Tepat pukul 15.00 WIB Tim PA Nusantara Group telah selesai rapat mengenai kegiatan mendaki 2 minggu yang akan datang. Nada beserta seluruh anggota PA yang lain segera mencatat hal-hal yang penting dan peralatan mendaki yang diperlukan. Selesai mencatat, semua angota bubar dan latihan fisik akan dijalani nanti malam. Nada membawa ransel besarnya keluar ruangan dan memahami dari setiap kata yang ia catat tadi.
"Hai, kamu yang beberapa waktu lalu ketemu disebuah toko buku ya? " sapa seseorang yang tengah berdiri di depannya. "Yang waktu itu kamu lagi baca majalah otomotif" lanjut seseorang tersebut.
"Oh yang itu, kamu juga ikutan PA?"
"Iya, nggak nyangka ya kita bisa ketemu lagi. Punya hobi yang sama lagi, haha.." gumamnya.
"Kamu udah lama ikut PA?" tanya Nada ramah.
"2 tahunan, kalo kamu? "
"Wah.. Udah berpengalaman dong ya? Aku baru 1 tahun, kalo niatnya pengen ikut sih udah lama cuma belum dibolehin aja waktu itu.. "
"Iya kebetulan aku pindahan dari Bali dan aku tertarik aja pengen ikut. Jarang lo ada cewek kayak kamu, biasanya kan hobinya nge-mall eh kamu malah maen ke hutan," ujarnya.
"Aku emang lebih suka yang alami gitu daripada nge-mall ataupun dandan. Aku bisa belajar banyak nih sama kamu, " ucap Nada dengan sumringah.
"Boleh, " jawabnya dengan senang hati.
"Oh iya nama kamu siapa? Aku lupa, "
"Bagas. Kamu Nada kan? anak SMA mana? " tanya Bagas.
"Iya masih ingat aja, SMA 45 kelas 11" Jawab Nada cengengesan.
"Oh SMA yang terkenal sama ekskul Taekwondo nya itu ya? Kamu juga ikutan? "
"Enggak lah gas, ngelihat aja badan udah pegel banget, apalagi ikutan, hehe"
"Bisa aja kamu.. Kamu harusnya panggil aku kakak dong"
"Kamu kelas 12? aduh aku nggak tau. Maaf deh. Heheh"
"Santai aja lagi.. "
Kruccyyukk..kryyccukk..
"Ehe.. Perut aku bunyi" ucap Nada cengengesan merasa tidak sopan.
"Makan yuk, di kafe depan situ kayaknya enak"
Nada hanya diam...
"Diam berarti iya. " ucap Bagas sembari menarik tangan Nada.
"Eh.. Eh.. "
Sesampai di kafe mereka segera memesan makanan. Dalam keadaan makan pun Nada tak henti-hentinya mengoceh. Segala hal yang terlewat di pikirannya seraya dilontarkan. Sesekali Bagas tertawa kecil melihat kelucuan adik tingkatnya ini. Hingga suatu ketika mata Nada menangkap sosok Bagas yang tengah menatapnya dalam-dalam.
"Haii... Kak Bagas ngapain? " ucapnya menyadarkan Bagas.
"Eh, enggak cuma-- lucu aja liat kamu makan. Badannya kurus banget makannya banyak. Hahaha" ia tertawa keras. Sebenarnya bukan itu yang ingin ia ucapkan. Namun, ia merasa tak enak bila mengucapkannya begitu saja.
"Bodo amat! Yang penting makan itu nomor satu. " jawabnya mantap.
"Kamu nggak takut gendut? "
"Enggak lah, kalau gendut ya gendut aja. Tapi kayaknya nggak mungkin soalnya kan aktivitas aku padat banget jadi selalu ada kalori yang terbuang ketika aku bergerak. " jelasnya tanpa ragu.
Dalam hati Bagas merasa kagum dengan gadis kecil nan manis di depannya itu. Jarang sekali ia temui ada gadis seperti itu. -Aduhh mikirin apa sih ini- ujar Bagas dalam hati.
Selesai makan mereka menikmati dinginnya gerimis di petang hari dengan secangkir teh manis. Mereka sengaja tak ingin segera pulang karena masih menunggu gerimis reda. Keheningan pun tercipta diantaara mereka. Keinginan Bagas untuk terus bertukar cerita serasa kaku dan ia memilih diam sembari menyesap teh manisnya."Kayaknya hujannya udah berhenti deh, kakak nggak pengen pulang? " Kata Nada memecah lamunan Bagas.
"Eh ya.. Emh.. Udah reda ya? " ucapnya agak salting.
"Iya, aku pulang dulu ya kak" pamit Nada.
"Kamu naik apa? Nggak pengen aku antar gitu? " tanyanya basa basi.
"Aku bawa motor kok, duluan ya. " jawabnya seraya tersenyum manis.
Bagas hanya membalas dengan senyum yang tak kalah manis. Ia masih menatap punggung Nada yang mulai menjauh bersama motor hitam yang dinaikinya. Kemudian ia mengemas barang barangnya dan segera pulang. Tapi, ada sebuah agenda book yang ia rasa bukan miliknya. Pelan ia membukanya dan disitu tertera nama Nada Prihatmadja. 'Yess.. Ini adalah kesempatan untuk bertemu dengan Nada lagi.' Dalam hati Bagas merasa sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Yang Sama
Romance"Mencintai seseorang yang sama bukanlah hal yang mudah, apalagi kalau harus berbagi kasih dengan orang tercinta"