CHAPTER 1

94 16 0
                                    

{Vernon x Your Name} +Mingyu

Cahaya matahari pagi perlahan mulai masuk ke kamar (y/n). Ia meringkuk dengan malas di kasurnya yang sangat ia sayangi.

"ADOLF (Y/N)! BANGUN DAN BERSIAPLAH."

Seruan ibunya menggema ke seisi rumah bahkan sampai ke kamar (y/n) yang berada di lantai dua.

"AKU TAHU! 10 MENIT LAGI, EOMMA!"

"INI HARI PERTAMAMU, (Y/N)-AH! CEPATLAH!"

(y/n) beranjak dari kasurnya dengan sangat malas. Ia menarik seragam barunya dari lemari. Masih dengan mata setengah terbuka, ia melangkah perlahan menuju kamar mandi di kamarnya.

---

Ini bukan kali pertamanya (y/n) pindah sekolah. (y/n) selalu pindah sekolah setiap tiga bulan sampai dua tahun sekali. Semua tergantung dengan pekerjaan orang tuanya.

Saat memasuki sekolah, banyak yang menatap (y/n) dengan tatapan aneh. Wajahnya memang cukup menarik karena ia adalah campuran Indonesia-Jerman. Belum lagi kedua orang tuanya mempunyai wajah yang awet muda. Kulit kuning langsatnya yang tergabung dengan putih eropa membuat (y/n) terlihat sangat bersinar. Matanya bulat, hidungnya setengah mancung, dan bibir kecilnya membuat ia terlihat manis.

Beberapa gadis terlihat mengagumi (y/n) namun sebagian besar menatap dengan penuh kecemburuan. Saat tiba di kelas, suasana yang semula ricuh menjadi sunyi seketika. Tatapanpun langsung tertuju pada (y/n).

"Ah, kau murid baru ya?"

"Murid baru yang kemarin diberitahu Jung-ssaem?"

"Gadis cantik ya..."

"Eheiii..."

Seorang guru laki-laki melangkah masuk ke dalam ruang kelas, "Kau sudah datang? Hm, tepat waktu. Silahkan perkenalkan dirimu!"

Jung Seonsaengnim. Ia pria yang menjadi wali kelas (y/n). Ia satu-satunya guru pria yang berumur dua puluhan. Wajahnya tampan khas korea dan perilakunya sangat beretika.

"Halo, aku Adolf y/n. Umurku 18 tahun dan aku akan bersama kalian mulai hari ini. Yoroshiㅡ" "Maaf, mohon bantuannya!"

"Apa tadi kau ingin mengucapkan 'yoroshiku'? Apa kau 'otaku'?"

Seru seorang gadis berambut pendek yang duduk paling belakang.

"Aku pindahan dari Jepang."

"Wah, hebat! Jadi kau orang Jepang?!"

"Tidak, aku lahir di Kanada."

"Pantas saja aku mencium bau-bau orang eropa dari dirimu."

"Iya, ayahku orang Jerman dan ibuku orang Indonesia."

"HEEEE?! Kau ini hobi mengelilingi dunia?!"

(y/n) mengangguk namun kemudian ia menggeleng dan membuat seisi kelas tertawa. "(y/n)-ssi orang yang lucu."

"(y/n)-ssi, kau bisa duduk di belakang sana."

(y/n) bergegas duduk di samping pria yang duduk tertidur di samping jendela. Saat (y/n) memundurkan kursi dan duduk, pria di sampingnya menoleh dengan tatapan sinis dan wajah yang mengantuk.

"Ah, maaf."

Pria itu mengabaikan (y/n).

---

Seusai pelajaran pertama, banyak murid yang berkerumun di sekitar meja (y/n). Mereka bercakap riuh dan membuat pria di samping (y/n) menghentakkan tangannya ke atas meja.

"Ada apa denganmu, Vernon?"

Ah... namanya Vernon.

"Bisakah tidak berada di sekitarku? Kalian mengganggu!" Vernon menatap (y/n) dengan sinis. "Kau! Enyahlah dariku."

"Aku bahkan tidak menguntitmu. Kau seolah-olah membuatku seperti kuman."

"Itu kejam lho, Vernon."

Vernon berdiri dan memasangkan headphone ke kepalanya. Ia beranjak pergi
dari kelas. (y/n) berdiri dan mengejar Vernon. Vernon terlihat menaiki tangga menuju atap.

"Vernon-ssi! Tunggu sebentar! Vernon-ssi!"

Entah karena suara headphone dari musik yang ia dengar terlalu besar atau ia memang sengaja mengabaikan (y/n), Vernon berjalan santai menaiki tangga.

(Y/n) berlari lebih keras dan menarik lengan Vernon tepat saat mereka di tangga. Kali ini Vernon tidak menatap (y/n) dengan sinis, tatapannya datar dan ia justru menguap di depan (y/n).

"Dengarkan aku!"

Vernon menguap dengan lebar tanpa malu sedikit pun. (y/n) memutar bola matanya sambil membatin 'Dia cowok aneh!'

"Kau Vernon-ssi 'kan? Begini ya, karena aku murid baru, aku tidak ingin buat masalah denganmu. Kau itu terlihat sangat introvert! Jika aku salah seharusnya kau mengatakannya! Jika aku mengganggumu, kau harus menegurku! Katakan apa yang tidak kau sukai dariku! Jika kau hanya berceloteh tidak jelas, bagaimana aku bisa mengerti. Hufttt..."

(y/n) menghela nafasnya perlahan. Ia menatap Vernon dengan sinis sesinis Vernon menatapnya tadi.

"Ehm, sampai kapan kau memegang lenganku?" tanya Vernon sambil melirik ke arah tangan kanan (y/n) yang masih mencengkeram erat.

(y/n) langsung melepaskan cengkeramannya dan membuang muka. "Aku paling tidak suka dengan laki-laki yang SOK dingin sepertimu. Kita teman sebangku! Bagi siswi baru sepertiku, teman sebangku adalah teman yang membuatku bertahan! Tentu saja. Bagaimana jika ada pelajaran yang tidak ketahui atau tidak kupahami? Hah! Sepertinya tidak perlu!"

"Kau gadis yang cerewet ya," sindir Vernon sedikit mendengus.

"Kenapa? Kau tidak suka? Baik. Jangan berbicara padaku! Kau juga tidak terlihat seperti orang terpercaya yang bisa kuteladani. Bagaimana mungkin aku bergantung padamu! Aku tidak butuh kamu. Jangan bicara lagi padaku!"

"Ne, ne, ne, ne." Vernon berbalik dan langsung naik ke atap.

Wajah (y/n) memerah. (y/n) sangat kesal.

---

"Seperti yang kita ketahui, pada masa pemerintahan Raja XXX beliau berhasil blablablabla........"

(y/n) menghela nafas panjang. Ia tidak suka sejarah. Terutama sejarah di negeri orang yang baru saja ia injakkan kakinya. Vernon, ia tertidur dengan pulas di sampingnya dengan muka menghadap keluar jendela.

"Adolf (y/n), dari nilai raportmu, hampir semua menunjukkan nilai A. Apa kau bisa menjawab soal di papan tulis ini?" tanya Kim-Ssaem. Dia guru sejarah yang kata Mark, guru terkiller di SMA ini.

"Itu... aku... ehm menurutku..."

"Kau tidak bisa menjawabnya?" tanya Kim-Ssaem mendominasi. "Ini baru saja kujelaskan! Tidak sampai 3 menit yang lalu. Apa kauㅡ"

"HUAAAHHHHMMMM."

Vernon menguap dengan keras. Tangannya diangkat setinggi mungkin. Seisi kelas melotot menatapnya.

"Hei, apa kau gila?!" bisik Nayeon dengan tegas sembari melirik ke arah Vernon.

"Jangan lihat dia Nayeon-ah! Kau bisa dihukum mati!" tegur Jackson.

Kim-Ssaem melangkah ke arah (y/n) dan Vernon. Vernon tersenyum ke arahnya kemudian menguap lagi.

Dia... tidak benar-benar menguap...

- To be continue -

-- Maafkan kalo ada typo dsbg (・ัω・ั) --

--- Jangan lupa vomment!

EXPECTATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang