satu

225 28 36
                                    

Kau pergi bahkan sebelum memulai semuanya. Tanpa pamit, tanpa kata.


2014

"Sorry put, gua tadi di sms mama disuruh beli pulsa jadi tadi sekalian beli dulu deh," nafasnya terengah-engah berlari dari rumahnya kerumah sahabatnya yang dibatasi dua petak rumah dan juga beberapa anak tangga menuju kamar sahabatnya ini, mampu membuat peluhnya bercucuran. Sambil mengusap peluh yang berada di lehernya ia duduk di kasur empuk ber seprei doraemon milik putri, gadis manis berpipi tembam yang saat ini berwarna merah seperti tomat karena menahan amarah mungkin.

"Terus gua harus jawab, oh gak pa pa kok sini duduk , ada jus cabe tuh silahkan diminum.. kagak lah!! Gila lo! Ihh gua nunggu hampir dua jam tau gk?" Murka putri berapi-api.
Panda hanya bisa nyengir kuda, gadis berlesung pipit itu tak menjawab amukan sang ratu kobra, sambil menetralkan nafasnya ia memberikan novel yang telah ia pinjam selama dua hari ini yang bahkan pemiliknya saja belum membacanya.
"Ini novel mu thanks ya.." senyum tulus dari bibir mungilnya membuat putri sedikit luluh, sungguh panda sudah terbiasa dan hafal dengan sifat sahabatnya ini, mereka sudah bersahabat dari dulunya yang belum mengerti apa itu cinta sampai sekarang yang sering tersakiti karena cinta.

"Huh buku gue.. akhirnya balik sama mama tercinta, gimana hidup sama tuh panda jawa? Di ilerin mulu ya?"
Putri dengan kehebohannya menerima novel barunya yang terpaksa ia pinjamkan pada panda, ya walaupun tak rugi sama sekali karena panda mulanya harus mentraktir satu mangkok siomaynya kang ucup.

"Yaelah biasa aja kali.. gua jaga baik-baik kok.....Bagus ceritanya, sicewek bertepuk sebelah tangan gitu terus endingnya si cowo_"

"Udah stop!! Jangan spoiler kan gak seru nantinya!"

"Hehehe dikit doang.. nyesek ya? Bertepuk sebelah tangan memang problem utama dalam kisah percintaan." ada sedikit helaaan nafas dan senyum getir dari panda.

"Sudah pan.. baper mulu..kalo baper dapet gaji dari negara mungkin lo bakal jadi remaja terkaya seantero negri percintaan alay ini."
Gerutuan putri tak di gubris oleh panda, ia asik melamun sambil membaringkan tubuhnya menatap langit-langit kamar putri yg putih bersih, tubuhnya tiba-tiba menjadi lemas. Ia menghela nafas panjang menyadari bahwa semua ini akan segera berakhir.

"Bagaimana put?"

"Gimana apa?"

"Gimana rasanya ditinggal seseorang?"
Putri sedikit terhenyak, pasalnya panda bukan tipe orang yg terbuka soal hati sekalipun dia sahabatnya.

"Mmm.. gimana ya..? Awalnya memang berat banget karena waktu itu aku lagi sayang-sayangnya sama jefri yeah i know gak ada yang selamat dari selamat tinggal, tapi aku sadar hidup ku gak bisa stuck gini terus, dan lihat gua sekarang baik-baik aja life must go on pan."

Panda tak menjawab, ia belum siap bertemu esok hari, besok adalah hari perpisahan kelas dua belas yang berarti ia akan ditinggalkan orang yang selama dua tahun ini ia sukai. Miris memang dua tahun hanya bisa menatap punggung yang tak akan menoleh padanya.

"Pan lo mau disini terus? Gak pulang? Nanti dicariin tante tari lo!."
Lamunan panda buyar oleh tepukan putri di bahunya.

"Lo ngusir gue?" Panda mendelik tak suka, ia baru saja sampai bahkan panda belum makan kue kering buatan ibunya putri yang candu banget.

"Iya! Sana buruan!" Putri menarik kedua tangan panda dan sedikit mendorong menuju pintu.

"Iye.. iyee.. putri kobra."
Panda melangkah gontai menuju pintu.
Saat tanganya siap memutar handle pintu panda menoleh.

"Besok aku mau bilang sama kak gege__"
Jeda panda sambil menarik nafas panjang.
"Aku bakal bilang semuanya put, setidaknya aku bakal lega dan ikhlas dia pergi."

Belum sempat putri menjawab panda sudah terburu-buru keluar dari kamarnya. Putri terdiam cukup lama.

"Semoga kisah mu tak seburuk kisah ku pan."
Ujung bibirnya sedikit berat untuk tertarik keatas.

*

Acara perpisahan yang diadakan sekolah di pinggiran salah satu kota di jawa timur itu berjalan lancar dari pensi sampai penutupan berjalan dengan baik, tapi tidak dengan gadis yang sedang berdiri didepan toilet pria. oh jangan berpikir macam-macam, dia sedang menunggu pria yang baru saja masuk kedalam bilik toilet. Panda terus memilin ujung baju seragamnya, keringat dingin membasahi permukaan kulit tangannya.

Pintu toilet terbuka dan diiringi wajah kaget seorang pria, gerald wijaya atau biasa dipanggil gege, pria berwajah kaku dan sifat dingin membuat kesan cool pada dirinya itu tak menggubris keberadaan panda yang menunduk entah karena apa, malu? Untuk apa? Batin gerald.
Saat kakinya siap melangkah menjauhi toilet suara gadis itu menghentikannya.

"Kak...!"

Alis gege terangkat bingung, ia memutar otaknya. Ah ya, ini gadis mading itu kan?. Panda memang mengikuti ekskul yang berkutat dengan berita terbaru di sekolahnya itu.

"Aku suka sama kak gege."

Hening cukup lama.

Wajah Gege tak ada perubahan tetap kaku dengan tatapan datar, hanya alisnya yang semakin mengernyit bingung.

Panda semakin menundukan wajahnya.
Pipinya memerah, jika ia boleh meminta tenggelamkan saja ia ke perut bumi, sungguh ia lebih memilih gege menolaknya mentah-mentah dari pada mendiamkannya tanpa menyuruh pergi ataupun tinggal.
Panda sedikit mendongak menatap mata Gege yang tajam menusuknya, jarinya yang bertautan tak henti-hentinya saling meremas cemas.

"Ngh.._."

Mulut gege terbuka tapi tak kunjung mengeluarkan kata-kata.

Jantung Panda berhenti berdetak seperkian detik saat suara lembut memecahkan keawkward an ini.

"Yang kamu lama banget si__"

Ah tunggu yang? Eyang? Sayang?!!.. ya tuhan jangan....

"Ah sayang, ini siapa?".

Tanya gadis cantik berambut lurus sebahu dan senyum manis terpatri dibibir tipisnya. Wanda purnama tulisan yg terbordir di badge atas saku seragam yang telah penuh dengan tanda tangan teman-temanya.

"Gak tau. Gak kenal
ayuk pulang".
Gege menarik lengan Wanda, mengacuhkan panda yang habis-habisan menahan air mata yang tergenang di pelupuk matanya.

Ia lemas. Bukan karena gege yang tak mengatakan apa-apa, hanya saja panda belum siap dengan fakta yang ia ketahui barusan.

He is not single anymore

Air matanya jatuh mengaliri pipinya, isakan dengan penuh siratan luka mati-matian ia tahan. Panda menguatkan dirinya dan bergegas melangkah menjauhi toilet, bisa saja pintu dan lantai menertawakan ulahnya.

__________________________________________

Kritik dan saran Wellcome!

Thank you!
Danke!
Terima kasih!

Voment if you like.

tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang