Bagian Sengaja Hilang

54 5 0
                                    

"Ferdi,apakah aku terlihat cantik memakai dress putih ini?"

"Sar,kau selalu cantik memakai apapun"

Saya sering sekali memberitahunya bahwa dia cantik,selalu cantik. Tapi dia akan selalu juga mendengus kesal.

"Ishh fer, aku serius."

Rambut sebahunya membuat dia semakin terlihat muda disaat umur nya yang menginjak 20tahun.

"Iyaa sarr,aku pun serius. Kau cantik"

Sarah tersipu malu. Lalu menghambur ke tubuh ku, memelukku,menenggelamkan kepalanya di dada ku.
Wangi rambutnya membuatku ketagihan.

"Sar, apa kau sudah memberi tahu ibumu bahwa lusa aku akan melemarmu?"

Tanganku masih mengelus pelan rambut halusnya.

Muka mungilnya mendongak tepat di saat saya menatap matanya.

"Sudah fer, kau tinggal datang. Aku yakin. Ibu ku pasti sangat menyukaimu dan menerima lamaranmu untukku"

"Doakan saja ya sar, aku ingin segera menghalalkanmu"

Sarah tersenyum memelukku lagi.
Saya senang melihat sarah seperti ini.

"Apa kau mau lanjutkan jalan jalan ke tempat lain lagi?"

Ia mengangguk menandakan iya .

Wanita satu itu ini, selalu memakan makanan yang ia suka. Tapi nanti di lain waktu ia tak akan berani mengukur berat badannya sendiri.

"Fer, apa kau tau.." ucapnya sambil memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"...Aku kemarin mendapat hadiah dari om ryan. Celana jeans..."

Saya pun mengangguk angguk mendengarkan ceritanya.

"...lalu saat ku coba di kamar..."

"...Celana jeans itu tak bisa pas dengan tubuhku..."

Nada bicara sarah mulai kesal. Sangat kesal. Ia mulai mengocehi dirinya sendiri.

"..dia berhenti tepat di bagian paha,aku sudah memaksanya masuk tap.."

Untuk itu saya menaruh jari saya di depan bibirnya yang akan mengumpat dirinya sendiri.

"Sst.. Sudah lah sar,aku tau kau tidak menyukai postur tubuhmu sendiri,atau senyuman yang menghasilkan kerutan di matamu dan yang pernah kau ceritakan bahwa kau memebenci rekaman suaramu sendiri. Meskipun begitu, kau tetap sempurna bagiku."

Saya melepaskan jari saya yang tadinya di depan bibir sarah.

Wanita itu diam menatap saya.

"Fer,berjanjilah kau tidak akan mengumpatku tentang hal hal kecil itu"

Saya tertawa mendengarnya.

"Sarah, dengar.."

"... Aku tidak akan pernah mengungkapkan hal itu,tapi jika itu memang benar dan memang keluar dari bibirku..."

"...yah itu memang dirimu. Hal hal kecil seperti itu adalah setitik kecil tentang dirimu. Dan aku menyukainya. Aku jatuh cinta padamu ,pada semua hal hal kecil tentangmu"

Sarah tersenyum.

"Ferdi,"

Ia menggegam pergelangan tanganku.

Erat.

"Kau itu sebenarnya lelaki biasa, tetapi karena kau telah kuliah tentang sastra. Maka kau menjadi lelaki yang sok romantis seperti ini"

Harapan tak Stabil (ONE SHOOT-COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang