Episode 1
Hidup bagai potongan puzzle yang berantakan. Tidak akan indah jika kita tidak mau berusaha untuk mengaturnya.
Kamu adalah mutiara mutiara kehidupan ku. Kamu yang memberikan warna. Kamu yang membuat ku seakan berarti. Kamu yang menyelamatkan ku dari keputus-asaan yang menerpaku.
Kamu yang membuat ku mengerti arti rindu akan sepertiga malam.****
"Fan, kamu enggak ke kantin?" tanya ku pada gadis cantik yang mampu membuat ku tertegun akannya.
"enggak Ban. Aku mau istirahat aja dikelas, kamu aja ya yang kekantin."
"lho. Kenapa? Kamu sakit ya?" tanya ku seiring memegang kening Fani. Niat untuk memeriksa suhu badannya.
"Fan kamu panas banget. Kamu sakit apa? Kamu pusing ya? Udah makan belum tadi pagi? Aku beliin makan ya. Abis itu kamu minum obat" sebagai bentuk perhatian ku padanya terselip kata cinta yang tidak secara langsung aku katakan.
"nggak usah Ban. Nggak usah repot repot. Aku baik baik aja kok. Udah sana kamu cepet kekantin nanti keburu masuk."Fan. Sebenarnya aku khawatir dengan mu. Seandainya bibir ini berani untuk mengungkapkan kata cinta yang selama ini aku rahasiakan darimu..
"Fan.. Bangun. Ini aku belikan makan siang untuk mu. Dihabiskan ya, dan ini aku belikan obat untuk mu. Setidaknya kamu akan membaik walau sedikit dari sebelumnya. Maaf Fan aku membuat mu lama menunggu, tadi aku makan dikantin. Sekarang aku tinggal shalat dzuhur dulu ya. Fan." Sembari mengelus rambut hitam dan halusnya. "semoga lekas sembuh" tambahku.
"Ban. Makasih banyak ya." terdengar halus suara balasan dari Fani terhadapku. Seketika bibir ini tersenyum bahagia, mendengar yang dicinta merasa senang akan bentuk perhatian ku.
Aku, Bani Chazalie. Aku semester 2 di Universitas Bahagia. Walau nama kampus ku Bahagia tetapi tidak menjadi jaminan semua mahasiswa mahasiswinya bahagia.
Aku sangat menyayangi dan mencintai Fani. Sebab dulu ia yang menyelamatkan ku dari depresi ku terhadap keluarga ku.
Bisa dikatakan aku broken home walau bunda dan ayah ku tidak cerai tetapi keluarga ku bukan keluarga yang harmonis. Hari hari dirumah ku selalu saja dipenuhi amarah dan terkadang aku merasa sepi dirumah.
Orang tua ku pulang malam karena pekerjaan mereka yang membuat mereka tidak mempunya waktu untuk ku. Aku anak semata wayang mereka.
Bagiku. Mereka adalah orangtua yang cukup baik dan memanjakan ku dengan materi dari mereka. Tetapi yang aku butuhkan bukanlah materi. Aku butuh kasih sayang dan waktu. Sebab kasih sayang dan waktu dapat membuat ku merasa berarti.
Setiap pulang kerja mereka bukan istirahat tetapi bertengkar. Membuat ku tidak dapat tertidur nyenyak.
Aku selalu terbangun sepertiga malam karena teriakan teriakan orangtua ku yang tidak dapat dihentikan.
Aku malu. Aku malu dengan tetangga ku yang selalu mendengar orangtua ku bertengkar ketika malam. Tetapi aku tidak dapat berbuat apa apa.Ingin sekali aku berteriak "BERHENTI" tetapi mereka adalah orang tua ku. Tidak sepatutnya aku berkata kencang dan kasar terhadap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepertiga Malam dan Secangkir Kopi
Short Story"aku susah untuk berhenti minum kopi, susahnya sama kaya aku berhenti untuk cinta sama kamu. Fan."