Satu

43 2 1
                                    


Jangan lupa vote ya guys!! Happy reading!!

Author POV

Bayangan gadis cantik ralat tapi gadis yang sangat cantik dengan wajah blasteran korea-indo. Bulu mata lentik alis tebal bentuk mata sipit hidung mancung bibir merah muda alami Tapi sayang wajahnya terlihat mendung tak secerah biasanya.

Sudah tidak terhitung lagi berapa kali dia menghela nafas. Hari ini hari dimana kelurga wijaya akan datang kemari. Maka dari itu dia terlihat murung. Dia tak mau dijodohkan apalagi sama orang yang beda tujuh tahun darinya.

Ketukan pintu membuyarkan lamunan vanilla "Sayang ayo keluar keluarga wijaya sudah datang" Ratih memanggilnya dan menyuruhnya segera kelantai bawah, ya benar sekali kamar vanilla ada di lantai dua. "Iya ma bentar" Vanilla membukakan pintu dengan wajah lesu.

"Anak mama kenapa lusuh gini mukanya nanti cantiknya hilang loh dek" Canda ratih. "Gapapa kok ma nilla senyum kok ini senyum hehe" Vanilla memaksakan tersenyum supaya mamanya tidak sedih. Dia paling tidak bisa membuat mamanya sedih.

"Hmmm. Ya sudah ayo turun kebawah keluarga wijaya sudah menunggu" Ajak ratih.

^^^^^^____________^^^^^^

Vanilla Pov

Ntahlah bagaimana nasib gue kedepannya. Dijodohin sama anak sahabat papa mau gak mau gue harus menerima perjodohan ini. Gini gini gue gak mau liat bonyok gue kecewa.

Tuk tuk tuk! Anggap saja itu suara hells mama. Ya kita masih ada di tangga lebih tepatnya lagi turun dari tangga. Dari tadi gue cuma nunduk kebawah sumpah hari ini gue badmood parah!!! kalau gue punya kantung doraemon pastinya gue bakalan minta alat buat hapus hari ini. Tapi mana mungkin jalan satu satunya ya harus ketemu sama keluarga wijaya sama ngelanjutin ini perjodohan. Pengen kabur rasanya tapi masih inget perasaan bonyok kalau kabur, bonyok gue bakalan kecewa dan malu.

Setelah menuruni tangga dengan langkah yang berat sampailah kita keruang tamu disana ada papa, bang darrel, dan yang pasti ada keluarga wijaya. Tatapanku terhenti saat tak sengaja bersitatap dengan cowok yang natap gue dengan tajam. Matanya benar benar indah dan kelam.

"Hei sayang sini duduk! Ini perkenalkan om pras dan tante lidia sahabat papa dan mama waktu smp dan itu andrew" Bram mengenalkan dengan senyum yang terus terbit di mukannya.

"Halo om, tante, nama saya vanilla" Vanilla memperkenalkan diri disusul dengan mencium tangan pras dan lidia.

"Haduhh sudah cantik, baik, sopan lagi wahh mantu idaman banget ya gak pa, ndrew?? " Ucap lidia sambil tersenyum.
Vanilla yang mendengar kata mantu idaman hanya tersenyum kecut.

"Iya bener banget ma" ujar pras setuju dengan argument lidia. "Gimana drew cantik kan sopan lagi ??" Lanjutnya dengan tatapan mengoda. "Hmm" Andrew hanya memberikan senyum tipis sangking tipisnya mungkin hanya orang jeli yang dapat melihat senyuman itu.

Pras berdehem sebentar "Gimana andrew dan vanilla apa kalian mau dengan perjodohan ini??" Tanya pras menatap kedua orang tersebut.

"Kalau saya menerima" andrew menjawab dengan tegas. "Kalo kamu nak vanilla apakah menerima perjodohan ini??" Tanyanya lagi.

"Saya menerimanya om karna saya tahu papa dan mama gak mungkin salah pilih dan pilihan orang tua saya mungkin juga yang terbaik buat saya" ujarnya dengan menghela nafas.

Semua orang yang berada diruang tamu pun menghela nafas lega. Setelah menunggu jawaban vanilla yang membuat mereka tahan nafas. Ungkapan syukur terdengar dari mulut mereka. Andrew yang mendengarkan pun bernafas lega.

"Jadi 2 minggu kedepan kalian akan menikah karna kami sudah berundingan" ujar bram menatap mereka semua.

"Apa ini tidak terlalu cepat pa/ om? " tanya vanilla dan andrew bersamaan. "Tidak ada yang terlalu cepat buat melakukan hal yang baik" jawabnya.

"Tapi nilla kan masih sekolah pa" Protes vanilla. "Kamu satu bulan lagi kan sudah lulus sayang jadi papa tidak menerima penolakan" Bram mengatakan dengan nada vinal.

"Baiklah pa" Vanilla menjawab dengan lemah. Hilanglah kebebasan untuknya.

Sweet Stranger And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang