Part 9 - Memanfaatkan

10 1 0
                                    

Keesokan harinya....

Bip... Bip... Bip... Bip...

Kasya terbangun dengan suara alarm yang menggangu pendengarannya. Dengan jalan gontai, Kasya pergi ke kamar mandi. Kurang lebih 10menit Kasya mandi, dia kaget saat keluar dari kamar mandi. Dia melihat sebuah gaun pengantin berwarna pink, sangat cantik dan indah. Dia tidak tahu, mengapa gaun tersebut ada didalam kamarnya.

"Maaaa!!! Ini gaun pengantin siapa??!!" Tanya Kasya sambil berteriak dari dalam kamar.

"Itu gaun kamu nak!! Kan sekarang ada bazar disekolah kamu!!" Jawab mama Kasya teriak juga dari lantai bawah.

Kasya bingung, apa hubungannya gaun pengantin dengan bazar disekolah. Kasya berfikir keras untuk mengetahui tentang gaun pengantin ini.

"Ohhhhhhh!!!!"

Kasya ingat, bahwa bazar disekolahnya bertema pernikahan, dan dia adalah pengantin wanitanya.

Dengan segera dia memakai baju pengantin tersebut dengan susah payah.

"Huh! Akhirnya beres juga" Kasya lega karna baju pengantin itu sudah merekat pada tubuhnya yang bisa dibilang bodygoals itu.

Kasya kembali mencari-cari heels miliknya yang berwarna pink, serasi dengan warna gaunnya. Kasya mencari kesana-kemari tapi hasilnya nihil, dia sama sekali tidak menemukan heels tersebut.

"Ma!! Liat sepatu heels Asya gk yang warna pink!! Kok di rak sepatu Asya gk ketemu!!" Teriak Kasya.

2 menit berjalan tidak ada jawaban dari pertanyaan yang Kasya lontarkan. Dengan malas Kasya keluar kamar untuk mencari keberadaan mamanya.

Dengan hati-hati dan perlahan Kasya turun tangga karna dia takut salah injak dan berakhir tragis di tangga tersebut. Baru saja Kasya hendak pergi ke dapur, mama Kasya datang sambil menatap Kasya kagum.

"Ya Ampun! Ini beneran anak mama?" Mama Kasya memperhatikan Kasya dari atas sampai bawah lalu tersenyum ke arah Kasya.

"Yaiyalah ini anak mama. Ma, mama liat heels Asya yang warna pink gak?? Asya udh cari di rak sepatu kamar Asya tapi gk ketemu" Kata Kasya sambil melirik-lirik kesana kemari.

"Udah mama jual di toko online, trus uangnya mama pake buat beli baju pengantin yg kamu pake sekarang"

Seketika Kasya melongo dengan jawaban yg mamanya berikan. Mama Kasya begitu polos dan tidak berdosa saat menjawab pertanyaan tersebut.

"Lah!! Trus sekarang Asya pake heels apa ke sekolah? Masa harus nyeker?"

Kasya bagai kehilangan mood untuk sekolah, bayangkan saja jika dia pergi ke sekolah nyeker/tidak menggunakan alas kaki, sangat memalukan.

"Kan kamu bisa pake heels yang lain, kamu kan punya heels sekarung" jawab mama Kasya enteng.

"Tapi Asya gk punya yg warnanya sama kayak gaun pengantin ini maa"

Rasanya Kasya ingin sekali mengutuk mamanya menjadi batu tapi itu tidak mungkin, yang ada malahan dia yang dikutuk oleh mamanya menjadi batu.

"Yaudah kamu telpon aja pacar kamu si Keiko trus minta dia anter kamu beli heels ke mall, abis dari mall kamu langsung ke sekolah"

Benar juga sih apa yang dikatakan oleh mama Kasya, kenapa dia gk suruh aja Keiko buat nganter dia beli heels, punya pacar kok gk digunain.

"Iya juga sih? Kenapa Asya gk kepikiran ya? Yaudah Asya mau telfon Keiko dulu buat anter Asya ke mall"

Which One? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang