Part 4

15.8K 573 185
                                    

Hening.

  Desiran angin sore menghantam tubuh Reyhan. Sesekali ia menyeruput Teh Hijau di taman belakang rumahnya. Ia mengambil handphone dari saku celana seragam tentaranya dan mulai mengetik nama wanita kesayangannya.

"Halo,Rey?" Terdengar suara disebrang sana.
Reyhan tersenyum.

"Halo Ma,apa kabar?" Tanya Reyhan lembut.

"Mama baik aja Rey. Minggu depan Mama pulang" Otomatis senyum Reyhan mengembang mendengar perkataan Mamanya.

Percakapan via telpon itu berlanjut. Sesekali Reyhan tertawa kecil, tak henti-hentinya ia tersenyum.
* * * *

"Huuftth.. cape banget" keluh Fitri.

"Halah pit, baru juga datang sejam yang lalu Uda ngeluh aja" ujar Saniya sewot.

"Yee.. santai kali. Emangnya kamu disini dari jam berapa?" Balas Fitri tak kalah sewot.

"Dari jam 2" jawb Saniya singkat.

"Ya elah San,aku kira kamu kaya Ghea dari pagi. Kalo gitu mah sama aja." Ucap Fitri sambil berkacak pinggang.

Ghea hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan 2 sahabatnya itu.
"Kalian masih mau debat nih?" Tanya Ghea sakarstik.

"Nih si Fitri,Ghe. Kerjaannya ngeluh mulu" Ujar Saniya sambil melihat kuku-kuku panjang dijari lentiknya.

"Yeee, kamu aja yang terlalu sewot San. Ghea aja ga marah" ujar Fitri yang tengah berdiri di depan kaca sambil membenarkan bentuk hijabnya.

"Kalian udah deh,masalah kecil doang. Sekarang lagi banyak pelanggan,kalian mau pelanggan pada kabur karna denger kalian debat?" Ghea menunjuk kearah meja pelanggan. Fitri dan Saniya hanya terdiam.

"Sekarang ayok maafan,terus balik kerja lagi." Tegas Ghea.

"San maafin aku ya" ujar fitri tulus.

"Iya Pit aku juga minta maaf ya" ucap saniya sembari memeluk Fitri.

"Aaa sayang Pipit" "aku juga sayang kamu San" ucap mereka berdua.

"Ayok ayok udahan dramanya"

Krrrriiiinggg.
"Ghe.. Ghe.. coba liat deh siapa yang datang" ujar Saniya sembari menunjuk kearah pintu.

"Gilaaa...ganteng bangettt" ujar fitri dengan penuh semangat.

"Siapa?" Tanya Ghea.
Ghea pun membalikan tubuhnya. Ia terkejut mendapati laki-laki yang tengah berdiri didepan pintu cafe, lengkap dengan seragam polisi bertuliskan 'TARUNA' yang menandakan laki-laki itu masih siswa akpol.
Semua mata yang ada di cafe "Sweet Candy" ini melihat laki-laki itu dengan tatapan penuh puja.

Ghea menegang,seperti terhipnotis saat laki-laki itu tepat dihadapannya.

Hatinya berdetak kencang.
Deg.
Deg.
Deg.

Senyumnya merekah.
"Rio..!!" Teriaknya penuh semangat.
* * * *
Matahari sudah mulai beranjak naik menampakan sinarnya, Reyhan pun sudah rapi dengan seragamnya sambil memasang sepatu di teras rumah. Setelah selesai Reyhan bergegas masuk ke dalam mobil dan memacunya.

Setelah sampai Reyhan bergegas turun dari mobilnya. Derap sepatunya terdengar jelas di koridor markas besar tentara itu. Semua anak buahnya sudah berbaris rapi dilapangan, tegap dan tak tergoyahkan.

Dengan seragam ketat, tubuh tegap, para perwira itu kompak memberi hormat saat Reyhan berdiri didepan mereka. Reyhan membalas hormat. Serentak para Tentara Muda itu kembali ke posisi siap.

"Gus!!" Panggil Reyhan.
"Siap Ndan!!" Laki-laki berpangkat Letnan II itu menghampiri Reyhan dan memberi hormat.
"Tolong,kamu atur anak-anak. Saya mau bicara sama Jendral." Ujar Reyhan dengan tegas.
"SIAP LAKSANAKAN!!" Teriak Agus dengan lantang.

"Barisan saya ambil alih. Setelah aba-aba saya, kalian boleh bubar untuk sarapan. 20 menit. Setelah itu kembali kesini. Kalo ada satu orang yang terlambat satu pleton saya hukum. MENGERTI?" Perintah Agus.
"SIAP MENGERTI!!" Ujar Tentara Muda serentak.
"BALIK KANAN, BUBAR JALAN!!"

* * * *
"Selamat pagi Ndan! Ada apa? Tumben manggil keruangan" Sapa Agus pada Reyhan.

Reyhan sudah berteman dengan Agus sejak masih mengenyam pendidikan di Akademi Militer. Usia mereka pun tak terpaut jauh, hanya beda beberapa bulan saja. Oleh karna itu, Agus tak segan bergurau atau berbicara santai kepada pimpinannya ini.

"Gimana uda beres?" Tanya Reyhan.
"Kamu cuma mau tanya ini?" Agus balik bertanya dengan santai.
"Hufth..Hari ini saya izin" Jawab Reyhan.
"Terus?" Tanya Agus sembari duduk di sofa.
"Ketemu Ghea" Ujar Reyhan
"Cie, jadi gimana? Uda siap melepas masa lajangmu?" Tanya Agus menahan tawa.
"Saya cape" Jawab Reyhan singkat.

Agus sudah sangat paham dengan sifat sahabatnya ini. Itu artinya ia disuruh diam jangan banyak bertanya. Karna, sifat dingin dan datar Reyhan takkan bisa di kalahkan.

"Oke, kalo gitu semangat ya" Ujar Agus sambil menepuk-nepuk lengan Reyhan. "Aku ke kantin dulu laper" lanjut Agus dengan cengirannya yang khas lalu pergi dari ruangan Reyhan.
Reyhan meraih handphone di saku celannya, membuka galeri. Terpampang lah wajah seorang Ghefara Winata.

"Huffth.." Reyhan membuang nafas kasar. Lalu ia berdiri didepan kaca membenarkan seragamnya. Sekali lagi ia melihat layar handphonenya. Setelah ia yakin, ia pun langsung pergi menuju cafe "Sweet Candy"
* * * *
Sebuah mobil berhenti tepat didepan cafe "Sweet Candy".

Reyhan duduk terdiam di dalamnya, melihat lurus ke dalam cafe. Terlihat seorang gadis yang menggunakan kaus berwana putih berlengan pendek dan celana jeans hitam yang melekat pas ditubuhnya. Gadis itu tersenyum lembut pada pelanggan, melihatkan lesung pipinya. Membuatnya terlihat sangat cantik dengan kulit putihnya, rambut kecoklatan sepunggung yang sengaja ia biarkan terurai, mata indah, hidung mancung, dan pipinya yang sedikit chubby. Ah, pikiran Reyhan sangat kacau. Bagaimana bisa ia memperhatikan Ghea sebegitu detailnya.

Tok tok tok..

Reyhan lantas menoleh, dan betapa terkejutnya ia melihat gadis yang sedang ia pikirkan mengetok jendela mobilnya. Ia pun membuka kaca jendela mobilnya.
"Mas Reyhan, udah lama disini? Ayok masuk." Ucap Ghea. Reyhan mengangkat satu alisnya, seakan mengerti Ghea langsung menjawab.
"Tadi Bunda telpon, katanya Mas Reyhan mau datang ke cafe. Terus waktu aku liat ada mobil aku samperin deh." Ghea menjelaskan. Sekali lagi Reyhan mengangkat alisnya tak hanya satu kali ini dua-duanya, memperlihatkan kalo ia sedang berfikir bagaimana Ghea tau bahwa itu adalah mobilnya.

"Waktu itu mobil ini yang Mas Reyhan pake buat ke restoran kan? Nah, aku inget plat nomernya." Ujar Ghea sekali lagi menjelaskan.

Ghea tiba-tiba merasa tubuhnya dipeluk dari belakang.

"Rio.. lepasin deh." Ghea berusaha melepas pelukan Rio.
"Ih galak banget sih." Ujar Rio sambil mencubit pipi Ghea gemas.

Reyhan yang melihat kejadian ini terdiam, ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

'Apa ini pacar Ghea?' Batinnya.

❤💙💚💛💜
Huh, akhirnya part 4 selesai. Udah 900+ words yaa.
senin depan aku mau UNBK doain ya moga dapet nilai bagus hehe😂
Btw jangan lupa vote dan comment ya, supaya aku lebih semangat nulis ceritanya😊
Thx for 1k+ viewers gaes luvyu😙

XOXO R

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU CHANGE MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang