CHAPTER 3

62 13 4
                                    

{Vernon x Your Name} +Mingyu

----

"Punya pacar?" tanya Mingyu dengan mata bersinar.

"Iya, punya!"

Suara seorang pria, dari belakang Mingyu.

・ Chapter 3

Pria itu berjalan dan memukul kepala Mingyu. "Kau menyuruh juniormu masuk ke kelas tapi kau malah menggoda muridku. Augh!"

Jung-Ssaem memukul kepala Mingyu lagi. "Aigo, kau selalu saja mendekati gadis cantik. Kemarin Sana di kelasmu, sekarang (y/n). Augh... Augh..."

"Ah, Ssaem!" seru Mingyu. "Kau tidak perlu memukul kepalaku terus menerus. Baiklah, aku pergi!"

Jung-Ssaem menghembuskan nafasnya. "Kau tidak apa-apa? Murid dari kelasku selalu saja terkenal. Apa karena gurunya tampan sepertiku?"

"Bukankah di kelas kita sekarang pelajaranmu, Ssaem?" tanya (y/n)

"Ah! Benar. Ayo cepat!"

-

(y/n) menatap Vernon yang lagi-lagi, tertidur dengan kepala yang ditenggelamkan di lengannya di atas meja. "Rambutnya pirang juga."

Vernon mendongak. "Tentu saja, ibuku orang Amerika."

"Aku memang merasa kau punya darah keturunan asing. Terlihat dari wajahmu."

"Aku ini mirip Leonardo DiCaprio kan?" tanya Vernon dengan memegang wajahnya. "Panggil aku Jack!"

(y/n) mendengus. "Hentikan! Kita tidak pernah seakrab ini. Mengerti?"

Vernon menoleh ke arah (y/n). "Ah, kau benar." Perlahan ia menunduk dan menguap. Ia tidur lagi.

"Eh, aku bercanda. Kau marah?" tanya (y/n).

Jung-Ssaem berjalan ke arah (y/n) dan Vernon. Ia memukul kepala (y/n) dan Vernon bersamaan. "Kalian berbicara?! Augh... Aku ini tidak bisa marah terlalu sering. Lihat aku!"

Vernon menatap Jung-Ssaem sambil memutar bola matanya. "Mianhaeyo, Ssaem."

(y/n) berbisik, "Ini salahmu."

Vernon menatapnya dengan sinis.

'Ia marah.' batin (y/n).

--

(y/n) melangkahkan kakinya keluar pagar. Vernon benar-benar mengabaikannya. Padahal menurut (y/n) itu hanya candaan ringan. Namun sepertinya ia tidak suka bercanda.

"Mukamu terlihat sedih. Ada apa?" tanya Mingyu sambil merangkul (y/n).

(y/n) menggeleng. "Sepertinya Vernon marah padaku. Padahal tadi aku hanya bercanda."

Mingyu mengacak-acak rambut (y/n). "Dia memang seperti itu kan? Jangan terlalu berharap tinggi padanya."

(y/n) mendorong Mingyu dengan pelan. "Hentikan, fansmu bisa mengancamku."

Vernon terlihat berjalan melewati Mingyu dan (y/n). Ia melirik sekilas, namun (y/n) juga meliriknya sehingga mereka bertatapan.

"Ya, Hansol-ah! Kita latihan nanti malam, jangan telat!"

Vernon mendecak kesal kemudian memasang headphone.

"Dia kenapa sih?" tanya Mingyu.

"Hah! Siapa peduli."

(y/n) mendengus dan berjalan dengan cepat. Ia terlihat seperti akan mengejar Vernon yang berjalan santai. (y/n)...--

--menabrak bahu Vernon dengan keras sampai ia sedikit sempoyongan. (y/n) hanya berlalu dengan senyum sinis di wajahnya.

"Ya!" Vernon berteriak sambil menunjuk (y/n). "Berhenti disana, Adolf (y/n)!"

(y/n) membalikkan badannya. "Rasakan itu! Dasar bodoh!"

Vernon melepas paksa headphone miliknya. "Hah? Bodoh? Kemari kau,"

(y/n) menggeleng. Ia berjalan mundur sambil menjulurkan lidahnya dengan wajah mengejek.

"Hei, berhenti!" suruh Vernon yang berlari ke arahnya. "Kau cari masalah atau apa?"

(y/n) berhenti dengan spontan sehingga Vernon menabraknya hingga mereka terjatuh.

"Ya! Kenapa kau berhenti?!"

"Tadi kau suruh aku berhenti!"

"Tapi jangan mendadak begitu!" keluh Vernon sambil berdiri.

"Kau tidak bilang jika aku tidak boleh berhenti mendadak."

Mingyu berlari ke arah mereka. Wajahnya terlihat cemas. "(y/n)-ah, kau tidak apa-apa?! Hansol-ah! Kenapa kau menabraknya?!"

"Ehei, mereka terlihat lucu kan?" tanya S.coups yang merangkul Mingyu. "Kalian pacaran ya?"

"TIDAK?!" seru Vernon dan (y/n) bersamaan.

Vernon dengan santai memasang kembali headphone miliknya. "Ini saja baru hari pertamanya. Bagaimana mungkin."

"Y-ya, mana mungkin!" timpal (y/n) dengan cetus. "Aku tidak akan mau dengan pria sepertinya. Hah! Menyebalkan."

"Pardon?!" Vernon melepas headphonenya lagi. Kali ini ia terlihat jauh lebih kesal. "Memangnya kau kira aku mau denganmu?! Kau bahkan bukan tipeku!"

"Ye? Tentu saja bukan," keluh (y/n) "Aku terlalu high class untuk jadi gadismu. Menjauhlah dariku?!"

Vernon berdecak. "Ck. Kau pikir aku yang mendekatimu? Bukankah kau yang ingin berbiㅡ"

"Cukup! Kalian berdua seperti pasangan baru saja. Apa kalian ingin jadi tontonan di jalanan?" tanya S.coups dengan tegas.

Ah, banyak murid yang menonton pertengkaran (y/n) dan Vernon. Orang lain yang berlalu lalang di sekitar sekolah juga terlihat berkumpul untuk menikmati drama di depan mereka.

'Ugh, ini memalukan.' batin (y/n)

(y/n) mendekati Vernon dan meninju bahunya dengan pelan. "Wah, bro! Akting kita semakin terasah. Bisa-bisa kita yang memenangkan penghargaan tahun ini!" seru (y/n) seolah tidak terjadi apa-apa.

Vernon pun juga turun tangan. Ia merangkul (y/n) namun dengan tenaga yang cukup kuat sehingga (y/n) serasa tercekik. "Semoga pertunjukkan minggu depan kita berjalan lancar! Fighting!"

(y/n) menatap tajam lurus ke mata Vernon. Wajahnya... terlihat polos sekali seolah dia tidak pernah berbuat jahat. Mingyu dan S.coups hanya bertukar pandang sembari menggeleng.

'Augh, pria ini... keterlaluan!' batin (y/n)

- To be continue

-- Jangan lupa vomment

EXPECTATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang