Aku membuka mataku dan mendapati diriku tengah tertidur di atas sebuah ranjang yang tak asing. Di pinggir ranjang, duduk seorang wanita paruh baya dan juga seorang pria yang menatapku dengan berbinar. Kemudian tanpa banyak basa - basi, mereka berdua langsung memelukku erat. Ucapan syukur berkali - kali keluar dari bibir mereka.
Ah, sekarang aku ingat. Mereka adalah orang tuaku.
"Ayah, ibu, apakah...aku berhasil menyelamatkan nenek?" tanyaku pelan.
Kedua orang tuaku melepaskan pelukan mereka dariku. Mereka saling tatap dalam diam. Lalu ibuku mengelus puncak kepalaku dengan lembut. Wajahnya mengukir senyuman penuh arti. Kemudian ia membuka mulutnya dan berkata, "Nenek pasti bangga kepadamu. Ia sudah tenang dan sekarang sedang tersenyum di samping Tuhan."
Tes! Aku menangis. Kutatap kalung nenek yang menggantung manis di leherku. Liotin permatanya bersinar - sinar terpantul cahaya bulan dari luar jendela. Hatiku sakit sampai - sampai gigiku bergemeletuk menahannya. Misiku gagal, aku tidak bisa membuktikan apapun.
"Tapi setidaknya makhluk yang mengaku telah membunuh nenekmu akan dieksekusi hari ini." ujar ayah.
"Makhluk yang mengaku telah membunuh nenek?" ulangku.
DEG!
Kenapa aku begitu bodoh dan tidak menyadarinya. Makhluk aneh yang telah menyelamatkanku adalah makhluk buas yang sejak awal pernah hampir menerkamku. Makhluk itu juga adalah satu - satunya makhluk yang sangat ditakuti oleh binatang hutan. Makhluk buas yang selalu bersikap baik kepadaku adalah makhluk buas yang telah membunuh nenekku.
Sekarang aku tahu bagaimana cara makhluk itu mendapatkan kalung ini. Aku tahu kenapa dia tidak berani menjawab pertanyaanku saat kami berada di gua. Sialan, kenapa harus seperti ini?
"Akai, kau baik - baik saja? Kenapa air matamu semakin deras keluar?" tanya ibuku sambil menghapus air mata yang mengucur di wajahku.
"Ibu, ayah! Aku ingin melihat eksekusi itu!" pintaku serius.
"Eh? Tapi..." ujar ayah terkejut dengan permintaanku.
"Kakimu masih terluka, Akai. Lagipula anak - anak sepertimu tidak akan kuat menyaksikan pembakaran itu." tolak ibu.
"Pokoknya aku harus melihatnya. Kumohon!" ujarku serius. Tepatnya sangat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Ookami
Fantasy[Amazing cover and banner by @ScarlettaMezv] Akai Rose, seorang gadis blonde yang kehilangan sosok neneknya itu kini memulai petualangan mencari neneknya tersebut ke tempat terakhir kali neneknya terlihat. Akai memasuki hutan dengan harapan neneknya...