BAB 1: MENDUNG
Perpisahan itu bukan akhir yang kita jalani. Tapi, perpisahan itu adalah awal kita untuk mengenal seseorang
(Perkenalan dan Perpisahan)
🌸
Awan berubah menjadi kelabu sesaat. Sama seperti perasaanku. Entah mengapa, apa yang membuatku tidak mood lagi untuk beraktifitas di sekolah.
Pelajaran terakhir hanya satu jam. Tetapi rasanya lama sekali. Aku sudah sangat ngantuk dan lesu.
Bel berbunyi. Aku segera merapikan barang bawaanku.
Akhirnya selesai juga."Raa, pulang bareng aku 'kan?" Tiara berdiri dari kursinya. Dia memang sangat senang sekali jika jam pulang telah tiba.
Pulang sekolah aja udah seneng, apalagi libur seminggu. Seneng banget dia.
"Iya Tiaa, tenang aja. Aku kan selalu ada untuk kamuu ...," lagi-lagi aku mencoba untuk nge- lucu. Itu adalah salah satu caraku untuk menghilangkan rasa ngantuk. Ditambah dengan berakhirnya kegiatan di sekolah.
"Ih, apaan banget sih Ra," Tiara bergidik. Dia memang jijik dengan masalah seperti itu. Apalagi seperti gombal-menggombal. Dia tidak suka hal seperti itu.
"Ya udah, ayo Ti," akhirnya kami pun keluar kelas dan menuruni tangga untuk ke lantai bawah.
Di SMA ini, kelas XII berada di lantai satu. Karena, agar tetap terjaga oleh guru pengawas.
Sedangkan, kelas X berada di lantai atas. Jadi, aku dan Tiara tidak terlalu capek untuk menuruni tangga ke bawah.
"Eh, kayaknya udah makin mendung deh. Kita cepet-cepet ke halte ya. Nggak nongkrong dulu kan?" tanyaku kepada Tiara.
Dia menggeleng. "Nggak kok. Udah yuk, cepetan," kami pun sampai di halte dan menunggu angkot tiba.
Sesaat kami menunggu angkot, akhirnya angkot yang kami tunggu datang juga. Kami pun menaiki angkot tersebut dan menyusuri jalanan Jakarta yang penuh dengan kegiatan di sore hari.
Di dalam angkot, aku duduk disamping Tiara. Dan di depanku, duduk seorang laki-laki memakai sweter hitam dan celana jogger abu-abu.
Aku sekali-kali menatapnya. Dia sedang serius dengan kameranya. Entah apa yang membuatnya sangat tertarik dengan kameranya tersebut.
Langit semakin gelap. Angin terus berhembus dari pelan menjadi kencang. Sore ini akan turun hujan.
"Kiri bang," teriak Tiara dari tempat duduknya. Aku kebingungan karena dia turun bukan di halte dekat rumahnya.
Angkot pun menepi dan berhenti. "Raa, aku turun di rumah nenekku aja ya. Soalnya besok kan libur juga, jadi aku nginep aja di rumah nenekku," jawabnya memberi penjelasan.
Aku pun mengangguk. "Aku duluan ya Raa. Besok ketemuan di taman. Oke?" Aku pun mengancungkan jempol.
Tiara sudah turun dan berlari menuju gang rumah neneknya. Aku di dalam angkot sendiri karena penumpang yang lain juga sudah turun.
Sebenarnya nggak sendirian sih. Masih tersisa aku, abang angkot
--pastinya--, dan juga laki-laki yang terus serius dengan kameranya.Halte rumahku sudah hampir dekat. Dan air pun menetes satu persatu menjadi gerimis.
"Kiri bang," aku turun dan langsung membayarnya.
"Ini bang uangnya. Kembaliannya ambil aja," kataku cepat karena hujan akan turun.
Aku menepi sebentar di halte. Tiba-tiba, laki-laki tersebut juga turun dari angkot.
Aku melihatnya sebentar dengan bingung. Dia sadar aku menatapnya. Dia memberikan ulasan senyum kecilnya kepadaku.
Aku membalas senyum kecil padanya.
"Hai," sapanya kepadaku. Aku pun membalas sapanya.
"Namaku Kevin," dia menjabat tanganku. "Namaku Clara," kataku sambil tersenyum dan menerima jabatannya.
"Hmm," aku mendengung menatap jalanan yang mulai basah. Aku mulai bingung aku sedang apa di sini --aneh banget.
"Oh, iya!" Aku spontan langsung berteriak. "Kenapa?" Tanya dia.
"Eh, nggak, ini, aduh, lupa. Aku duluan ya. Daah," aku langsung berlari memasuki gang rumahku.
Aku pun sampai di depan gerbang sesaat hujan mulai turun dengan deras. Aku dengan segera langsung membuka pintu gerbang dan sigap nasuk ke dalam rumah.
🌸
Haii!! Kembali lagi dengan ceritaku. Maap banget karena update- nya lebih dari 2 minggu. Karena... ada sesuatu hal yang lebih penting. HeHeHe...
Aku tulis tanggal dibawah bukan kapan aku publish cerita ini. Tanggal itu adalah tanggal aku nyelesain ceritanya.
Dan aku kasih hashtag karena ditanggal tersebut ada sesuatu yang... nggak ngerti ngejelasinnya. Ribed. Mohon maklum --gajelas.
Maapkan aku juga kalo ceritaku gajelas. Tapi cobalah mengerti aku. Karena aku baru belajar. HeHeHe...
Jangan lupa buat baca ceritaku ini. Kalo udah baca, boleh comment kritik dan saran buat aku. Aku akan menerima apa pun dari kalian --eeea...
Jangan lupa juga buat vote cerita aku ya.. kutunggu follow + vomment- nya dari kalian..
I Laff You...💞💞💞
--Sab
(Kamis, 13 April 2017)
#TheGuys
![](https://img.wattpad.com/cover/104113975-288-k687699.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Album and Camera [ON HOLD]
Ficção AdolescentePergi keluar rumah dan menghabiskan waktu untuk memotret. Itu yang biasa dia lakukan. Dia memang suka sendirian. Tapi, bukan dia juga tetap manusia? Dia juga butuh teman. Tapi, selain teman yang terbiasa 'menemaninya' dalam kehidupan nyata, dia juga...