Memalukan

51 6 0
                                    

Dihari berikutnya pada saat jam istirahat si Delin dan Devin sangat senang sekali. Saking senengnya, mereka berdua meloncat, menyanyi, dan meloncat sambil membawa piring dan gelas makanan mereka. Memang di sekolah kami tidak memperbolehkan penjual memakai plastik. Maklumlah sekolah adiwiyata. Selanjutnya, mereka berdua tidak sengaja di lihat oleh kelas 9 yang ada di depan kelas kami. Kelas kami berseberangan dengan deretan kelas 9 yang pada saat itu semua kelas 9 lagi ada di luar semua. Aku dan temanku semua menunduk dan tertawa saking menahan malunya melihat tingkah mereka berdua.

Kami memang sering begitu. Saat salah satu saja anggota kelas yang bertingkah dan membuat malu kelas, kami semua pun merasakan malunya itu seperti apa. Sedangkan si Delin dan Devin, mereka sama sekali tidak sadar apa yang mereka berdua lakukan. Saat dia sampai di depan kelas, spontan kawan ku yang bernama Dinda menarik mereka berdua ke kelas dan menutup pintu. "Hey!!! Apa kalian tidak sadar apa yang kalian lakukan? Kalian itu sudah membuat malu kelas kita."
Dengan polosnya Devin menjawab "Ha? Membuat malu? Apa malunya? Kan kami berdua cuman bernyanyi..."
Dinda menjawab sambil tertawa "Kalian sadar gak?? Suara kalian itu sudah cempreng, pas pasan, false, dan masih banyak deh. Dan satu lagi kakak kelas 9 yang kelasnya di depan kita itu melihat kalian tau gak???!!!"
"Emangnya kenapa?" Tanya Delin
"Emangnya kenapa?? Ya pasti kalau mereka cerita ke teman temannya itu satu sekolah akan tau dan menganggap kelas kita itu ceweknya nauzubillah."
"Yaudah maaf. Gara gara kamu kami berdua gak jadi makan nih. Jam istirahat sudah selesai dan guru sudah datang. Dasar!" Jawab Delin

Pada hari Sabtu, sekolah mengadakan acara membersihkan meja dan kursi dari coretan pena. Semua kelas melakukannya. Satu sekolah itu semua sangatkah jorok dan berantakan. Dan yang paling aneh adalah kawanku yang bernama Fani. Dia terus menggosok meja dengan amplas dan air yang banyak. Nugroho pun tertawa terbahak bahak melihat kelakuan Fani yang lucu itu.
"Eh teman, meja ku kok gak hilang hilang juga ya tulisannya?" Tanya Fani
"Ya gimana mau bersih kalau kamu aja ngmplas nya gak seberapa tetapi terus menerus kamu siram air. Harusnya selesai kamu mengamplas, baru disiram air."
"Memang begitu ya?" Tanya Fani lagi
"Terserah kamu aja lah" Jawab Nugrogo dengan jutek

Memang kawanku yang satu ini Fani tentunya, anaknya sangatlah ceria, ramah, tetapi dia sering gak konek kalau dia sering ngobrol dengan temannya. Fani dari Medan. Dia pindah ke Bengkulu ngikut Ayah nya yang pindah kerja.

Fani menceritakan kepada kami semua bahwa dia pertama masuk ke smp ini bukan pada hari pertama saat mos. Melainkan di hari kedua saat mos. Alasannya karena dirinya belum terdaftar di sekolah ini. Jadi dia menunggu di depan gerbang sambil melihat sekelilingnya. Dirinya yang baru sampai di Bengkulu belum tau semua jurusan jurusan angkot disini. Dia juga belum tau jalan pulang ke rumah.

Slice Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang