Dua

34 2 1
                                    

" Aku, kamu, dan hujan."

~ Vanilla gabiela smith~
.
.
.

Gadis cantik dengan gaya rambut sepundak membawa sebuket bunga lily. Ia semakin memelankan langkahnya ketika ia sampai disebuah makam yang terlihat rapi dengan rumput hijau yang tidak terlalu panjang. Ia perlahan duduk disebelah makam.

"Hai al, I'm sorry aku baru bisa kesini sekarang" Ujarnya lirih.

"Dua tahun.... dua tahun aku menyiapkan diriku agar aku tidak menangis. Karna aku tahu kamu akan sedih kalau melihatku menangis."  Tubuhnya gemetar karna menahan tangis.

"Tapi nyatanya waktu dua tahun belum cukup. Untuk sekali ini saja maafkan aku karna aku tak bisa menahannya." Ujarnya terisak.

" Kenapa sesesak ini al rasanya?? Menyadari bahwa kamu sudah tidak ada disampingku. " cairan bening dengan nakalnya terus jatuh.

" Lima hari lagi....... lima hari lagi aku akan menikah sama pilihan orang tuaku." Tatapannya sendu memandang batu nisan.

" Tapi meskipun begitu kamu masih disini, menjadi bagian dari hatiku. " Ujarnya menyentuh dadanya.

"Dengarkan aku, aku akan menjalani hidupku dengan semestinya tanpa kamu disini. Jadi pergilah dengan tenang"

Tes.. tes... tes.

Vanilla menengada keatas. Hujan mulai turun. Ia menghela nafas lemah.

"Masih tentang kita dan hujan" Ujarnya lirih.

" Selamat tingga al " ujarnya seraya meninggalkan area pemakaman umum.

******


Jarum pendek jam menunjukkan angka sepuluh dan jarum panjang jam menunjukkan angka tiga. Hening menyelimuti ruangan yang bertuliskan CEO.  Disana terdapat seorang laki laki dengan tinggi sekitar 185, Badan tegap, garis rahang tegas dan tatapan tajam.

Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu, dilihat dari keningnya yang berkerut. Ia pun menghiraukan semua berkas yang ada di mejanya.

Drrtttt...... Drrtttt... Drrtttt

Ponselnya bergetar dan menampilkan nama momy. Pemuda tersebut kemudian menjawab panggilan itu.

"Hallo mom, ada apa??"

"Ajaklah vanilla kebutik tante indah untuk mencari gaun pernikahan kalian"

"Baiklah mom, cuma itu??" Tanya nya acuh.

"Jangan bersikap dingin sama vanilla nak, bagaimana pun juga dia akan menjadi istrimu, momy mohon perlakukan dia dengan baik"

"Baiklah mom aku akan mengusahakannya" Ujar nya menghela nafas.

"Apa kau masih memikirkan tentang dia son?? Kau tahu kan momy sangat menyayangimu. Ini sudah lebih dari dua tahun nak. Cobalah untuk melupakannya. Dan mulailah hidup dengan nak vanilla. " Pinta nya penuh harap.

"Engggg..... mom please jangan bahas tentang dia" Ujarnya Frustasi dilihat dari dia menjambak rambutnya sendiri.

"Baiklah nak. Maafkan momy. Momy menyayangimu"

"Aku juga menyayangimu mom" ujar nya seraya mematikan panggilan nya.

Tut...tut

To: Vanilla G. Smith.

Sweet Stranger And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang