Korban dan Harapan

74 7 0
                                    

"saya mencintaimu putri nina" Dito memegang erat tangan nina.Nina tersenyum, "Saya pun begitu" Dito berlutut "nina,maukah kamu menikah dengan saya? Membesarkan kerajaan bersama" nina tersanjung,ia tersenyum malu.
"saya mau dit"

Tepukan penonton riuh terdengar saat keduanya -Raja dan Ratu- berpelukan lalu tertutup tirai panggung merah yang ada di samping kanan dan kiri raja dan ratu.

Di balik tirai itu, Aku  menangis sedikit di pelukan dito,setelah benar benar tertutup tirai merah tersebut, Dito melepaskan pelukannya padaku dan aku buru buru menghapus air mataku. Aku mencintai dito,aku mencintainya walau dia milik orang lain. Aku menangis karena cuma lewat teater aku hanya dapat memeluknya seperti ini, di kehidupan nyata aku bukan apa apa untuknya.

"Nin lo tadi menjiwai banget,  gua tau lo cocok banget jadi ratu dan yang pasti gua cocok jadi raja"
Dito kamu adalah raja kehidupanku,aku pelayanmu. Siap mengisi segala kebutuhanmu termasuk jika aku menjadi ratumu. Aku rela,aku pasrah saja padamu .

Telah menjadi rutinitas bagi anak teater setelah show melakukan makan bersama di kafe dekat tempat show, senang bisa semeja dengan dito yharsa.
"Nin lo suka sayur gak?"
"Nggak dit, lo mau bayam gue?" 
Kamu mau jadi teman hidup ku gak dit. "Mau nin,sini taruh piring gue"
mau nin,sini kita jadian.
Andai seperti itu dit.

"Sayang kamu makan lebih banyak dong" indra memberi lauk lebih banyak di piringku. Indra gunawan. Dia orang yang paling lucu di teater dan perhatian padaku di banding anggota teater lainnya.
"Lo santai aja kali ndra,lo tuh manggil sayang ke banyak cewek tau gak."
Dito.. Kamu cemburu??!. Aku menatap dito.

"Napa sih dit, nina santai aja . lo juga ngapain ngurusin nina? Nina bukan apa apa lo"
Bukan apa apa lo aku tersentak dengan perkataan itu,mataku mulai panas sehingga aku menggebrak meja makan "kalian ini kenapa sih?!" lalu pergi ke taman terdekat kafe.

Air mataku bercucuran,Seperti nya
tidak ada yang mengerti perasaanku sekarang.

"Maaf ya nin"

Suara itu..

Aku menoleh ke arah suara.

Dito berdiri menggunakan jaket hitam berbahan jeans dengan memasukan telapak tangannya ke saku jaket itu. Rambut yang berjambul dan rapi khas anak SMA.

Dia berjalan mendekatiku. Ku hapus air mataku dan duduk di atas rumput yang ku pijaki. Dito ikut duduk lalu masih menatapku.

Aku rasa dia menunggu jawabanku. Jantungku berdetak lebih kencang

"i..iya gak apa apa dit. Gue mungkin kebanyakan fikiran mangkannya jadi sensi gini"

Dito tertawa terbahak-bahak, yatuhan dia sangat tampan, saat di tertawa pun aku tidak bertanya tanya ada dengan dirinya.

Aku menikmati ciptaan tuhan.

"Kok lo lucu sih nin. Lo orangnya banyak omong tapi bisa banyak fikiran juga. Apa.. Jangan jangan lo jatuh cinta ya"

deg.
deg.
deg.

Mataku tak berkedip. Wajahku mendongak ke wajah dito, karena tinggi nya lebih dariku. Tangan dito menopang dirinya di atas rumput.
Rambutnya terhembus angin.

Ia menaikan alisnya dan tersenyum.

"ngg..nggak kok"  Aku mencintaimu tolong tebaklah itu.

"Wahh iyaa nih. Lo jatuh cinta"
Dito menyenggol tubuhku hingga aku terkejut dan terkesiap akan jatuh dari posisi stabil. ia siaga menangkap tubuhku.

hap

Mataku terlalu beruntung. Beruntung bisa menatapmu berkali kali dalam waktu beberapa menit.

Harapan tak Stabil (ONE SHOOT-COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang