Dia?

11.9K 386 0
                                    

"Pagi ma, pa" sapa Sasa saat turun melewati anak tangga sambil tersenyum. Sasa adalah panggilan untuk marissa sejak ia kecil.

"Pagi sayang" jawab Mama Ratih, Mamanya Sasa. "Kamu mau jualan di pasar apa mau ke kampus sih, Sa? banyak banget bawaan kamu?" tanya mamanya.

"Ke pasar! ya ke kampus lah ma" jawab Sasa sambil cemberut.

"Loh kok tiba-tiba jadi cemberut gitu sih anak papa ini, hemm?" tanya Pak Wicaksono, Papanya Sasa sambil memberikan permen pada putrinya.

"Ih papa, Sasa bukan anak kecil tau! " ujar Sasa tak terima.

"hari pertama OSPEK udah disuruh bawa peralatan tempur kayak gini" jawab Sasa sambil menyantap roti bakar ala mama favoritnya.

Ya, hari ini adalah hari pertama sasa OSPEK di kampusnya. Tugas di hari pertama ia rasa cukup berat,bukan berat sih tapi lebih tepatnya memalukan...hiks.

Hari ini Sasa sudah siap dengan berbagai macam peralatan tak jelasnya, lihat saja ada balon, kertas hias, dan bakul nasi. Ya Ampun Sasa sampai nggak ngerti dengan konsep OSPEK kali ini.

"Ya sudah Sasa berangkat ke kampus dulu ya, takut telat" ujar Sasa sambil mencium tangan papa dan mamanya.

----------🍁🍁-----------

Di kampus

"Bagi peserta OSPEK harap segera berkumpul di lapangan, bagi yang terlambat baris di bagian paling belakang untuk segera mendapat hukuman!!!" teriak salah satu pengurus OSPEK.

" Bil.....ayo buruan, lima menit lagi nih...bisa telat kita" teriak Sasa pada sahabatnya.

"Iya iya , tunggu Sa, ribet nih bawaannya" jawab Nabila, sahabat Sasa. Sasa hanya tertawa geli melihat tingkah sahabatnya itu.

Nabila adalah sahabat Sasa sejak dia SMA sampai sekarang mereka masuk ke perguruan tinggi yang sama.

Tak lama kemudian semua para peserta OSPEK telah berkumpul dilapangan sesuai aba-aba panitia OSPEK.

Setelah perkenalan dari para panitia acarapun berlanjut ke sesi perkenalan beberapa anggota mahasiswa baru.

"Kamu yang yang pakai jilbab lebar biru maju, perkenalkan diri dan apa saja yang kamu bawa hari ini" tunjuk ketua OSPEK pada salah satu anggotanya.

"Hah gue?" gumam sasa

"Emmm...maaf saya kak?" tanya Sasa sambil menengok kiri kanan untuk memastikan.

"Ya kamu, memang ada yang lain?" jawab laki-laki itu.

Sasa melangkah maju dengan rasa gugup, ia pun maju sambil beristighfar dalam hatinya. Jujur, ini pertama kalinya ia harus tampil dimuka umum terlebih lagi banyak mata menatapnya saat ini.

"Bismillah" ucapnya pelan

"Assalamualaikum semuanya, perkenalkan nama saya Marissa Ayu Wicaksono panggil saja Sasa" ucapnya lantang meski dalam hatinya rasa gugup masih menyelimuti.

"Kebetulan hari ini saya masuk kelompok B dan membawa peralatan seperti yang teman-teman lihat sebagai tugas di hari pertama, sekian terima kasih"

"Siapa nama ketua kelompokmu? "

"Hem... Bayu, kak"

"Oke cukup, kamu bisa kembali ke barisan" ujar laki-laki itu mempersilahkan.

Setelah perkenalan dengan beberapa mahasiswa baru dirasa cukup, akhirnya semua barisan dibubarkan untuk menuju ke lingkaran kelompok masing-masing.

🍁🍁🍁

"Gila...panas banget hari ini, Sa" keluh Nabila sambil mengipaskan bukunya.

"Iya alhamdulillah bikin keringat kita jadi cepat kering" jawab Sasa asal sambil tertawa.

"Ah lo mah gitu, tau gue ujung-ujungnya" sahut Nabilah sambil menahan kesal.

"Ya kan biar jadi adem, ngeluh doang nggak bikin panasnya ilang kali" kali ini Sasa tak bisa menahan tawanya melihat raut wajah sahabatnya yang sedang kesal.

Serangkaian acara di kampus berhasil ia lalui dengan penuh perjuangan. Berbagai kegiatan kelompok membuat badannya berkeringat penuh karena hampir seharian mereka beraktivitas diluar ruangan.

____________

Dengan langkah terburu-buru Sasa yang sedang berlari pun menabrak seseorang . Dia pun kaget, saking kencangnya berlari dia sampai tidak melihat orang disekitarnya.

Bruuukkkk

"Aawww" terdengar suara rintihan seseorang

"Maaf..maaf saya sedang terburu-buru, anda baik-baik saja?" Sasa meminta maaf lalu bertanya pada pria yang tak sengaja ia tabrak. Sifat cerobohnya selalu saja begitu.

"Tidak apa-apa, lain kali hati-hati dan jangan ceroboh" jawab pria itu dengan nada dingin.

"Ah iya, sekali lagi saya minta maaf, saya beneran nggak sengaja" Sasa benar-benar menyesal.

"Hem"

Ya ampun, Sasa benar-benar merasa tidak enak. Meskipun pria itu memaafkan, namun sikapnya cukup membuat Sasa merasa semakin tak enak hati.

"Segitu bencinya dia sama sikap gue? Jawabannya singkat banget" batin Sasa.

Namun karena Sasa terburu-buru
akhirnya ia pun mengacuhkan begitu saja, ada hal penting yang harus Sasa kerjakan.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang