"Oppa, kau mau kopi?" tawar Mina yang tengah berkutat di dapur. Mark yang masih menatap daun-daun berguguran itu mengangguk tanpa melepaskan tatapannya dari daun maple yang terbang dan jatuh ke tanah bersama daun-daun yang lain.
"Aku merindukan Korea."
Mark menerima cangkir kopi yang diangsurkan Mina. Tangannya meraih kepala Mina, mengelus puncak kepala itu sayang. "Kita akan pulang setelah kompetisi baletmu selesai. Aku yakin Appa dan Eomma juga merindukanmu."
"Apa mereka akan bangga padaku?" Mina menerawang langit Los Angeles yang tampak begitu cerah. Memilih tinggal di sebuah rumah yang agak jauh dari pemukiman sangat menenangkan.
Mark ikut melihat birunya langit. Ia tahu 'mereka' yang dimaksud Mina. "Tentu saja. Mereka pasti bangga memiliki anak sepertimu."
"Benarkah?"
"Em." Mark mengangguk. "Mereka pasti juga bahagia bisa melihatmu kembali ceria. Kau juga sudah bisa meraih cita-citamu dan membanggakan mereka. Kau sekarang memang masuk ke dalam keluarga Tuan, tapi dalam darahmu masih mengalir darah Myoui. Mereka masih kedua orang tuamu."
"Memangnya siapa yang mengatakan mereka bukan orang tuaku lagi?"
Mark mendengus. Gadis pendiam itu sudah kembali menjadi cerewet yang selalu menyanggah ucapannya. Tapi kecerewetan itulah yang membuat Mark menyunggingkan senyum. Entah apa yang harus dilakukannya selama empat tahun ini kalau sikap Mina masih setertutup dulu. Mungkinkah Mark akan menyerah? Atau tetap berjuang agar mampu melihat senyum itu lagi?
END
Eotte? Hahaha
Berasa cepet banget, ya, alurnya? Karena aturan kontesnya ada batasan kata, makanya dibuat kek gini aja (Oneshoot sebenernya). Ini udah kelar lho ya, jangan ada yang minta next 😂😂
Wajib tinggalkan komen yang udah baca di chap terakhir ini! 😁😁
Love ya 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rain and a Cup of Coffee [√]
FanficIni hanyalah sebuah kisah tentang aku, hujan dan secangkir kopi. Cover by #Song17 24 Maret - 1 April (2017)