4. T&D

209 16 5
                                    

—DIMOHON UNTUK MEMVOTE TERLEBIH DAHULU PART INI SEBELUM MEMBACA PART BERIKUTNYA—

Mengapa rasanya begitu memilukan saat mataku melihat jelas kau dengannya. Ini bukan perasaan cemburu kan?

Hari ini adalah hari Minggu. Fani sudah memplanning semua kegiatannya di hari ini. Mulai dari tidak mandi, mager-mageran di kasur, setelah itu ia akan menyetel lagu-lagu favorit nya sekeras mungkin di kamar tercinta nya. Ah, Fani memang selalu begini.

Fani mengeluarkan laptop dari tas sekolahnya. Ia belum sempat membereskan semua isi tas sekolahnya. Begitu malas baginya.

Di pagi ini ia akan menghabiskan waktunya untuk menonton drama korea terbaru yang   semalam ia download dengan susah payah. The Legend Of The Blue Sea. Di temani dengan secangkir teh hangat dan cemilan favoritnya saja sudah cukup.

Note : Fani memang selalu begini.

Fani sedikit mengeraskan volume dari lagu yang sedang ia setel.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Fani, ia sengaja tidak membukakan nya. Sudah menduga kalau itu adalah suara ketukan pintu dari Abangnya yang meminta agar mengecilkan volume dari lagu yang sedang Fani setel di speaker.

"Dek! Bukain bentar!" suara itu terdengar sangat keras.

Suara ketukan pintu dari Abangnya terasa sangat pengang di telinga Fani. Sungguh, mengganggu konsentrasinya.

"Apaan?" Fani terpaksa membukakan pintu untuk Abangnya. Takut jika nanti ia akan benar-benar marah dan akan ber-akibat buruk untuk dirinya.

Takut jika nanti Abangnya tidak mau lagi untuk mengantar jemput Fani ke sekolah. Dan dengan tega nya ia menyuruh Fani untuk naik kendaraan umum.

Fani berdiri dan berkacak pinggang tepat di depan pintu.

Namun, Fadil malah memasang wajah sejijik mungkin kepada Fani. Heran.

"Belum mandi kan?" tanya Fadil tepat di hadapan Fani

Fani menaikkan satu alisnya dengan heran, "Kenapa?"

"Bau coy" Fadil membungkam hidungnya dengan tangan berusaha untuk meledek Fani.

"Apa lo bilang? Bau? sembarangan! Adiknya Selena Gomez yang badai begini di bilang bau" Fani mengibaskan rambutnya tepat ke arah wajah Fadil

"Emang Selena Gomez mau punya adik kayak lo?" tanya Fadil tak menyangka bahwa ia mempunyai adik yang super overconfident.

"Iya lah" Fani membela diri

"Gue aja ogah punya adik kayak lo, apalagi Selena Gemez"

"Serah lo dah nyet" Fani berniat untuk menutup pintu kamarnya kembali, namun di tahan oleh Fadil.

"Apa lagi?" tanya Fani

"Lo buruan mandi, abis gitu anter gue!" perintah Fadil

"OGAH"

Fadil melipatkan tangannya di dada, "Oh oke, lo jangan rengek-rengek lagi minta tebeng ke sekolah pake mobil gue." Fadil menekan Fani. Ah, sebenarnya ini hanya akal-akalan Fadil saja agar adiknya mau menuruti perintahnya.

Fani memelas, "Hehehe oke oke gue anter"

Fadil memasang senyum kemenangan. Tak sia-sia menekan adiknya dengan embel-embel ia tak usah lagi meminta untuk di antar jemput ke sekolahnya.

Tiffaney & DevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang