Orang Yang Bermuka Dua

1.3K 115 17
                                    

Kejadian masa lalu masih membekas di dalam pikiran dan hati Jiraiya, di hari Sabtu siang dia terbangun dengan peluh mengalir deras membasahi wajah nya yang penuh kerutan. Saat ia dengan tega mengusir calon menantu dan putrinya sendiri, bagaimana wajah Kushina saat ia ditampar di depan banyak orang, perjodohan yang ia paksakan demi nama baik keluarga, semua masih tersimpan dengan baik dalam memori otak tuanya. Jiraiya mengusap keningnya, ia bangkit dan membersihkan diri, seraya menengok cuaca di musim panas. Tsunade memilih tidur terpisah dengannya semenjak tahu kabar kematian putri sulungnya, istrinya jadi lebih pendiam dan tidak cerewet seperti saat mereka muda dulu. Kadang, Jiraiya merindukan omelan Tsunade di pagi hari yang memarahinya akibat terlalu sering begadang untuk menyelesaikan proposal perusahaan. Lalu dia akan menertawakan sikap istrinya, atau Tsunade yang akan merajuk seperti remaja labil dipenuhi hormon cinta. Ah, dia merindukan Tsunade yang dulu.

"Tidak ada salahnya menghibur diri dengan keluar meminum kopi. Kudengar ada cafe bagus di tengah kota."

Seperti biasa, sarapan ia lalui seorang diri, Nagato sibuk mengurusi Uzumaki Corp di kantor, jam sudah menunjukkan pukul sebelas, dan cucu nya sudah bisa dipastikan keluyuran bersama kawan-kawan nya. Jiraiya sedikit menyesal lantaranterlalu memanjakan Karin. Dan Konan, ah ya ngomong-ngomong soal Konan, dia sangat merindukan putri bungsunya itu. Bagaimana keadaan nya saat ini? Apakah ia sudah bahagia dengan orang yang tepat? Apa gadis kecilnya sudah bisa melupakan Jiraiya dengan sifat diktaktor dan ambisiusnya? Mungkin saja, karena Jiraiya yakin gadis kecil yang pernah ia gendong dulunya kini sudah beranjak dewasa.

"Shi, antar aku ke cafe di tengah kota, kalau tidak salah Karin pernah berkunjung ke sana." ucap Jiraiya lengkap dengan setelan jas mahal nya, sedangkan Shi sudah menyiapkan mobil dan menunggu tuan nya.

Konoha sudah banyak mengalami perubahan, beberapa bangunan besar berdiri tegap memenuhi lahan kosong, perkantoran dan toko-toko berjejer rapi. Jiraiya mengaku hidupnya terlalu monoton, semua bisa ia lakukan tanpa perlu bersusah payah, bahkan meluluhkan hati istri nya yang menolak keras perjodohan Karin tempo hari. Oh lihat dia, pria tua kesepian yang kehilangan semangat dalam hidupnya. Musim panas tiba lebih awal, mengusir musim semi yang masih ingin dinikmati sebagian besar orang. Hiruk pikuk manusia memenuhi jalan raya. Sebuah cafe sederhana dengan warna dasar merah berhasil mencuri perhatian Jiraiya dan langsung meminta Shi menghentikan mobil.

"Di sini, turunkan aku disini, jemput aku pukul satu lebih tiga puluh menit untuk rapat nanti." ujar Jiraiya tanpa memandang tangan kanan nya sedikitpun, kaki nya melangkah memasuki pintu dan disambut oleh seorang waitress.

Shi mengumbar senyum setipis benang,'Selamat bekerja, Hime-sama.' ia melajukan mobil, berputar arah dan kembali ke Mansion Uzumaki.

.

.

.

"Ah! Selamat datang! Silahkan ikuti saya, tuan." Naruto menyambut ramah, mempersilahkan Jiraiya duduk di bangku dekat jendela. Kebetulan ada pergantian shift, Gaara menyuruhnya menjadi waitress sesekali, mengingat Matsuri sering sekali mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas tersebut.

"Dari mana kau tahu aku ingin duduk di sini, nak?" tanya Jiraiya belum memandang wajah gadis di depannya karena terlalu sibuk merapikan jas nya. Sampai ia duduk dengan nyaman, dan sebuah buku menu tersampir di kedua tangannya, barulah Jiraiya menatap balik kedua manik saphire Naruto dengan penuh keterkejutan.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" serunya berang, seketika hatinya berdesir tak nyaman. Naruto mundur selangkah. Ia mengedip sedikit takut, mendengar bentakan dari tamu yang baru saja ia sambut. Jiraiya merasakan oksigen menipis, jantungnya berpacu dua kali lipat mendapati wajah familiar di masa lalu kembali muncul di hadapan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Library is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang