Part 6 'Perasaan'

87 6 0
                                    

Dinda prov

Entah kenapa perasaan gue rasanya nggak trima banget waktu tau Ali dan Prilly jadian.

"Ya Tuhan, kenapa Engkau menciptakan hati kalau hanya untuk disakiti seperti ini. Rasanya sangat sakit ya Tuhan" ucap Dinda membatin.

Gue tau mungkin perasaan ini salah tapi gue suka sama Ali, gue suka sama pacar sahabat gue sendiri tapi gue cukup tau diri untuk hal itu, maka itu gue nggak mau ngerusak kebahagiaan mereka apalagi Prilly itu sahabat gue dari SMP. Cukup gue aja yang tau gimana perasaan gue sama Ali jangan sampe ada orang lain yang tau.

Saat bel istirahat tadi bunyi gue dan sahabat-sahabat gue langsung pergi ke kantin.

"Kalian mau pesen apa?" tanya Michelle pada gue, Dahlia, Prilly dan.. Ali? Kapan dia ada disini? Sumpah demi apapun gue nggak nyadar kalo dari tadi Ali ada disini disamping Prilly sambil bermain hp yang gue yakin itu hp Prilly.

"Eh Din loe mau pesen apa? Bengong mulu" tanya Dahlia gantian.

"Hmmm, gue kyk biasa aja" jawab gue.

Tak lama makanannya datang dan kami semua makan, hening tak ada yang bicara semuanya berfokus hanya pada makanan. Selesai makan kami semua kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

*****

"Guys gue pulang duluan ya" ucap Prilly sambil melambaikan tangannya kearah gue, Michelle dan Dahlia, setelah itu pergi bersama Ali dengan motor Ali.

"Ywdh gue juga pulang duluan ya" ucap gue, dan saat gue mau pergi dicegat oleh Michelle katanya mau pulang bareng sekalian mampir ke rumah gue dulu. Saat sampai di rumah gue langsung mandi meninggalkan Michelle di kamar gue.

"Din ada yang pengen gue tanyain ke elo" ucap Michelle saat gue selesai mandi dan sedang beres-beres.

"Tanya aja" jawab gue singkat.

"Loe suka ya sama Ali?" degghh pertanyaan Michelle berhasil membuat gue kaget setengah mati, bagaimana Michelle bisa tau perasaan gue.

"Nggak" jawab gue singkat sambil menetralisirkan kegugupan gue.

"Oh syukurlah" ucapnya menghela nafas.

"Emang kenapa" tanya gue penasaran karena bagaimana bisa Michelle yang notabennya perempuan cuek bisa kepo sama hal kyk gini.

"Ya gue hanya mengantisipasi aja sih, bagaimanapun juga kan Prilly itu sahabat kita, gue nggak akan bisa bayangin kalo persahabatan kita hancur hanya karena cowok" tutur Michelle yang rasanya ucapan itu nusuk banget ke hati gue. Gue juga nggak akan biarin kali persahabatan gue dan Prilly hancur hanya karena perasaan gue ke Ali, lebih baik gue kehilangan cinta gue dari pada sahabat terbaik gue.

"Ywdh ya Din gue balik dulu, dah mendung" ucap Michelle yang gue balas dengan anggukan.

"Hati-hati" ucap gue, Michelle hanya tersenyum tipis.

Tak lama saat Michelle udah pergi, gue masih mencerna perkataan Michelle tadi, jujur gue nggak ngerti dengan apa yang dimaksud Michelle.

'Apa dia udah tau kalo sebenernya gue suka sama Ali?'

' Atau jangan-jangan Prilly sendiri yang udah tau dan cerita semua ke Michelle?'

Semua pertanyaan itu terus berputar di otak gue, tak terasa air mata ini turun bersama air hujan yang mengguyur jalanan di luar sana.

*****

Autor prov

Setelah Prilly dan Ali sampai di rumah, mereka terkejut saat mendengar suara memanggil Prilly.

KEBAHAGIAAN TERBESARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang