Dia

59 6 0
                                    

Dia; Zundi
yang urat malunya tertinggal di janin Ibu

Namanya Zundi Wijaya Kusuma. Dia adalah lelaki yang mempunyai tahi lalat di atas bibir sebelah kanan dan di bawah dagu sebelah kanan.

Setelah upacara selesai, lelaki itu langsung pergi ke kantin seorang diri. Tapi, aku tau, lima orang temannya sudah menunggu dengan secangkir es teh manis dicampur susu kental manis tiga sendok makan.

Mereka tertawa, sesekali melihat handphone milik salah satu teman Zundi yang sama sekali tidak kuketahui namanya.

Lalu, tiba-tiba. Zundi berdiri di atas meja kantin dan berteriak...

“Woi, gue ngadain kuis nih! Siapa yang tau letak tai lalat gue? Gue cuma punya tiga tai lalat, yang bisa jawab dimana aja letaknya gue bakal traktir lo semua seumur hidup buat jajan di kantin sekolah ini!”

Seketika seisi kantin langsung ramai dengan teriakan orang yang menebak-nebak dimana letak tahi lalat ketiga milik Zundi.

“Kaki?”

“Salah!”

“Perut?”

“Salah!”

“Paha?”

“Salah!”

“Bahu atas?”

“Salah!”

“Udeh lu pada salah semua! Gue tutup kuisnya.

Gue punya tiga tai lalat.

Yang pertama, nih di atas bibir sebelah kanan.

Yang kedua, nih di bawah dagu sebelah kanan.

Lu semua pasti udah pada tau yang itu.

Nah, yang terakhir...” Zundi membuka sedikit celana bagian belakangnya, tepat dimana bokongnya yang putih mulus terpampang dengan jelas, lalu tangannya menunjuk titik hitam yang kecil disana.

Sesisi kantin mulai bersorak ramai. Kebanyakan dari mereka adalah gadis-gadis yang mengagumi; entah apa.

“Emang bener kata wakasek, urat malu lu ketinggalan di rumah!” celetuk salah seorang teman Zundi sembari menarik Zundi turun dari meja.

Zundi hanya tertawa kencang dan menimpali ucapan temannya dengan santai. “Urat malu gue mah ketinggalan di janin Ibu, nggak sempet bawa. Udah keburu nggak sabar keluar buat hirup oksigen, sumpek gue”

Dari yang aku lihat, lelaki itu masih tersenyum dan tertawa terpingkal-pingkal ketika temannya yang silih berganti memanggilnya ‘Gelo’.

****

Wakasek : Wakil Kepala Sekolah

Gelo : Gila

Bukan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang