Labil itu wajar . Karena labil adalah masa dimana kita bisa mengharapkan sesuatu yang awalnya tidak kita inginkan.
🌍🌎🌏
Di tengah rintikan hujan grafita bergegas menuju gerbang sekolahnya, hari ini grafita naik bus kota. Grafita melirik jam tanganya, kurang lebih 8 menit lagi Grafita akan telat masuk ke kelasnya. Grafita semakin mempercepat langkahnya sambil mengangkat tas nya di atas kepala sebagai payung.
"Duh gila, sejak kapan sih jarak halte ke sekolah sejauh ini," gerutu Grafita
"Minggir, awas-awas," perintah seseorang dari arah belakang grafita
Grafita menoleh, sosok dengan sepeda ninja-nya dan helm dengan tutup berwarna sangat hitam ada disana, tanpa sadar genangan air yang ada di dekat grafita terciprat ke roknya. "Eh gila lo yaa.... Rok gue kotor gara-gara lo!" bentak Grafita.
Cowo itu membuka tutup helm-nya "Bukan salah gue, salahin telinga, Lo." Jelasnya "Gue duluan," Sambungnya
Grafita berdiri di rintikan hujan dengan takos, tuh cowo rese sumpah, udah tau gua kena cipratan ditawarin buat nebeng kek, malah ditinggalin gitu aja. Batin Grafita
🌍🌎🌏
"Geo, itu grafita kemana?" tanya bu Muji sambil menatap geo dari kejauhan
"Kurang tahu bu," jawab Geo acuh.
Tok...Tok... "Permisi bu, saya terlambat," Ucap Grafita yang baru saja tiba di kelas.
"Darimana kamu Grafita? Kenapa itu kok pake celana olahraga?" introgasi bu Muji.
"Eh iya bu, tadi saya habis dari kamar mandi dulu, soalnya rok saya tadi basah ena cipratan genangan di jalan bu," Jelas Grafita.
"Oh begitu, ya sudah lain kali jangan diulangi lagi. Sekarang duduk kamu," perintahnya
Grafita segera duduk di bangkunya, memandang Geo dengan sangat sinis. Geo hanya mengangkat kedua alisnya tanpa wajah bersalah.
Grafita melalui waktu yang sangat panjang sekali hari ini, tapi untunglah pelajaran bu Muji telah selesai.
"Maksud lo apaan sih? Gue ada salah sama lo?" tanya grafita ke arah Geo.
"Nothing," Jawab Geo dengan singkat,membuat kepala Grafita seakan ingin meledak.
"Dasar freak lo! Udah ngelakuin kesalahan bukanya minta maaf malah ninggalin gue tadi, untung aja bu Muji masih kasih toleransi ke gue!" Ucap Grafita sangat marah.
"Emang gue peduli," ucap Geo.
"Tau deh, gak sanggup gue debat sama lo, kaya anak kecil tau gak!" Grafita bergegas meninggalkan kelas.
Tanpa sadar ternyata seisi kelas menyimak percakapan Geo dan Grafita. Grafita tidak mempedulikan hal tersebut.
"Graf, tunggu gue," ucap Shifa yang berlarian menyusul grafita "Lo ada apaan sih sama Geo, tengkar mulu," sambungnya.
"Jadi tuh gini, gue telat masuk kelas tadi gara-gara Geo," Jawab Grafita.
"Geo? Kok bisa?" tanya Shifa lebih mendalam.
"Rok gue tadi kena cipratan sepeda yang dinaiki sama Geo, parahnya lagi dia gak minta maaf dan dengan seenaknya ninggalin gue tadi di tempat kejadian," jelasnya.
Shifa hanya menunduk mengerti.
"Udah gitu pas di kelas, dengan wajah gak bersalahnya dia. Rese banget sumpah. Benci gue sama dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Geografi
Teen FictionMereka berbeda. Mereka seperti kutub yang saling menolak. Geo Remaja SMA, dengan sifat ice princenya, karena masa lalu yang ia coba kubur sedalam - dalamnya di bumi. Geo hanya pasrah saat bayang masa lalunya menghantuinya Grafita Remaja SMA, yang pe...