Pada jam istirahat, aku diajak David ke kantin. Katanya hari ini dia gak ada latihan basket. dan sudah pasti Maya mengekor, ekspresinya sangat kegirangan.

Sampai di kantin aku melihat Ram. Dia tidak memperhatikanku karena asyik mengaduk Mie Ayam yang baru datang ke meja nya. Hingga David menegurnya dan barulah dia senyum menyapaku.

"Eh ada Ichsan. Sini duduk sebelahku," sekilas tampak perubahan raut wajah David.

"Mau nyobain gak?" Ram kembali mengajakku bicara.

Eh.. tangan Ram sudah menyupit mie nya ke arahku. Aku menyambutnya dengan rasa canggung. Tatapan mata kami bertemu. Aku jadi grogi seketika. Tak lama Ram kembali dengan mangkok mie nya. Dia tak sadar bahwa tindakannya tadi sudah membuatku merasa dimanjakan oleh pacar. Huuuuh begini ya rasanya memendam rasa suka?

Maya dan David tak membahas adegan barusan. Sepertinya mereka memang tak ada masalah dengan tindakan Ram, atau aku nya saja yang menganggapnya spesial. Ah sudahlah..

Ku lihat Maya asyik bercanda dengan David. Tampak sekali dia sedang mencari perhatian. Di sebelahku, Ram malah asyik main game di ponselnya. Aku merasa sendirian di tempat seramai ini. Akhirnya aku memutuskan untuk membuka akun LINE.

UNPREDICTABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang