Prolog

670 69 9
                                    


Desa Kimberlly, sebuah desa asri yang terletak di kaki Gunung Yamanaki. Angin malam berhembus lembut menerpa ranting dan juga dedaunan pohon – pohon pinus yang menjulang ke langit malam. Segala jenis serangga malam berkumpul diantara rerumputan dan batang pohon untuk mengadakan pesta penyambutan bagi sang dewi malam. Cahaya lembutnya yang benderang cukup untuk membuat jalan setapak hutan terlihat di mata seorang wanita tua pemanggul kayu bakar.

Tubuhnya nampak semakin turun seiring dengan langkahnya yang semakin menjauhi tengah hutan. Tubuhnya yang renta itu, ia paksakan untuk memanggul persediaan kayu bakar musim dingin. Pasalnya, ia hanya hidup sendirian di dalam sebuah rumah kecil di mulut hutan. Posisi paling ujung dalam wilayah desa Kimberlly. Sesekali bibirnya yang keriput itu menyenandungkan sebuah lagu. Entah lagu apa, tapi yang jelas beban wanita tua tersebut dapat hilang hanya dengan melakukannya.

Hening. Seketika suara pesta dari para serangga malam berhenti. Sang wanita tua menghentikan langkah rapuhnya. Ia memasang telinganya baik – baik. Kemudian ia mulai terpejam.

Sreekk..sreeek...

Sebuah suara terdengar dari balik semak dan dedaunan hutan. Si wanita tua masih terdiam di tempat. Menunggu waktu yang tepat baginya untuk membuka kelopak mata. Kemudian suara itu terdengar kembali, namun kali ini suara tersebut terdengar semakin mendekat.

Dingin.

Hembusan nafas berat terasa menusuk – nusuk tulang leher bagian belakang milik si wanita tua. Jantungnya berdegup cepat tak karuan. Dalam hati, ia memanjatkan banyak doa – doa yang masih bisa ia ingat di dalam otak tuanya. Cukup lama ia dan sesuatu yang memiliki nafas berat di belakangnya terdiam dalam posisi seperti itu. Tak ada yang bergerak.

Perlahan si wanita tua mulai membuka kelopak matanya dan...

Kematian datang menghampirinya.

Kematian datang menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. OokamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang