Tiga

46 42 21
                                    

Mos hari ke 2 ini murid kelas X harus membawa mie instan, sabun, dan sampo untuk acara bakti sosial. Namun, kak Andri lupa ngasih tau hal itu, sehingga Valencia gak membawa semua bahan yg disuruh.

"Val lo bawa mie instan?" tanya Afril

Dengan nada polosnya Valencia bilang "Emang disuruh?"

"Lo gak tau Val? Kemarin kak Andri broadcast ke semua anak kelas sini"

"Gue gak punya kontaknya kak Andri"

"Pagi semua" ucap suara cewek yg masuk ke kelas Valen.
"Disini gue akan nggantiin Andri karena dia lagi ada keperluan, langsung aja kumpulin bahan yg disuruh Andri kemarin" cewek itu anggota OSIS, namanya Yuri.
"Oh ya, nama gue Yuriko Candy Pratiwi, panggil aja kak Yuri. Gue kelas XII Ips-2"

Kak Yuri emang cantik, tapi sifatnya yang angkuh dan sombong menutupi kecantikannya, semua adik kelas takut sama dia, terutama adik kelas cewek. Kak Yuri sering bertindak keras pada semua adik kelas yang gak matuhi peraturan bahkan sampek ada yang pingsan.

"Kok cuma segini? Yang lain gak bawa? Yang gak bawa cepat kesini!" bentak kak Yuri membuat Valenci terkejut.

Valencia makin khawatir karena bentakan kak Yuri "Busett, Mati gue"

"Fight Val!" ucap Afril nyemangati Valen.

Ada beberapa anak yg gk bawa bahan bahan itu, salah satu nya Valencia, kebetulan dia cewek sendiri yang gak bawa.

"Kenapa kalian gak bawa bahan bahan nya?" bentak kak Yuri.

"Gak dibilangin sama kak Andri" jawab Valencia

"Elo berani beraninya jawab pertanyaan gue"

"Kan mbaknya nanya, ya udah saya jawab"

Mendengar jawaban Valencia membuat kak Yuri semakin marah "Arrgghh.. Lo bisa bisanya lancang sama kakak kelas lo sendiri, ngelanggar peraturan lagi, lo masih dua hari sekolah disini aja udah kek gini. Siapa nama lo?!" bentak kak Yuri

Sementara Valencia ikut kesel karena bentakan kak Yuri, dengan lantang dan muka sok nya dia jawab "Valen. Valencia Angeli"

"Oh Valen. Oke gue inget inget muka lo. Dan semua yang ada disini, inget jangan berani beraninya sama kakak kelas, kalian cuma anak kecil disini, kalian mau kayak dia?"

Semua anak di kelas diem mendengar bentakan kak Yuri

"Kalian yang gak bawa bahannya, hormat di bawah tiang bendera sampek jam istirahat. Dan lo sampek jam pulang sekolah" ucap kak Yuri sambil nunjuk ke Valencia

Sementara satu cowok protes karena ketidak adilan hukuman ini "Kak, ini namanya gak adil. Dia cewek kak, masa' tega ngehukum dia sampek pulang sekolah. Kakak gak takut kalau dilaporin kepala sekolah akibat menganiaya anak didik baru?" bantah cowok itu, ya cowok itu adalah Anggara.

"Lo juga, kenapa protes? Gak nurut sama gue. Oke gue akan nambahin hukuman lo, hormat di bawah tiang bendera sampek jam pulang sekolah kayak dia"

"Oke aku terima kak"

Valencia hanya bengong dan gak menjawab apa apa. Mereka berjalan menuju lapangan dan menjalankan hukumannya.
Sejam, dua jam, tiga jam, sampek jam istirahat dimulai Anggara dan Valencia masih menjalankan hukumannya, sementara murid yang lain sudah selesai.

"Hai Val" ucap Anggara memecahkan keheningan yang dri tadi mereka rasakan.

"Hai" jawab Valencia, walaupun dia gak kenal. Orang nyapa harus di jawab kan.

"Lo inget gue?"

"Kita kan baru ketemu, hmm kemarin kan"

"Gue Anggara" Anggara ingin Valencia inget tentang masa lalunya, mungkin Anggara ngira Valencia lupa akan sosok cowok yg selalu bikin Valen tersenyum, tapi itu salah. Setiap hari Valencia menunggu cowok itu.

"Anggara? Apa ini elo? Ara ku?" batin Valencia yang berharap kalo itu memang Ara nya yang selama ini di tunggu nya. Tapi Valencia gak mau ke-GR'an seperti tahun tahun yang lalu, dia lebih memilih gak kenal siapa cowok di depan matanya itu.
"Gue Valencia, udh kenal ya"

"Udah lah orang gue temen lo pas-- Val? Val lo kenapa? Eii, val?" tiba tiba Valencia pingsan, belum sempat Anggara bilang kalau dia temen sd nya, tapi Valen keburu pingsan karena jam segitu matahari lagi terik terik nya. Anggara langsung membopong Valen ke UKS.

.......

"Kok bisa pingsan sich?" kata perawat di UKS.

"Tadi dia dihukum sama kakak kelas"

"Hormat di bawah tiang bendera? Sampek jam segini?"

"Iya"

"Nah ini udah sadar, kamu jangan banyak gerak dulu, kalo bisa jangan ke kelas. Kamu masih pusing kan, tunggu pusingnya hilang dulu" kata ibu perawat di situ, menasehati Valencia yg baru sadar. "Ibu keluar dulu ya" ibu itu keluar meninggalkan Anggara dan Valencia berdua.

"Kamu gpp? Ada yang sakit lagi? Sakit kepala? Hidung? Tenggorokan? Atau hati?" tanya Anggara sangat khawatir dengan keadaan Valencia.

Valencia hanya geleng geleng menandakan "gpp"

"Beneran gpp? Luka, luka? Ada yang luka? Dahi mu? Pipi? Tangan mu? Hati kamu gak luka?"

"Ishh,, gue gpp. Lagian cuma pingsan doang, kenapa nanya ke hati segala? Kesel gue" pertanyaan Anggara membuat Valencia bete.

"Iya udah. Eh aku ke kelas dulu ya, siapa tau ada pengumuman, nanti tas mu aku suruh Afril bawa kesini"

"Oke"

Hidup Sampai MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang