The Buron
Disclaimer Masashi Kishimoto
By Deera Dragoneela
.
Previous Chapter~"Tidak mau" Pekik gadis itu
mengagetkan Naruna dan Yugao. Jangan lupakan juga gadis kecil itu yang kembali memeluk erat leher jenjangnya.
"Yu-yui..."
"Pokoknya tidak mau. Mama pasti ninggalin Yui lagi nanti" Dan kembali isak tangis terdengar dari mulut gadis kecil itu.
Oi, oi... Apa tidak capek ya, dari tadi nangis terus? Batinnya lelah.
"Tidak kok." Naruna membelai rambut panjang itu lembut, berusaha membujuk. "Mama cuma mau ke kamar sebentar meletakkan ransel mama" Ujarnya memutuskan mengikuti sandiwara ibu dan anak ini.
Terlihat Yugao menatapnya simpati, kala melihat wajah lelah dan pasrahnya kini. Jangan lupakan, jika sejak pertemuan mereka tadi wajah Naruna sudah pucat pasi. Hal itulah yang membuat Yugao memutuskan membantu Naruna, karena khawatir gadis itu akan pingsan kapan saja.
"Yui-chan... Mamamu tidak akan kemana-mana kok. Percaya pada Bibi" Yui mulai menatap keduanya dalam diam.
"Biarkan Mamamu meletakkan tasnya, ne? Lihatlah, wajah Mama Yui pucat begitu karena menggendong Yui sejak tadi" Dan ucapan Yugao membuat Yui luluh. Gadis itu bisa melihat wajah lelah dan pucat Naruna, sehingga mau duduk sendiri di sisi tubuh Naruna dalam diam, tapi tatapannya tidak lepas dari Naruna.
"Good girl " Bisik Naruna sambil membelai pucuk kepala Yui sayang.
"Mama mau ke kamar sebentar ganti baju. Yui sama Bibi Yugao dulu, na?" Meski enggan, gadis kecil itu akhirnya mengangguk sambil terus memperhatikan Naruna yang melangkah menuju kamar sahabatnya untuk meletakkan tas ranselnya yang besar dan beberapa barang belanjaannya yang berupa baju untuk digunakannya seminggu ke depan.
Di dalam kamar itu, Naruna mendudukkan tubuhnya sejenak di tepi ranjang sambil memijit pangkal keningnya.
Ada apa ini? Apa yang akan terjadi sebenarnya? Apa ini hukuman untuknya karena telah berani menginjakkan kakinya kembali ke Jepang, meski sudah dilarang keras oleh sang
Oppa ?Entahlah, tubuhnya lelah, dan kepalanya sangat pusing. Lebih dari sekedar pening, rasa sakit seolah di pukul dengan benda tumpul kembali terasa di kapala bagian belakangnya. Rasanya, dia ingin pingsan saja.
.
.0.
WARNING!
(Cerita GJ, g sesuai EYD, OOC, Gender Switch, banyak typo dE-eL-eL).0.
.
"Mama!" Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan teriakan keras Yui langsung terdengar diikuti lari kecil gadis itu yang kemudian langsung menubruk tubuhnya hingga oleng dan jatuh ke ranjang.
"Yu-yui-chan..." Bisik Naruna lirih antara terkejut dan pening dikepalanya yang semakin menjadi.
"Mama! Yui ndak mau pergi" Isak gadis itu kembali terdengar diikuti suara beberapa langkah kaki yang ikut memasuki kamarnya.
"Yui" Suara bariton itu membuat pelukan Yui pada tubuhnya kian mengerat.
Naruna mencoba bangkit dengan menggendong Yui, yang langsung merangkulkan kedua lengan mungilnya pada leher jenjangnya.
Dan tatapan Naruna langsung tertuju pada dua pria berbeda usia, seorang wanita paruh baya, serta Yugao yang nampak menundukkan kepalanya. Entah takut atau apa dirinya tak tahu.
"Ano" Naruna memiringkan kepalanya sambil meringis, kala rasa sakit itu kembali menusuk kepalanya.
"Kalian siapa?" Tanyanya sambil berusaha keras menjaga kesadarannya tetap pada. Ugh, dia harus segera meminum obatnya sebelum terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
forgotten diamond
FanfictionAku menemukannya, Kakak. Tolong jaga dia. Aku mengembalikannya pada kalian, jadi tolong jaga dia. Bahagiakan dia seperti dulu, sebelum kalian kehilangannya. Jangan sampai senyum di wajahnya hilang, kakak. Bawa dia kembali. Bawa kembali permata kalia...