Nevermind part 1

606 40 1
                                    


Jam masih menunjukkan pukul 05:15 am yang artinya masih terlalu pagi untuk semua orang beraktivitas, kecuali seorang gadis bernama Tiffany ini. Sejak tadi ia mondar mandi di balkon kamar apartemennya yang terletak tak jauh dengan sungai Han, pemandangannya indah. Entah apa yang membuat gadis tersebut gelisah, tetapi sepertinya bukan masalah biasa yang ia pikirkan saat ini. Wajah yang biasanya ceria menghiasi layar kaca tak terlihat begitu sekarang. Wajahnya muram dan terlihat putus asa.

Kringg... kringg..

Suara Hp nya membuyarkan lamunannya. Tiffany mengangkatnya.

"Kau sudah bangun, kan? Atau aku membangunkanmu?" tanya seorang bersuara berat di seberang sana.

"Tidak. Aku sudah bangun, ada apa?"

"Maaf sebelumnya aku menelfon pagi-pagi, tapi aku ingin mengabarimu, sebelum aku pergi."

"Pergi kemana?" tanya Tiffany acuh tak acuh.

"Aku harus mempersiapkan konserku di Tokyo untuk minggu depan. Kau tahu kan, yyaa.. hm.."

"Ya aku mengerti. Jadi?"

"Aku akan pergi ke Tokyo selama 1 minggu, setelah itu aku akan ke Amerika 2 minggu untuk bekerja sama dengan agensi di Amerika, dann.." kata-kata tersebut tak bisa diteruskan karena Tiffany menyelanya.

"Tak usah kau jelaskan. Aku juga harus buru-buru. Intinya, kau harus pergi dan tak bisa menghubungiku, kan?"

"Bukan tak bisa, hanya saja jarang."

"Yasudah, tak apa." Tiffany langsung menutup telfonnya tanpa menunggu balasan kata dari seorang lelaki yang sebenarnya adalah Nichkhun. Tiffany pun langsung mematikan daya ponselnya untuk menghindari panggilan Nichkhun selanjutnya.

Tiffany tak bisa memendam masalah  ini. Iya dia harus memberi tahu sahabat-nya. Tanpa basa-basi Tiffany pun membuka laptop dan mengechat akun Line Sunny. Mereka berencana bertemu di sebuah cafe langganan yang tak jauh dari apartemen keduanya.

"Jadi apa masalahmu sampai kau meyeretku kesini?" tanya Sunny sambil menyeruput Americanonya.

"Aku tak menyeretmu." Tiffany membela diri.

"Ya lalu?"

"Kau datang dengan sendirinya."

"Aku tak datang jika kau tak memintaku."

"Aku kalah," kata Tiffany pasrah.

"Jadi apalagi masalahmu kali ini? Mengenai siapa lagi?"

"Hei! Hentikan itu! itu memberi kesan seakan aku selalu bermasalah dengan orang lain!" sewot Tiffany.

"Itu kenyataannya."

"Aku kalah dua."

"Jika kau tak mau cerita sekarang, aku akan pulang."

"Kau tahu kan kalau Nichkhun dengan Victoria bermain drama bersama?"

"Wait, itu bukan drama."

"Okey. Itu webdrama?"

"VARIETY!" teriak Sunny keras sehingga menimbulkan perhatian kepadanya dari para pelanggan cafe. Sunny pun memberi isyarat senyum kepada mereka yang artinya ia menyesal.

"Aku kalah tiga."

"Bukannya varietynya sudah  selesai kontrak? Dan Nichkhun pun sudah kembali ke aktivitas rutinnya, yahh... aktivitas bersama 2PM."

"Kau tahu? Nichkhun masih menyimpan fotonya dengan Victoria di ponselnya."

"Itu wajar," sahut Sunny dengan santainya.

"Apa katamu?"

"Why? Kau sewot? Bukan, maksudku itu wajar. Mungkin saja itu dari produser nya?"

"Tapi ia juga menghubungi Victoria akhir-ahir ini," nada bicara Tiffany kali ini pun sudah beda. Gemetar. Setengah mati menahan air mata agar jika ada yang melihatnya, sehingga tak akan ada gosip-gosip aneh.

"Hei, jangan menangis. Jika fans tahu, nanti ada rumor tak enak." Bisik Sunny.

"Iya ini aku juga tak menangis kan?"

"Yasudah, nantii aku coba bicara dengan Victoria. Kau pulang saja, tenangkan dirimu, ini kan libur, kau mau ikut jalan-jalan ke Hongkong?"

"Tidak, terimakasih. Aku pergi dulu." Pamit Tiffany seraya meninggalkan Sunny di cafe iitu.

NevermindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang