Episode 00 : PROLOG

2.5K 245 38
                                    

Uncontrollably Feelings

"Lost My Mind To Love You"

**

Gwangju, 2011

'Dini hari tadi terjadi kecelakaan beruntun di jalan tol menuju Gwangju. Polisi masih menduga kejadian ini disebabkan oleh pemilik truk yang mabuk dan tidak dapat mengendalikan kendaraannya. Tujuh orang menjadi korban dengan empat orang meninggal dan tiga orang mengalami luka serius. Sampai saat ini masih belum ada yang bisa dimintai keterangan karena keadaan jalanan saat itu tergolong sepi.'

Rumah sakit Gwangju menjadi sangat ramai karena kecelakaan yang baru saja terjadi. Tak hanya pihak keluarga, tapi wartawan juga ikut memenuhi lorong rumah sakit. Banyak sekali yang ingin mengetahui apa yang terjadi sebenarnya tentang kecelakaan itu.

Bau anyir darah juga suara mencekam dari peralatan rumah sakit menjadi pemandangan mengerikan yang tersaji di sebuah ruang ICU rumah sakit. Seorang gadis terbaring di sana. Di atas tempat tidur putih dengan darah yang masih belum dibersihkan.

"Siapa yang akan mengurus administrasinya?"

Suara itu terdengar dari perawat di dalam. Dia bercakap-cakap dengan seorang dokter muda di sampingnya.

"Jika tak ditangani dia akan tewas." Ungkap si dokter. "Tolong panggil dokter senior. Biar aku yang memberikan pertolongan pertama padanya."

"Ta–tapi."

Si dokter menyuruh perawat itu segera keluar dan mencari bantuan.

Sesosok gadis terbaring di atas kasur putih dengan keadaan mengenaskan. Lukanya terbilang parah dengan darah segar mengucur di bagian kepala juga lengan dan kakinya. Seperti yang dikatakan si dokter, jika tak segera ditangani, gadis itu takkan selamat.

**

Seoul, 2016

Malam semakin larut dan udara dingin semakin menusuk kulit. Tapi hal itu tak menyurutkan sejumlah pemuda-pemudi yang siap dengan motor-motor sport mereka di jalanan ibu kota yang sudah cukup sepi.

"Hana.... Dul.... Set....!"

Seorang gadis menjatuhkan saputangan ke aspal. Pertanda jika motor-motor yang berbaris harus segera melaju memecah jalanan. Tak menghiraukan angin malam yang semakin dingin atau kebisingan yang akan mengganggu orang lain. Mereka justru semakin kencang melaju dan tak ada yang berniat mengalah.

Si motor hitam memimpin, melaju melewati dua motor lain –si hijau dan merah. Semakin merentangkan jarak di antara mereka. Pemenangnya sudah dapat dipastikan. Satu belokan lagi, dia akan memenangkan pertandingan malam ini.

Namun, sebuah motor biru metallic tiba-tiba menyamai posisinya. Menyusul-nya dengan kecepatan yang tak kalah tinggi. Bahkan keahliannya menukik pada belokan tak dapat ditandingi si hitam. Sampai ke garis finish, si hitam dikalahkan juga oleh si biru.

"YAYAYA! SIAPA KAU!"

Si pengendara motor hitam membuka helm-nya. Turun dari motornya, dia menghadang si pengendara motor biru untuk mengambil hadiahnya –beberapa ratus ribu won.

"KAU TIDAK ADA SEBELUMNYA. HARUSNYA TIDAK BOLEH BEGITU! MAIN SALIP SAJA! YAK BUKA HELM-MU!"

Sekali lagi si pengendara motor hitam berteriak lantang. Tapi sepertinya dia diacuhkan dan membuatnya kian kesal.

Ketika si biru menghampiri pemegang hadiah, si hitam kembali menghadangnya. Mengambil uangnya begitu saja dan membuat si biru menoleh padanya.

"Jadi kau menantangku, hah? Beraninya kau!"

UNCONTROLLABLY FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang