Prolog

31 5 0
                                    

When you love someone you'll do anything
You'll do all the crazy things that you can't explain
You'll shoot the moon, put out the sun
When you love someone
(Bryan Adams - When You Love Someone)

👑👑👑

5 Maret 2017
04.00 Bali

Tuan,

Adakah kurengkuh sesuatu yang seharusnya kulepas.

Adakah ku kejar sesuatu yang sepatutnya ku tinggalkan.

Adakah ku perjuangkan sesuatu yang semestinya ku hindari.

Tuan,
Engkau tahu aku tak sanggup menahannya.

Menahan hatiku untuk tidak bergetar saat mendengar namanya.

Menahan mataku untuk tak mencarinya saat ku tahu dia hadir disekeliling.

Tuan,
Ah, andai saja aku tidak pernah membiarkan lilitan ini sedari awal.

* * *

"Sha, ada baiknya kamu pulang.
Biar aku yang jaga Mama.."

"Tidak Tom. Aku masih ingin disini."

"Tapi wajahmu kelihatan pucat, Sha. Aku tidak mau kamu sakit.
Pernikahan kita tinggal hitungan minggu.."

Tommy mendekapku yang masih menggenggam tangan mama.

"Aku tahu kamu tidak ingin membiarkan Mama sendiri, tapi 'kan mamamu juga jadi mama bagiku, sayang.. Pulang 'yah?"

Aku tak bergeming. Kupandangi sekali lagi buku harian yang di tanganku. Jurnal harian mama yang kutemukan saat membenahi rumah tempatku bertumbuh.
Jurnal tua tanpa pembungkus.
Separuh depannya telah hilang sehingga yang tampak hanya bagian dari tanggal 5 Maret 2017.
Tiga puluh tahun yang lalu.
Wajar saja buku ini usang telah tua termakan usia.
Mamaku memang sangat menyukai dunia tulis.
Bagi beliau menulis membuatnya menyisakan kenangan dan aku sangat bersyukur beliau mewariskan kenangannya bagiku.

"Tom, aku tidur di sofa saja yah? Aku sudah bawa selimut dari rumah sekalian dengan bantal.. "

"Yakin Sha?"

"Iya sayang. Cemas banget sih.." kataku tersenyum dan mengerlingkan mata padanya.

"Aku tidur dulu Tom. Kalau nanti kamu sudah ngantuk bangunkan aku biar kita gantian.."

Dari sofa ku pandangi wajah Tommy. Mata teduh segaris, rahang tegas, tubuh tinggi atletis.

Dia adalah tunanganku dan sebentar lagi akan menjadi suamiku.
Dia, bagiku yang dingin seperti es adalah seperti api yang hangat.
Dia, bagiku yang sangat detail adalah seperti karet fleksibel.
Aku sangat beruntung memilikinya.

"Tom, I love you" kataku memandangi wajahnya.

"I love more Sha, you know it."

Setelah 3 tahun pacaran kata itu masih saja mengocok perutku saat diucapkan. Seperti ada kupu-kupu yang terbang di dalamnya.
Kualihkan pandangan menatap langit-langit kamar ICU rumah sakit. Mencoba mereka-reka apa arti tulisan mama.
Siapa yang ia maksud? Apakah itu mimpinya? Cita-citanya? Atau cintanya?
Aku sangat ingin tahu apa itu, tapi mataku terlalu lelah untuk tetap terjaga memikirkannya.

* * *


Halo halo..
Ini karya pertama aku..
Terima kasih sudah singgah dan bahkan menyempatkan diri untuk baca..
Aku sangat berterima kasih.
Jangan lupa vote dan beri komentar biar aku bisa perbaiki yang salah-salahnya.. :D

With Love,
Author
8 April 2017

(Tak) TerbatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang