01. SPECIAL NIGHT

226 33 46
                                        

Suara bising klakson menghiasi perjalananku malam ini. Lampu merah yang tak kunjung hijau membuatku kesal. Namaku Ben Kim, tak ada orang yang tidak mengenal diriku. Menjadi seorang aktor dan pengusaha terkenal membuat hidupku dikelilingi barang-barang mewah. Mobil, rumah, restoran, semuanya aku punya. Beruntung sekali aku bisa menjadi jutawan di usiaku yang masih muda ini.

Tetapi masih saja ada yang kurang dalam hidupku. Aku terbiasa hidup sendiri, ayah dan ibuku sudah tiada sejak 10 tahun yang lalu. Aku sejak kecil diurus para pembantu di rumah. Yang tersisa hanya warisan dan usaha orang tuaku yang melimpah.

Banyak wanita yang mengincarku. Aku juga sudah beberapa kali berhubungan asmara dengan banyak wanita, baik itu model, pengusaha, tapi tak ada yang cocok. Aku mudah bosan. Selera mereka rendahan, bahkan ada juga yang hanya mengambil kekayaanku saja, cih!

Akhirnya lampu rambu lalu lintas menjadi hijau. Aku dengan mobil mewahku bergegas pergi ke kafe yang disewa khusus untuk acara pesta ulang tahunku yang ke-21.

___ CKIIITT ...

Setibanya aku di kafe, banyak orang yang mengantre untuk masuk. Ya, di acaraku ini orang-orang yang ingin masuk memang harus punya tiket khusus. Aku berjalan keluar mobilku dengan dijaga oleh para pengawalku. Ku lihat semua orang yang tadinya sibuk dengan HP mereka menjadi sibuk memandangiku.

"Hei! Lihat itu!" ucap salah seorang pengunjung.

***

_ "Lihat! Kayaknya dia nggak bawa pacar"

_ "OMG. Gantengnya!"

_ "Lihat gayanya itu! Sok banget sih dia, bikin sakit mata aja!"

***

Aku mendengar berbagai macam ocehan mereka. Ya ... mungkin mereka hanya iri melihat orang yang sesempurna diriku.

*TAJIR~

*TAMPAN~

*Tanpa gaintrick pun Followers Instagramku banyak~

Ternyata teman-temanku sudah duduk di tempat khusus yang telah disiapkan.

"Hai guys!" sapaku pada mereka.

"Ohh! My best friend. Happy Birthday bro!" ucap temanku.

Oh iya, mereka adalah Glen, si rambut putih. Lalu Jack, yang matanya biru. Kemudian Red, si penuh tato. Dan terakhir Sony, si gendut.

Aku sudah akrab dengan mereka sejak SMA. Mereka adalah teman yang paling perhatian.

"Ben! Lu masih kepikiran mantan pacarmu yang kemarin itu?" tanya Red.

"Lah Red! Ngapain juga kali gua masih mikirin cewek kampung kayak dia," jawabku acuh.

"Ben, ben! Lo musti baca ni status! Ga sengaja gua baca barusan," ucap Glen dengan menggebu.

___ DEG !

_________________________

[FOTO] Donna Shee Cwex Bogor City
"sayangku disana ... malam ini kamu ultah ya ... kita balikan lagi yuk ..."
_________________________

"S a y a n g k u d i s a n a titik titik titik m a l a m i n i k a m u u l t a h y a titik titik titik k i t a b a l i k a n l a g i y u k titik titik titik" ujar Sony panjang lebar.

*penerjemah mantan versi beta.

"Hahahahaha ... Sinting lo Son!" tawa Red terbahak-bahak.

"Tolol banget tuh cewek! Beraninya dia minta balikan lagi sama gua, block aja deh akun si dia!"

Aku yang spontan jengkel mendengar ocehan mantanku yang ... entah ke berapa, aku lupa. Aku pun menjadi gak semangat malam ini. Padahal ini adalah hari ulang tahunku.

"Woi kalian! Kalian gak ngasih hadiah khusus ya buat ngerayain ulang tahun gua?!" tanyaku kecewa.

"Hei, bro! Tenang dulu dong, kita gak mungkin lupa kejutan buat lo!" jelas Sony.

"Ayo! Lo ikut kita!" ajak mereka.

"Kemana?" sahutku bertanya.

"Udah lah ikut aja, nanti lo juga bakalan tau," sahut Jack.

Aku yang bingung pun ikut saja dengan mereka. Disaat aku berjalan, jalur yang akan ku lewati disterilkan dulu dari para tamu undangan yang ricuh dan bersorakan karena kedatanganku. Aku pun sampai di halaman belakang bar.

"Glen, ngapain lo bawa gua kesini?" tanyaku heran.

"Nih pake aja dulu!" ujar Red sambil memberikan penutup mata padaku.

"I, ini apaan maksudnya? Lo lo pada jangan macem-macem ya!" kataku.

"Enggak lah! Kita bakal bawa lo ke tempat kejutannya yang udah kita siapin!" jelas Sony.

Aku yang percaya pun menuruti apa yang mereka katakan. Aku memakai penutup mata itu. Lalu mereka berteriak untuk menentukan arahnya.

"Maju!" seru Glen.

"Maju lagi Ben!" teriak Jack.

"Maju terus ke depan Bro!" kata Red.

"Apa sih!? Kok maju terus? Jangan-jangan Lo lo pada ngerjain gua ya!?" teriakku bingung.

"Udah lah! Nurut aja. Ayo! Tiga langkah lagi ke depan!" teriak Sony.

Aku percaya saja. Aku penuruti apa kata mereka. Akhirnya aku melangkah lagi.

__ SATU ...

__DUA ...

Aku tidak sadar apa yang menjadi pijakan kakiku. Aku melangkah untuk hitungan ketiga.

__TIGA ...

Dan ...

__HYUNG ... ~~~

"Loh ... loh, e ehh ... "

__ CBURRR ...

"Tolooong!!! Tolongin gua!!!" pintaku ke mereka.

"Hahahahaha ... Leluconmu lucu banget sih Ben!" ujar Jack.

"Gua gak boong! Gua emang gak bisa berenang!" teriakku dengan mulut dipenuhi air.

"Bacot lu! Cepetan naik! Mau aja lo kita boo ... "

__ BLUP ... BLUP ...

Belum saja Glen menyelesaikan ucapannya, aku yang tiba-tiba kaku dan tidak bisa bergerak pun tenggelam di kolam renang dengan kedalaman hampir 3 meter. Aku merasa dadaku sakit sekali, pandanganku menjadi gelap. Aku benar-benar tidak berdaya saat itu.

MATI SURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang