Part 2

92 12 7
                                    

"Aku sedang ada masalah," gumam Taehyung masih menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Masalah? Bukannya selama ini kau memang selalu punya masalah?" ucap Sungjae sambil tertawa yang membuat si pendengar akan merasakan sakit pada telinganya.

"Heii.. Kenapa kau malah tertawa? Aku serius dengan ucapan 'ku," ucap Taehyung yang sudah menegakkan kembali kepalanya.

"Aku juga serius, kau kan memang selalu membuat masalah dengan setiap orang, kenapa kau baru mengeluh sekarang, hah?" setelah berkata seperti itu, Sungjae kembali tertawa akibat perkataannya yang sebenarnya sama sekali tidak lucu.

"Terserah kau saja kalau tidak percaya. Kenapa kau ke sini?" tanya Taehyung yang mencoba mengalihkan tawaan Sungjae akibat pembicaraan mereka tadi.

"Hanya ingin memastikan apakah ucapan Jimin itu benar atau tidak." Sungjae sudah menghentikan tawaannya dan mencoba untuk serius.

"Memang ia berkata apa? Sampai-sampai kau yang sering masa bodoh sekarang terlihat peduli denganku," tanya Taehyung dengan mimik datar melihat Sungjae.

"Yahh.. Dia berkata bahwa kau sedang sensitif hari ini, sampai-sampai kau memarahi teman kesayanganmu itu," jawab Sungjae disertai nada ejekan.

"Memang benar aku memarahinya tadi pagi, tapi itu tidak sengaja. Aku hanya sedang malas dengan ocehannya yang membuat kupingku sakit tadi pagi."

"Wah.. Wah.. Aku baru tau ternyata seorang Kim Taehyung bisa juga merasakan sakit ya," ucap Sungjae yang akan memulai tertawa lagi namun segera diberi tatapan mengintimidasi oleh Taehyung.

"Oke, sorry. Tapi kenapa tumben sekali kau seperti itu, kau sepertinya memang sedang punya masalah yang serius." Sungjae yang sudah dalam tahap serius pun memajukan bangkunya agar lebih merapat ke meja Taehyung.

Taehyung yang melihat Sungjae yang tiba tiba mendekat langsung mendorong kepala Sungjae kebelakang, "tidak ada urusannya denganmu."

"Hei sakit tau, kau ini. Aku tau pasti ini tidak ada sangkut pautnya denganku, karena kau tidak pernah memikirkan orang lain kecuali keluargamu dan Park Jimin."

"Kau ini seperti tau saja isi kepalaku," ucap Taehyung sambil terkekeh.

Sungjae yang melihat hal itupun tersenyum, "karena aku memang tau semua pemikiranmu."

"Cihh.. Seperti peramal saja."

"Aku memang seorang pe-"

Tringgg.. Tringgg...

"Sial, sudah bel rupanya," maki Sungjae sambil beranjak dari tempat duduknya dan membalikkan kursi yang tadi sudah didudukinya.

"Lagian, kau ini bukannya beristirahat malah menghampiriku, sekarang siapa yang salah karena kau tidak bisa beristirahat, aku kan?" tanya Taehyung kesal yang melihat sikap Sungjae.

"Bukan bodoh, aku tidak kesal karena aku tidak bisa beristirahat, tapi aku kesal karena aku belum bisa mengetahui apa masalah 'mu walaupun kita sudah berbicara selama limabelas menit."

"Kan aku pintar menjaga rahasia," kekeh Taehyung.

"Tidak ada hubungannya. Sudahlah kita akan bicarakan ini lagi nanti saat pulang, karena istirahat selanjutnya aku tak bisa ke kelas 'mu, karena aku belum mengerjakan pr. Sudah ya, dah," ucap Sungjae sambil membalikkan badannya dan berjalan ke luar kelas.

"Iya, akan aku ceritakan padamu nanti kalau aku ingat," ucap Taehyung sambil mengeraskan suaranya agar terdengar sampai luar.

-----

Seorang namja sedang berjalan di koridor sekolah dengan keadaan murid-murid di samping kanan dan kirinya, namja itu sedang berjalan ke arah di mana ia akan bertemu dengan sahabat sejak kecilnya, yang selalu melindunginya.

"Tumben Taehyung tidak ke kelasku ya hari ini, apa dia masih marah karena aku mengganggunya pagi tadi? Atau dia sedang sibuk dengan tugas sekolah?" pikir namja tersebut sambil bertanya kepada dirinya sendiri, "Ahh... Mungkin dia memang sedang sibuk," gumam namja itu lalu mulai melangkah lagi ke tempat yang akan ia tuju.

Park Jimin, namja tersebut memang satu sekolah dengan Kim Taehyung, tapi mereka tidak sekelas. Kim Taehyung, ia berada di kelas 12-1, sedangkan Park Jimin, namja tersebut berada di kelas 12-5 yang memang jarak kelas keduanya lumayan jauh, jadi apabila mereka ingin beristirahat bersama mereka harus membuat janji dulu sebelumnya.

"Oh ya, kan dia tidak berbicara lagi setelah turun dari bus," gumam jimin lagi.

Jimin terus berjalan melewati kelas-kelas yang sudah mulai sepi karena memang waktu pulang sudah agak lama, dia butuh waktu yang tidak sebentar untuk ke kelas Taehyung karena memang kelas Taehyung berada di ujung gedung dan di atas lantai kelas Park Jimin.

"Hei, Chimchim." sapa seseorang tiba-tiba yang menyebabkan orang yang dipanggil namanya itu terhenti dan berbalik untuk mengetahui siapa yang memanggilnya tadi.

"Oh, hai Sungjae. Kau belum pulang?"

"Belum, aku ingin pulang dengan Taehyung hari ini. Kau sendiri sedang apa di sini, kan ini lumayan jauh dari kelasmu. Apa kau juga ingin pulang dengan Taehyung?"

"Iya, aku ingin pulang dengan Taehyung, aku juga ingin bertanya kenapa dia agak pendiam sekarang," ucap Jimin yang sekarang sedang berjalan bersama Sungjae ke arah kelas Taehyung.

"Aku juga sama. Dia membuat ku penasaran, kenapa seorang Taehyung bisa menjadi pendiam dan pemarah seperti itu"

"Apa kau merasa ia sedang menyembunyikan sesuatu Sungjae?" tanya Jimin tiba-tiba, karena untuk beberapa saat tadi mereka sempat terdiam.

"Sepertinya, aku juga tidak tau. Tapi saat aku ke kelasnya waktu istirahat, dia sempat berkata kalau memang dia sedang ada masalah." Jimin yang mendengar hal itu segera berhenti tiba-tiba dan melebarkan matanya.

"Benarkah?" tanya Jimin tiba-tiba. Ternyata perasaannya benar kalau Taehyung sedang tidak beres akhir-akhir ini.

"Iya. Oh, hai Taehyung," sapa Sungjae tiba-tiba yang membuat Jimin meluruskan kembali pandangannya.

"Hei kalian," sapa Taehyung sambil berjalan ke arah mereka, "Aku kira kau tidak jadi pulang bersamaku Jae."

Sungjae yang mendengar hal itu langsung tersenyum dan berucap, "Pastinya aku akan pulang bersama 'mu karena aku sangat penasaran dengan masalah 'mu itu" ucap Sungjae yang hanya dibalas Taehyung dengan senyuman.

------

Tbc~

Kalau kalian mengapresiasi cerita ini tolong beri vote serta saran dan komentar ya, gumawo 💕💕💕


STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang