06. SWEET BEN

77 7 1
                                    

Aku pun mau tak mau ikut masuk ke desa, kulihat ada banyak orang berkerumun di dekat gerbang.

----- -----

"Orang-orang aneh itu mau apa berkumpul disana? Apa mereka mau menyambut kedatangan Gue disini?"

"Kepala Suku datang ... ! Kepala Suku datang ... ! Buka gerbang !." Teriakan para penjaga membuat orang-orang yang berkerumun menjadi terbubar. Aku masuk ke desa primitif itu dengan dijaga oleh 2 orang pengawal di sampingku.

"Njirr, mereka pikir Gue buronan atau narapidana apa? Pake dijagain kayak gini. Dasar orang-orang stress!" batinku kesal sambil menguatkan otot rahangku.

Tapi aku masih bisa menahan kesabaran, aku gak mau mati di desa bodoh ini, aku harus bisa kembali ke Antropolis ... Aku harus bisa.

___ HORYAAA
___ HORYAAA

___ HUUU ...

Suara semarak orang-orang desa tedengar ketika mereka melihat kedatanganku.

"Halo para fansku, apa kabar kalian ... " batinku berkhayal.

"Aku jadi teringat kalian. Oh fans-fansku, kalian dimana?"

___ HENING ...

"Loh, kok jadi pada diem sih?"

Mereka malah jadi membisu ketika aku menampakkan diri di hadapan mereka.

---

"Hei lihat! Dia itu manusia jenis apa ya?"

"Dia berasal dari suku mana?"

"Lihat pakaiannya! Lihat itu! Terbuat dari kulit binatang apa? Aneh sekali,"

"Dia itu laki-laki atau perempuan ya?"

---

Aku mendengar berbagai ocehan mereka, aku geram, apalagi mendengar kalimat yang terakhir yang mereka ucapkan.

"Dasar bedebah! Orang-orang sinting semua! Gue yang tampan dan mempesona ini di bilang aneh?! Dan emangnya gue mirip cewek apa? Dasar sengklek! Mau di dunia beneran mau di dunia konyol ini, ada aja haters sinting kayak mereka!" batinku semakin kesal dan memanas mendengar penghinaan seperti itu.

MATI SURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang