1. Hah!

541 15 8
                                    

Hari ini adalah pelatihan paskibraka di sekolah. Pelatihan yang sangat berati bagi kami anak tonti(Pleton inti), karena di akhir pelatihan nanti akan ada seleksi untuk menentukan siapa yang akan dikirim ke istana negara.

Pelatihan pun di mulai. Kuberikan semua yang terbaik, tak ada satupun yang membuatku lelah. Kujalani dengan sepenuh hati, hingga seminggu berlalu begitu cepat.

Tiba saatnya seleksi di mulai, aku takut tak lolos seleksi. Saat aku sedang duduk untuk menunggu panggilan seleksi, tiba-tiba ada yg merangkulku dan mengatakan, "Jangan khawatir. Aku tau kamu pasti bisa." Sontak saja aku kaget. Saat aku hendak menoleh, namaku di panggil oleh panitia. Aku pun langsung berlari meninggalkan orang tersebut.

Aku dan teman-temanku telah ada dihadapan juri seleksi. Perasaanku bercampur aduk, keringat dingin mulai membasahi tanganku. Hingga aku mengingat apa yang di katakan orang itu. "Jangan khawatir. Aku tau kamu pasti bisa."  Walaupun aku tak tahu dia siapa, tapi yang jelas dia adalah orang yang baik. Aku terus mengingat kata-katanya. Akhirnya perasaanku menjadi tenang, aku pun dapat melaksanakan materi dengan sebaik-baiknya.

Seleksi pun selesai, "Huft.. akhirnya selesai juga ya, Chik." Sahut Lisa.

"Hm.. iya." Jawabku.

"Eh, ngomong-ngomong pengumumannya kapan ya?" Tanya Tasya.

"Aku coba tanya panitia.." Kata Lisa sambil berlalu menemui panitia.

"Chika, nanti aku pulang bareng kamu ya?" Sahut Tasya sambil duduk disampingku.

"Oke." Jawabku.

"Heeeyyy......!!!" Teriak Lisa sambil berlari ke arahku.

"Ada apa?" Tanyaku dan Tasya bersamaan.

"Pengumumannya besok pagi." Jawab Lisa.

"O kamu berteriak cuma karena itu?" Sahutku.

"Karena ini... ini untukmu.." Kata Lisa sambil menyodorkan sebatang cokelat dan sepucuk surat padaku.

"Ini dari siapa?" Tanya Tasya.

"Dari laki-laki, tapi aku tak tahu dia siapa. Dia menutupi wajahnya dengan topi." Jawab Lisa.

"Ekhem... Ekhem... akhirnya sahabat kita ini ada yang suka." Goda Tasya sambil merangkulku.

"Apaan sih..." Jawabku tersipu malu.

"Yaudah pulang yuk!" Ajak Tasya.

"Yaudah aku duluan ya, aku udah di jemput." Sahut Lisa.

"Oke..." Jawabku dan Tasya bersamaan.

Di jalan pulang menuju halte bus, Tasya terus menggodaku tentang sebatang cokelat dan sepucuk surat itu. "Duh.. sudahlah, Sya. Jangan menggodaku lagi!" Sahutku malu.

"Oke... Oke... baiklah..." Jawab Tasya. Bus pun datang, kami pun masuk ke dalam bus.

Sampai di halte dekat kompleks, kami pun turun dari bus. Kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju rumah. Hingga saatnya kami berpisah, "Chik.. jangan lupa kasih tau aku isi suratnya lewat WhatsApp ya!" Sahut Tasya.

"Hm.." Gumamku.

"Hahaha..." Tawa jahat Tasya sambil berlari menuju rumahnya. Aku melanjutkan perjalananku menuju rumah.

Paskibra LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang