Setelah Puncak, tujuan Seohyun dan kawan-kawan selanjutnya adalah Jogja. Mereka memutuskan untuk naik kereta. Kalau naik pesawat kemahalan, kata Hoseok.
Seohyun memilih untuk duduk di dekat jendela. Biar kalau tidur bisa nyender.
Tak lama kemudian, seseorang duduk di sampingnya. Dan jantung Seohyun hampir keluar dari tubuhnya saat tau seseorang itu adalah Jungkook.
"Lah? Lo ngapain duduk di sini?" Heran Seohyun.
"Menuhin janji." Ucap Jungkook yang malah membuat dahi Seohyun berkerut. "Masa lo nggak inget? Permintaan pertama lo: 'jangan jauh-jauh dari gue'"
Seohyun bisa merasakan pipinya menghangat. Ya Allah, apa ini yang di namakan rejeki anak solehah? Ia buru-buru memalingkan wajahnya sebelum Jungkook melihat semburat merah di pipinya. "Apaan sih. Nggak usah di ambil serius."
Jungkook menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak bisa gitu. Cowok sejati harus nepatin janji."
"Gaya lo cowok sejati." Ledek Seohyun. "Move on aja susah."
"Move on tuh nggak segampang buang upil. Butuh proses." Jungkook membela diri. "Pasti ada saatnya gue move on kok."
"Ya percuma aja kalo nggak ada niat mah." Kalau yang satu ini sih dari lubuk hati Seohyun. Habis kalau di lihat-lihat, walau tiap hari di ledekin sampai di juluki 'bocah gamon' tidak membuat Jungkook terlihat punya niatan untuk move on.
"Tau aja lo." Tuh kan. Sakit hati Seohyun:(
"Yailah mesra amat nih dua." Komentar Chanyeol yang tiba-tiba saja sudah duduk di hadapan Seohyun bersama Tiffany di sampingnya. Waduh, kalau mereka bersatu bisa habis Seohyun di ledekin mereka.
"Alamat jadi nyamuk nih kita." Tambah Tiffany yang di setujui oleh Chanyeol.
"Apasih apa?" Kesal Seohyun.
"Yeu kesel kesel." Ledek Chanyeol. "Tenang guys, anggap aja kita berdua nggak ada."
"Emang gue nggak pernah nganggep kalian ada." Seohyun manyun.
"Jangan manyun gitu ah, Jungkook gemes tuh liatnya." Kini giliran Tiffany. Cewek itu cekikikan saat melihat wajah bingung Jungkook.
