Berakhir (end)

3.3K 198 22
                                    

"Iya, aku nggak punya orang tua Bu," jawab ku Kemudian.

✴✴✴✴✴

"Assalamualaikum," ucapku saat memasuki rumah. Tak ada jawaban? Tentu, Papa dan Mama sedang pergi bekerja.

Lucu memang, gadis yang kebutuhan materinya selalu terpenuhi bahkan berlebihan bisa mengalami broken home. Haha kadang aku menertawakan takdir ku sendiri. Takdir yang tak pernah ku harapkan seperti ini.

Seperti biasanya, SPO yang tadi di berikan guru BP ku letakkan di dalam laci lemari ku, tentunya bersama surat-surat yg lainnya. Aku tak tau apa yg akan terjadi dengan nasib ku di sekolah kali ini.

Sepertinya nasib sedang mempermainkanku.

Aku mengganti bajuku dengan pakaian seadanya. Seperti biasa, aku akan berkumpul dengan geng motorku. Ya aku memang tomboi, gayaku seperti laki-laki. Agak ngeri memang kedengarannya aku bergabung dengan geng motor, tapi bergabung dengan mereka membuatku bisa melupakan masalah ku, walau hanya sejenak.

*****

"Woi lama amat lo" panggil seorang temanku saat aku sampai di basecamp.

Aku turun dari motor kemudian mendekati mereka. "Eh iya ni biasa gue masuk ruang BK tadi."

"Wihh lo berantem lagi? Keren dong."

"Pasti." jawabku sombong.

Hanya ini yang kulakukan setiap harinya. Kadang aku bolos sekolah hanya untuk berkumpul dengan mereka tanpa  sepengetahuan orang tua ku hingga pulang larut malam.

✴✴✴✴✴✴

Jam sudah menujukan pukul 00:45.  "Jam satu kurang lima belas?" tanyaku tak percaya, lebih tepat nya pada diriku sendiri.

"Guys gue pulang dulu."

"Yaudah hati-hati lo ya."

Aku meninggalkan mereka dengan motor ninja berwarna hitam Ku, dan melaju denga  cepat agar segera sampai dirumah dan mengistirahatkan tubuhku.

Saat sampai di depan rumah, terdengar kebisingan seperti biasa nya. Papa dan mamaku bertengkar lagi.

'Prrangg!!'
'Brukk!!'

Suara itu yang ku dengar dari luar aku tau, itu pasti pecahan kaca.
Sebelum masuk rumah ku putuskan untuk mendengar pembicaraan mereka dari luar.

"Itu akibat dari didikan kamu tuh!" bentak Papa dengan nada tinggi.

"Aku?? Kalo kelakuan kamu nggak kayak gitu anakmu nggak akan kaya gini jadi nya!!"

Ceklek

Aku membuka pintu. "Assalamualaikum" lirihku pelan.

"Ini dia anak nggak tau diri!! Udah hidup enak tapi nggak bersyukur!!" Papa langsung membentakku. Aku hanya menatapnya sendu lalu menatap Mama

"Keira, Jawab Mama!" tanya mama pula "ini surat apa!" sambil menunjukkan beberapa SPO ku.

"SPO Mah,"jawabku datar. Sambil menahan tangis ku, bukan karena menemukan SPO ku tapi karena aku sudah tak tahan melihat semua ini.

"Kamu ngapain di sekolah hah!" Papa memarahiku dengan nada yang semakin meninggi.

"Ini semua tuh salah kamu!! Sebagai seorang ibu seharusnya kamu didik dia baik-baik!" bentak Papa ke Mama.

"Dengar ya Pah Keira juga anak kamu! Seharusnya kamu juga didik dia. Bukannya tiap malam keluar menemui jalang-jalang mu itu!"

Plakk!!

Papa menampar sebelah pipi mama hingga Mama terpental jatuh dan membekaskan lebam biru di sudut bibirnya.

"Apa kau bilang! Kelakuan mereka tak lebih buruk dari mu! Dasar tak tau diri bukan kah kau juga sering pergi dengan lelaki hidung belang mu itu!"

"STOP!" teriakku dengan terisak. Aku tak kuat lagi dengan pemandangan di depanku ini. "Kalian nggak bisa ngehargai aku sebentar aja hah! Kenapa kalian terus kayak gini? Aku capek Mah Pah." Tak bisa kutahan lagi air mata ku mengalir tanpa ku sadari.

"Aku memang anak yang nggak tahu diri! Aku selalu berantam di sekolah!, aku nggak pernah belajar, selalu bolos itu karna siapa? Karena kalian!" Air mataku mengalir semakin deras. Tak ada yang menjawab pertanyaan ku.

"Keira..." Lirih ibuku

"Dan soal SPO itu, kalau aku kasi ke Mama atau Papa, apa kalian mau datang ke sekolah? Enggak kan! Kalian cuma mementingkan ego kalian sendiri."

"Enggak gitu sayang, dengerin Mama ngomong dulu," ucap mamaku yang ternyata juga mengeluarkan airmata.

"Nggak!"aku menggeleng kan kepalaku cepat. "Aku nggak mau dengar penjelasan apa-apa lagi. Kalian nggak pernah sayang aku! Aku benci Kalian!" teriak ku lalu pergi ke kamar meninggal kan mereka berdua.

Aku mengunci kamarku agar tak ada yang masuk kedalamnya.

Tuhan, aku ingin kasih sayang dari orang tua
Tuhan, aku ingin kebahagiaan
Tuhan, aku ingin keluargaku kembali seperti dulu, saat dimana semuanya baik-baik saja.
Tuhan, terlalu egoiskah aku meminta itu semua? Ku rasa Iya. Tapi setelah aku mendapatkan itu semua, aku tak akan meminta apa-apa lagi. Kumohon tuhan! Hiks! isakku dalam hati dan tersedu di lantai.

Aku nggak kuat lagi! Aku nggak kuat lagi!. Ku ambil gelas yang berada di atas mejaku lalu aku melemparnya kearah kaca rias milik ku.

"Keira! Kamu jangan macam-macam di dalam!" panggil Papaku yang sedang menggedor pintu kamarku.

Mungkin mereka mendengar pecahan kaca yang kupecahkan. Ku ambil satu serpihan kaca yang cukup  besar, ku genggam sekuat-kuat nya. Cairan hangat berwarna merah pun menetes dari telapak tangan ku.

Lalu ku arah kan ke pergelangan tangan ku 'saatnya ku akhiri semua! Tak akan ada rasa sakit setelah ini!' benak ku dalam hati.

Kugores kaca itu cukup dalam di pergelangan ku hingga menembus nadiku. Darah mengalir dengan deras nya hingga mengalir ke lantai kamarku. Sakit memang, tapi tak lebih sakit dari luka yg selama ini ku rasakan karena mereka.

Terdengar Mama dan Papa terus menggedor pintu kamarku dengan keras, tapi aku tetap tak memperdulikan mereka.

Kepalaku mulai terasa pusing bahkan sangat pusing ku pegang kepalaku, kulihat ayah berhasil mendobrak pintu. Sempat kulihat wajah mereka yang meneteskan air mata sebelum semuanya GELAP.

Rumah, seharusnya menjadi tempat menenangkan diri bersama keluarga,
Dan keluarga, seharusnya menjadi tempat mengadu dan bercerita setelah melakukan aktifitas menyenangkan di luar sana. Tapi aku tak merasa kan itu semua itu. Sama sekali tidak

I love you dad, mom

Dari anak kalian tersayang Keira Widitha

End

✴✴✴✴✴

Gimana ceritanya please tinggalin jejak, jangan jadi silent reader dong:(

Oh iya aku minta pendapat  kalian tentang ceritaku yang ini gimana? Apa yg kurang?
Di comment aja ya

Thankyou
Salam manis
ArinaKhai

Broken Home (3/3 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang