awal dari semua

4.3K 329 13
                                    

Forgotten Diamond
.
.
.
Disclaimer Masashi Kishimoto
.
.
By Deera Dragoneela
.
.
FemNaruto-Kurama
Family/Hurt/Comfort
.
.
.0.
.

"

Otou-sama, Okaa-sama, lihat! Aku mendapatkan juara satu" Naruto menunjukkan rapornya dengan penuh semangat pada kedua orang tuanya, yang baru pulang dari perjalanan bisnisnya.

Sesaat, keduanya saling pandang dengan kedua sudut bibir yang melengkungkan sebuah senyum. Ada binar bangga, yang sayangnya tak sempat Naruto lihat.

Karena hanya sekejap kemudian, kedua orang tuanya berpaling. Tak ingin melihat sosoknya. Karena disaat keduanya menatap gadis itu, ada sosok lain yang muncul dalam bayangan mereka.

Sosok lain yang kini tak bersama mereka, dan itu, membuat keduanya merasakan sakit. Sakit yang sama seperti beberapa tahun yang lalu ketika keduanya kehilangannya. Kehilangan permata berharga mereka..
"Otou-sama-"

"Kami lelah, Naru" Potong Minato cepat diikuti Kushina yang segera pergi. Pergi meninggalkan gadis kecil mereka sendiri di ruang tamu.

Tempat gadis yang kecil mereka menunggu sejak pulang sekolah hingga kepulangan mereka.

Melupakan makan siang dan makan malam yang seharusnya dilakukannya. Dan yang gadis itu dapat, hanya luka. Sang permata yang terlupakan..

Kedua orang tuanya tak menyadari, jika luka mereka telah membuat putri mereka itu mengalami luka yang lebih banyak.

Mereka tidak menyadari, dan lebih memilih menyibukkan diri. Melupakan permata hati mereka yang lain.

"Otou-sama, Okaa-sama..." Air mata gadis itu berlinang. Ini memang bukan penolakan yang pertama, tapi dia sudah mulai lelah.

Hatinya sakit. Apa yang bisa gadis remaja tanggung lakukan, jika mengalami penolakan sekian tahun? Bukan hanya mereka yang sakit. Dia juga merasakannya.
.
.
.
"Ohayou" Sapa gadis itu di meja makan, yang tak dibalas oleh seorang pun dari keluarganya. Tersenyum miris dalam hati, dia pun menghela nafas menahan rasa sesak didadanya. Sudah biasa.

Tak perlu terkejut, tak perlu mengeluh. Semua sudah biasa. Sudah menjadi makanan sehari-harinya sejak belasan tahun yang lalu.

Dengan senyuman gadis itu pun mengambil nasi dan lauk untuk sarapannya. Sesekali, tanpa gadis itu sadari, sang kakak, Kurama, menatapnya sendu.

Dia juga merasakan sakit seperti kedua orang tuanya, namun dia juga tak mampu berinteraksi dengan adiknya itu seperti dulu. Hingga dia pun mengabaikan gadis itu, meski selalu memantaunya diam-diam.

'Maafkan aku, Naru' - batinnya sendu.
Melihat senyum yang tak sampai ke mata adiknya membuat dadanya sesak, hingga dia memilih mengakhirinya dan berangkat ke kantor.

"Aku berangkat" Pamitnya.

"Hati-hati di jalan" Balas orang tuanya bersamaan. Membuat gerakan menyendok gadis pirang di meja itu berhenti, merasakan sengatan menyakitkan di hatinya. Melanjutkan acara makannya senormal mungkin, gadis itu mencoba mengabaikan kedua orang tuanya yang terlihat tergesa menyelesaikan acara sarapannya.

Seolah gadis itu memiliki wabah mematikan yang bisa menular.
Dan tanpa pamit, keduanya pergi meninggalkan gadis mereka sendirian dalam keheningan. Selama ini, semuanya terjadi seperti ini saja. Begini saja.

forgotten diamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang