Ame/hujan

457 47 2
                                    

**Disclaimer: Detective Conan, by Aoyama Gosho
***
***
***

Rei furuya, atau yang biasa di sebut Tooru Amuro atau dengan kata sandi Bourbon, berjalan di tengah hujan, berlalu lalang di tengah dentingan air langit, ia memikirkan sesuatu, yang nampak kabur dari pikirannya, intinya, tak jelas apa yang kini berputar dalam pikirannya.

Dia terdiam, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, berfikir apa ada yang terlupa dari jiwanya, ia menunduk, menatap genangan yang berada tepat di bawahnya.

"Kusso/sial"  dia menendang genangan itu, walau tahu genangan itu takkan merasa kesakitan, menyebabkan air memuncrat kemana mana. Dia menunduk, masih tetap diam di tengah hujan, entah apa yang di ekspresikannya sekarang.

"Sedang apa?" Tanya sesorang, hujan berhenti sesaat, tak membasahi tubuhnya, lantaran payung berwarna merah marun melindunginya.

Rei menatap orang itu, itu Sera, gadis yang di temuinya di kafe Poirot di tempat ia bekerja sambilan, dekat dengan kantor detektif.

**
~flashback,-on

Rei kewalahan, lantaran banyaknya pesanan yang di datangkan padanya, kafe Poirot pagi ini ramai sekali, membuatnya cukup kelelahan. Walau dia ada di sini hanya karena penyamaran, dia tetap melayani dengan keseriusan.

"Amuro!" Seorang pelanggan memanggilnya, membuatnya menoleh,

"Pesan apa  sensei/guru?" Tanyanya dengan sopan,

Kogoro mouri, dari kantor detektif sebelah yang mulai usaha dengan kakinya sendiri, dan mulai tidak tergantung oleh anak bernama Conan Edogawa yang masih tinggal di kantor detektif Mouri,  yang mereka tahu, Amuro adalah murid dari Kogoro, yah... tentunya hanya untuk keperluan penyelidikan organisasi yang tertunda dan nyaris tak selesai, organisasi kini tak lagi terpaku dengan Kogoro mouri yang selalu terlibat dalam kegiatan mereka, dalam setiap kasus kasus mereka.

"Pesan kopi kaleng satu!" Ucapnya,

"Segera siap!" Rei berteriak mengiyakan, menuju dapur.

"Siap sensei! " ucap Rei menyampaikan kopi hitam pekat yang berbau khas kepada Kogoro yang sedang membaca koran.

"Arigato/terimakasih" ucap Kogoro dengan suara berat,

"Kenapa dengan suara sensei?" Tanya Rei dengan suara prihatin

"Tenggorokanku kembali luka karena banyak meminum beer  lagi" ucapnya

"Kalau begitu, jangan minum kopi pagi pagi ini, juga bisa membuat sakit perut, apa lagi ini sangat pekat" ucap Rei

"Begitu ya? Kusso, padahal aku sudah memesannya" ucap Kogoro

"Tidak apa, aku akan memesan teh hangat untuk anda, sedangkan kopi ini biar saya saja yang membayar"

"Arigato"

Rei melihat kesekeliling, pengunjung kafe ini makin lama makin berkurang, membuatnya sedikit tenang.

Rei melihat seseorang di pojok, yang dari tadi hanya diam dengan topi yang menutupi setengah bagian wajahnya, berambut pendek berantakan, dia sedari tadi tak memesan apapun.

" pesan apa tuan?" Tanya Rei cukup ramah padanya

Orang itu merengut, melepas topinya dan menatap Rei

"Saya perempuan" ucapnya, wajah Rei memerah, tubuh wanita ini sangat mirip dengan postur laki laki, hanya sedikit terlihat lebih kurus.

"S.. sunimasen/maaf..." ucapnya sembari menunduk

"Nandemonai/tidak apa apa.." katanya sambil tersenyum

"Aku sudah biasa di katakan laki laki, apalagi tubuhku begini"  ucapnya lagi, makin membuat Rei salah tingkah.

"Jadi pesan apa 'nona'?" Ucap Rei berkelakar, mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan.

"Haha... tidak apa, aku hanya duduk, namun apa memang tidak bisa kalau tidak memesan makanan ya?" Tanyanya murung, mungkin sedikit bercanda.

"Oh, daijoubu/tidak apa apa... kau bisa teruskan apapun yang kau mau, nih kopi kaleng" ucap Rei sambil memberi kopi kaleng yang tak jadi di pesan oleh kogoro tadi

Sera menerima kopi kaleng itu, "Hei, apakah disini menerima pekerjaan?" Tanyanya

"Aku sedang mecari pekerjaan, selain menjadi detektif tentunya..." ucapnya sedikit malu

"Kau... juga seorang detektif?" Tanya Rei tertarik, disini, didunia samarannya Rei juga berprofesi sebagai detektif, ya, tentu saja yang menyebabkannya menjadi murid Kogoro.

Rei duduk dikursi, setelah melihat keadaan bahwa kafe sudah sepi, bahkan Kogoro yang dari tadi duduk saja sudah pergi.

"Ngomong ngomong namaku Amuro, Tooru Amuro" katanya lagi, mengulurkan tangan kepada gadis itu

"Amuro? Nama yang jarang.. namaku Masumi Sera" ucapnya

[Tentu saja jarang, itu nama yang tak pernah ada, hanya nama samaran] Rei berkata dalam hati, mencoba tetap tenang

"Kau juga detektif?" Tanya Sera

"Yah... kurang lebih, Oh ya... Tentang Yang tadi, tentang pekerjaan, kapten sepertinya tidak lagi memerlukan orang, walau aku rasa kapten bisa menerimamu sih... tapi, untuk lebih pastinya, di kafe sebelah, kafe Colombo, mereka sedang memerlukan pegawai" kata Rei pada Sera

Sera nampak senang, "Arigato!" Ucapnya senang, hampir berteriak "kalau begitu aku pergi dulu!" Ucap sera sambil berlalu

"Hontoni Arigato!/benar benar terimakasih!" Ucap sera sambil berteriak, meninggalkan kafe.

Rei tersenyum, menatap punggung gadis itu yang mulai berbelok di ujung jalan, wajahnya memerah,

"Ada apa ini?"

**
~~flashback,-off.
**

Payung merah marun itu memayungi Rei.

"Sedang apa?" Tanya Sera untuk ke dua kalinya, namun Rei masih tak menjawab.

Sera menghembuskan nafas, melihat laki laki yang di temuinya di kafe Poirot ini, dalam hujan, apa yang di lakukanlah di sini?.

Sera memberi payung itu pada Rei, dan dia menggunakan payung berwarna biru donker.

Rei melihat Sera dengan tatapan nanar.

"Arigato/terimakasih"

****
****
****

~to be continue~

***
Budayakan tinggalkan jejak setelah membaca.

***
Vote + Comment
👇

 HIMITSU (Detektif Conan fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang