M-A :: (1) Matthew dan Moureta
=========================
Jakarta, 1 Maret 2014
Teriakan riuh bersemangat terdengar dari salah satu gedung. Gedung yang menyelenggarakan lomba model catwalk remaja. Moureta, salah satu peserta lomba juga merasakan semangat pengunjung gedung ini. Apalagi sekarang tinggal pengumuman hasil akhir.
"... Dan juara satu model catwalk tahun 2014 jatuh pada ... Moureta Shakira!"
Moureta langsung menjerit. Dia tidak peduli pada pembawa acara yang menyuruhnya ke mimbar dengan mata galak. Perhatian sepenuhnya hanya ia beri pada seseorang yang tampak tidak nyaman dengan keramaian gedung.
Moureta atau biasa dipanggil Mou, cewek kelas 2 IPA A di National High, gila, model remaja yang cukup terkenal dan populer. Jenis cewek ceria, bersemangat dan mudah membuat orang menyukainya.
Mou berlari lincah, setelah jaraknya dengan orang itu menipis, dia memeluk orang itu. Nyaris saja keseimbangan orang itu hilang andai tubuhnya tidak sigap. Berteman dengan Mou selama lima tahun cukup membuatnya hafal tabiat cewek itu.
"Matt! Juara satu!" jerit Mou, semangat '45.
Orang yang disebut Matt hanya mengerutkan alis. "Kan udah biasa juara. Pulang, yuk?"
Matthew, sering disingkat namanya menjadi Matt oleh teman-temannya termasuk Mou, duduk di kelas 2 IPA B, pendiam, malas bergaul dan sering membantu Mou jika cewek itu kesusahan.
Pembawa acara terus memanggil Mou untuk maju ke mimbar, namun yang dipanggil masih saja cuek. Mou malah mengerucutkan bibir dan melepas pelukannya dari sang sahabat. Meski sebal dan sering makan hati karena perkataan tajam Matt, Mou sudah terbiasa. Jadi kebal bagi hatinya.
Setelah menerima piala juara satu, Mou dan Matt bergegas pulang. Mou masih mengomel karena reaksi Matt yang kelewat tak acuh. Sementara Matt buru-buru menyumpalkan telinga dengan headset.
Tepat sebelum Mou dan Matt keluar dari kerumunan penonton lomba catwalk, seseorang memanggil nama Moureta. Keduanya berhenti berjalan. Tanpa aba-aba, Mou maupun Matt menengok bersamaan.
"Apa?" tanya Mou pada cowok yang tadi memanggilnya.
"Ya, apa?" Matt ikut-ikutan bertanya.
"Nama lo bukan Moureta," sindir Mou sebal.
"Tapi inisialnya M juga," mendengar elakan Matt, Mou memutar bola matanya.
Cowok yang mendengar perdebatan kedua orang di hadapannya hanya membentuk seulas senyum tipis. Begitu Mou memusatkan perhatian pada cowok itu lagi, barulah dia bersuara.
"Boleh foto bareng? Tadi gue liat perform lo di panggung, bagus banget," ucap cowok itu.
Cengiran lebar Mou jelas membuat Matt sebal. Apalagi cewek itu menyikut rusuknya seolah berkata, "tuh, liat. Cowok itu aja kasih pujian. Masa lo malah minta pulang?".
Dasar, takabur, gerutu Matt.
"Boleh dong. Boleh banget malah," terima Mou, ceria. "Eh, iya. Nama lo siapa?"
Cowok itu tidak menyangka Mou akan menanyakan namanya. Namun dia akhirnya tersenyum. "Gue Reza."
"Oh, Reza," Mou manggut-manggut, dia menepuk punggung Reza seolah mereka teman lama. "Ayo foto, Rez!"
Reza melepas gantungan kamera dari lehernya, dia langsung memberi kamera DSLR itu pada Matt. Reza tersenyum, "tolong fotoin, ya?"
Mata Matt mengerjap kala Reza telah memberinya kamera DSLR dan berbalik badan menuju Mou. Matt mendengus. Kena lagi deh jadi tukang foto dadakan, batinnya terasa panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRS (2) - Matt and Mou
Ficção AdolescenteThe Rules Series (2) : Matthew Rizki Akbar Biasa, cowok dan cewek bersahabat sejak kecil. BIasa, cowok dan cewek saling memendam rasa di hati kecil. Namun, jika ini terjadi padamu, apa yang kau lakukan? Faktanya, yang biasa tidak biasa seperti kede...