SEPERTIGA MALAM DAN SECANGKIR KOPI (ENDING)

55 2 0
                                    

THE ENDING.

Aku, seseorang yang sangat mencintai sajak. Bukan berarti aku pintar bermain kata untuk menakhlukan semua insan di bumi. Tetapi, aku menyukai bagaimana sajak itu dapat membuat hati bergetar.
Sebab jika komunikasi tidak dapat lagi kita bangun setidaknya masih tersimpan sepucuk surat untuk yang terkasih.
Dibuat dengan senyuman dan potongan potongan kata yg dipilih terbaik dari yg terbaik.

"fanny... Seandainya kamu tahu. Bahwa aku sangat jatuh cinta pada senyumanmu. Ketika kamu tersenyum hati ini berdetak begitu cepat. Ingin segera aku mengambil ponsel ku dan foto berdua dengan mu. Agar setiap malam dapat aku tatap dengan mata indah ku.

Fanny... Sejatinya cinta tidak pernah salah. Aku tidak menyalahkan mu mengapa kamu tidak dapat membalas cinta ku. Dan menyukai yg lain. Aku selalu terbangun sepertiga malam sebab aku teringat oleh kamu. Dan ingin memperkenalkan sosok kamu kepada Tuhan-ku.

Aku tidak dapat berbicara langsung jika aku mencintai. Jika aku menginginkan. Jika aku cemburu. Jika aku ingin-bahagia-bersama-kamu.
Tetapi, aku mulai dengan memperkenalkan kamu kepada-Nya. Agar Allah selalu melindungi kamu dimana kamu berada. Sebab saat ini aku tidak dapat bersama kamu.

Fan, gadis kecilku yang amat manja dan lugu.

Akulah sosok yang kekamu-kamuan. Semuanya serba kamu. Mau makan ingat kamu. Mau minum ingat kamu. Mau jalan kemanapun ingat kamu. Seperti dalam diriku tersimpan kotak yang isinya adalah nama mu.
Bukan melebih lebihkan. Tetapi percayalah ketika semua orang jatuh cinta semuanya akan tentang orang yang dicintainya.

Saat aku menuliskan ini mungkin aku sudah tidak dapat lagi menggenggam tangan mu dan berkata tenang ada aku. Kamu sudah ada Julian. Semoga sosok dia bisa menjaga kamu lebih aman daripada dengan ku.
Semoga sosok dia tidak membiarkan kamu kelaparan dan kesusahan.
Fanny, kamu tahu tidak? Saat aku dilarikan ke Rumah sakit, yang aku cari pertama kali adalah kamu.

Tetapi, kamu tidak kunjung membalas pesan-pesan ku ataupun telepon ku. Ahhh... Mungkin dia sedang bersama dengan Julian dan tidak memikirkan aku.
Aku terbaring lemas dan tak berdaya tetapi bisa bisanya aku masih sempat memikirkan kamu. Fan.

Aku, mengalami gagal ginjal. Bunda menolak untuk aku cuci darah sebab kata bunda kalau sudah cuci darah sekali seterusnya akan begitu. Dokter-pun mengatakan bahwa kemungkinan ku untuk sembuh total hanya 35% saja.
Aku, gagal ginjal sebab aku tidak pernah mendengarkan bunda dan kamu untuk tidak sering-sering meneguk kopi.

Bagaimana aku menjelaskannya?bahwa itu sulit sekali. Menghilangkan kebiasaan ku.
Kamu dan kopi sama saja fan. Sama sama membuat ku bahagia dan sama sama membuat ku sakit untuk akhirnya. Tetapi aku tidak pernah membenci kalian berdua.

Fan, mungkin ketika kamu membaca ini aku sudah tidak ada.
Fan aku mencintai kamu. Sedalam dalamnya."

Fanny membaca surat dari Bani yang ditaruh di dalam laci kamar Bani.
" Ban.. Maafkan aku. Aku yang terlalu bodoh ini tidak menyadari bahwa yg kamu lakukan kepada ku melebihi sebatas sahabat. Kamu tidak pernah menyatakannya pada ku. Sehingga ku fikir kamu hanya memperlakukan ku selayaknya sahabat.
Aku baru menyadari bahwa ketika kita menyayangi dan mencintai seseorang tidak lah harus diungkapkan tetapi sudah dapat di rasakan oleh tindakan.
Maafkan aku Bani. Aku juga sangat menyayangi mu. Tetapi hatiku sangatlah sombong karena tidak ingin menyatakan pertama padamu. Sebab aku takut kamu menolaknya.
Kamu memang yang terbaik Ban. Aku menyesalllll!!!!!" teriak fanny dengan terisak.

"fanny fanny. Kamu nggak boleh nangis seperti ini. Ikhlaskan kepergian Bani. Maafkan bunda juga karena tidak memberitahu keadaan Bani yang sebenarnya. Bunda sudah berjanji sama Bani untuk tutup mulut hingga kamu membaca surat ini.
Berbahagialah nak dengan Julian." Sahut Bunda Bani.

"tapi... Bun... Aku juga merasakan yang sama dengan Bani. Kebodohan dan kegengsianku mengantarkan ku pada penyesalan. Aku minta maaf bun telah menyakiti hati anak bunda. " lirih fanny.

Bani-pun meninggal dunia sebab kegagalan ginjalnya yang tak kunjung sembuh justru lebih parah. Bani percaya bahwa fanny adalah obatnya. Tetapi, ketika fanny pergi dengan yang lain, Bani mulai hancur dan tidak punya rasa kepercayaan dirinya lagi.
Fanny dihantui rasa menyesal yang sangat dalam. Tetapi fanny membalas kebaikan Bani dengan selalu mengunjungi rumah Bani dengan silahturahmi dengan Bunda dan Ayah Bani.
Fanny selalu menyempatkan diri untuk mampir dan terkadang bernostalgia masa-masa Bani hidup.
Bahkan, ketika Fanny meneguk secangkir kopi. Fanny teringat oleh Bani. Senyum Bani. Dan tingkah laku Bani.

Julian terkadang cemburu oleh Bani. Julian sambil menatap mata Fanny "beruntungnya Bani yang selalu diingat oleh kamu. Saingan ku bukan orang-orang yang sedang mendekati kamu tetapi saingan ku adalah masa lalu mu yang selalu hidup di hati kamu." jelas Julian.

Fanny dan Julian-pun hidup bahagia, begitu juga dengan Bunda dan Ayah Bani yang semakin romantis setiap harinya. Mereka selalu berkunjung ke makam Bani anak tersayang mereka.

End.

Sepertiga Malam dan Secangkir KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang