III

30 5 0
                                    

"Baby, baby blue eyes
stay with me by my side
'til the mornin',
through the night"

Lagu itu terus kudengarkan berulang-ulang. Meskipun berulang-ulang, hal itu tidak membuatku bosan. Hari ini adalah hari terakhir keberadaanku di Toronto.

       Tidak terasa sekali ternyata besok aku dan keluargaku akan pindah ke Montreal. Tidak pernah terpikirkan olehku bahwa kami akan tinggal di Montreal. Aku harap aku bisa mendapatkan kebahagiaan disana.

"Sky, apakah kau sudah siap untuk tinggal di Montreal?" tanyaku kepada Sky.

"Tentu saja!" ujar Sky dengan semangat.

       Bisingnya pesawat dan ramainya bandara mulai terasa setelah kami turun dari taksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bisingnya pesawat dan ramainya bandara mulai terasa setelah kami turun dari taksi. Kami sudah berada di Toronto Pearson International Airport.

       Aku pun langsung mengambil koper dan ayah sibuk membayar taksi, ibu menyuruh Sky dan aku untuk selalu bersama karena saat ini bandara sedang ramai. Kami pun bergegas menuju gerbang keberangkatan, ramainya orang membuat kami kesusahan berjalan, aku sibuk memperhatikan sekeliling bandara dan mencari gerbang keberangkatan.

       Kami pun sampai didepan gerbang. Aku langsung mengetahui itu gerbangnya karena melihat box kuning diatas gerbang yang bertuliskan "Depature" yang berarti keberangkatan.

       Ayah menyuruh aku dan Sky untuk memegang koper dan bersiap siap untuk masuk, tetapi sebelum masuk kami harus mengantri untuk di-check tiket kami dan barang bawaan kami.

       Antriannya tidak begitu panjang, hanya 10 orang didepan kami. Mereka mengenakan baju yang sama dan membawa tas punggung yang besar. Mungkin mereka ingin berkemah atau mendaki gunung, pikirku.

       Mereka pun masuk dan aku sudah tidak sabar untuk masuk, akhirnya giliran kami  yang di-check. Senyuman petugas menyambut hangat saat kami di depan gerbang. Petugasnya pun masih sangat muda, dia mengenakan baju seragam bewarna biru dan rok yang juga berwarna biru. Petugas itu menyapa kami dan menanyai tiket keberangkatan kami. Ayah pun langsung menunjukkan tiket itu kepada petugas tadi. Setelah tiket dan semua barang di-check, kami pun bergegas menuju pesawat.

       Ayah memberitahu tempat dudukku dipesawat, aku sangat senang karena tempat dudukku berada didekat jendela, jadi aku bisa leluasa melihat diluar pesawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Ayah memberitahu tempat dudukku dipesawat, aku sangat senang karena tempat dudukku berada didekat jendela, jadi aku bisa leluasa melihat diluar pesawat. Sky duduk disebelahku, kami memandang keluar jendela dan memikirkan kenangan kenangan selama disini.

"Akankah kita kembali lagi kesini?" tanya Sky.

"Aku tidak tahu, semoga saja kita akan kembali lagi kesini" jawabku.

"Ya, semoga saja" ucap Sky dengan penuh harapan.

30 menit telah berlalu. Aku sedang melihat ke jendela. Aku sangat suka melihat awan. Sesekali, terlihat laut oleh mataku. Ya, aku sangat suka jika tempat dudukku berada di dekat jendela karena aku bisa melihat dunia yang luas ini.

       Kami sudah berada di Montréal-Dorval International Airport

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami sudah berada di Montréal-Dorval International Airport. Ya, lebih tepatnya, kami sudah berada di Montreal. Kami sedang menunggu taksi datang. Sementara menunggu, aku melihat sekeliling. Dan, aku melihat laki-laki berkacamata yang sedang berdiri. Sepertinya dia sedang menunggu seseorang, pikirku.

Tetapi, sepertinya aku pernah melihat lelaki itu. Dan, hey... aku memang pernah melihatnya, dia adalah kutu buku tampan yang aku lihat di perpustakaan waktu itu.

To be continued...

The Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang