Delapan

25 7 0
                                    

Keesokan harinya Valencia kembali bersekolah seperti biasanya, dia telah melupakan kejadian kemarin. Sesampainya di kelas dia melihat Anggara bersama Vanessa sedang asik ngobrol berdua. Valencia tak mau bicara sama Anggara jika Anggara lagi dekat sama Vanessa. Tiga jam telah berlalu, bel telah berbunyi dan beberapa anak menuju ke kantin, ada juga yang tetap di kelas. Tidak dengan Valencia dan Afril, mereka telah berada di sudut kantin. Afril melihat kak Andri sedang makan sendirian di bangku kantin.
"Val ada kak Andri, kesana yuk!" ajak Afril. Valencia belum sempat ngomong tapi tangannya udah ditarik Afril ke meja tempat kak Andri berada.

Afril yang ingin dekat dengan kak Andri langsung ngomong ceplas ceplos ke dia "hai kak. Sendirian aja, mau ditemenin gak?"

"Kamu ngomong apa ngegombal?"

"Ngomong sama ngegombal sama aja kak. Sama sama ngeluarin suara kan, hehhe." jawab Afril yang kini hatinya sedang berbunga bunga.

"Apaan sich Fril." bisik Valencia.

"Duduk ya kak." ucap Afril sembari duduk di kursi itu.

"Iya iya duduk aja." kak Andri mempersilahkan mereka berdua duduk di dekatnya.

.......

Sementara di kelas, Vanessa sedang mendekati Anggara. Dia berusaha untuk menarik perhatian Anggara yang sempat hilang semenjak bertemu dengan Valencia.

"Eh Ga, gimana kalau nanti makan di cafe. Tempat kamu nyanyi itu loh," ajak Vanessa.

Anggara hanya tersenyum risih karena sedari tadi Vanessa membuntuti Anggara. Saat Valencia dan Afril memasuki kelas, sifat Anggara berubah. Dia lebih memperhatikan Vanessa dan menunjukkan kenakalannya di depan Valencia.

"Van, nanti malam ke cafe biasa ya. Dandan yang cantik loh ya."

"Pasti dong Ga," jawab Vanessa.

"Oii bro! Pulang sekolah kumpul yuk, biasa di warkop. Bosen di rumah," kata Anggara ke teman temannya.

"Oke Ga."

"Eh Ga, beruntung ya lo, dapet dua cewek sekaligus, namanya sama sama V lagi," ucap salah satu temennya.

"Hahah, gak lah biasa aja kok. Buat cadangan aja." jawab Anggara.

Emosi Valencia semakin menjadi jadi, dia langsung menggebrak meja dan memarahi Anggara "maksud lo apa ngomong kayak gitu."

Dengan santai dia menjawab "maksud gue, buat cadangan aja."

Valencia tak percaya kalau Anggara tega khianati cintanya yang selama ini dia jaga "aku heran dengan semua lelaki, kenapa mereka cepat berubah gitu aja, sama kayak kamu."

"Val?" Afril mencoba mengejar Valencia.

Valencia berlari sampai di taman dekat lapangan basket. Disusul oleh Afril yang sedari tadi mengejar Valen. Valencia duduk di taman dan diikuti oleh Afril "Val? Lo gpp?" tanya Afril.

"Coba lo ada di posisi gue sekarang, gimana perasaan lo? Dikhianati oleh cinta pertama lo? Gue rela berantem sama kakak gue demi dia, tapi dia gak ada terima kasih ke gue," kata Valencia sambil tersedu-sedu karena dia menangis.

"Tapi lo rela kalau dia pergi dari kehidupan lo?" tanya Afril sembari memegang hpnya.

"Gimana bisa gue ninggalin dia Fril?! Gue sayang dia lebih dari semua orang yang sayang dia. Gue gak rela kalau misalkan dia tersakiti oleh orang lain selain gue, cukup gue aja yang pernah buat hatinya terluka."

"Jadi intinya lo gak bakal ninggalin dia? Apapun resikonya?"

Valencia hanya mengangguk menjawab pertanyaan Afril. Tak lama kemudian kak Elang menghampiri mereka. "Hai Val"

"Val gue ke kelas gpp kan?" sahut Afril.

"Iya gpp" jawab Valencia. Dia melihat ke arah Afril yang sedang berjalan menjauhi mereka berdua.

"Kamu gpp Val? Muka kamu kok murung gitu" kak Elang mulai memecahkan keheningan di situ.

"Aku gpp kok kak, mungkin kecapekan aja."

"Pasti gara gara Andri ya. Dia ngasih tugas banyak kan."

Tiba tiba kak Andri datang dan menyambar omongan mereka "apaan Andri Andri!"

"Nah ini anak nya. Kenapa ngasih tugas banyak banyak." kak Elang langsung menjewer telinga kak Andri.

"Aww.. Gue gak ngasih tugas banyak kok." rintih kak Andri.

"Trus kenapa Valen murung gitu?"

"Udah kak jangan dijewer kak Andri nya, dia gak salah kok" mendengar ucapan Valencia, kak Elang langsung melepaskan tangannya yang masih menjewer kak Andri.

"Kalau bukan Andri, trus kamu kenapa murung?"

"Modus lo Lang." kata kak Andri sambil duduk di tengah tengah mereka.

"Eh. Lo tuh yang modus, ngapain deket deket Valen?" kak Elang mulai menjitak kepala kak Andri, sementara Valencia diam diam meninggalkan mereka yang lagi main jitak jitakan.

"Loh Valen kemana?" kak Elang menyadari kalau Valencia tak berada di situ lagi.
"Tuh kan dia pergi. Gara gara lo!" lanjut kak Elang. Sedangkan kak Andri langsung mengejar Valencia ke kelas.

.....

Sementara Valencia berjalan menuju kelas, tapi sesampainya dia dikejutkan oleh sesuatu hal. Semua teman sekelas Valen heboh, dan ternyata "kamu mau gak jadi pacar aku?" kata kata yang meretakkan hati Valencia itu membuat Valen tak bisa menahan air matanya, seketika air matanya terjatuh dengan cepat dia mengusap dan berbalik badan, disana telah ada kak Andri.

"Jadi ini yang buat kamu sedih? Karena cowok?" ucap kak Andri. Tapi Valencia berlari menjauh dari kak Andri, saat menuruni tangga Valencia bertemu kak Elang, dengan ekspresi kebingungan kak Elang ingin mengejarnya tapi, "panggilan kepada ketua OSIS Erlangga Davin Kusuma, harap menuju ruang kepala sekolah." salah satu staff mengumumkan panggilan kepada kak Elang dan itu membuatnya tak bisa mengejar Valen, terlihat kak Andri yang berlari namun di cegah oleh kak Elang "eitt, lo mau ngejar Valen kan!" tanya kak Elang.

"Minggir!" kak Andri menepis tangan kak Elang.

"Assshh, sial! Kenapa gue ada panggilan sich!" gumam kak Elang dan berjalan menuju ruang kepala sekolah.

Sementara Valencia berjalan menuju kelas, tapi sesampainya dia dikejutkan oleh sesuatu hal. Semua teman sekelas Valen heboh, dan ternyata "kamu mau gak jadi pacar aku?" kata kata yang meretakkan hati Valencia itu membuat dirinya tak bisa menahan air matanya, seketika air matanya terjatuh, dengan cepat dia mengusap dan berbalik badan, disana telah ada kak Andri.

"Jadi ini yang buat kamu sedih? Karena cowok?" ucap kak Andri. Tapi Valencia berlari menjauh dari kak Andri.

Next? Comment ya.
Gak jelas ya ceritanya.
Update 2 minggu sekali.
Maaf kalau ada kesalahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidup Sampai MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang