006

452 101 25
                                    

Seohyun ambyar.

Semalam di grup chat, Jungkook bilang ingin mengajak mantannya alias Kim Yeri untuk ikut liburan bersama Seohyun dan yang lain.

Seohyun menghela nafas. Suka pada seseorang seperti Jungkook memang cuma memakan hati. Belum juga pendekatan, ia sudah merasa di tolak mentah-mentah oleh cowok yang lebih muda setahun darinya itu.

Taeyeon menyipitkan matanya saat melihat Seohyun yang terus melamun.

"Woi." Panggil Taeyeon, namun tidak ada respon dari Seohyun. Ia akhirnya menyikut lengan temannya itu. "Bengong mulu, itu bakso sampe udah dingin."

Seohyun menatap bakso seharga 9 ribu di hadapannya. Kalau biasanya ia akan dengan lahap dan cepat memakan bakso itu, kali ini tidak. Yang dari tadi ia lakukan hanya mengaduk-aduknya.

"Lagi nggak mood gue." Keluh Seohyun. "Tiffany mana?"

"Kok bisa? Biasanya mau lagi badmood sekalipun lu nggak pernah absen ngabisin baksonya Mang Jajang deh." Heran Taeyeon yang sudah selesai menyantap mi gorengnya. "Daritadi kan kita nggak sama Tiffany, dia lagi ulangan Fisika."

Seohyun mengerutkan keningnya. Oh iya, dari tadi pagi kan ia melamun, jadi tidak memperhatikan sekitar.

"Hai guys!" Baru juga di bicarakan, Tiffany sudah muncul dengan suara melengkingnya. Ia mengambil posisi tepat di samping Seohyun. "Widih, bakso siapa nih?"

"Baru juga di omongin." Ucap Taeyeon. "Bakso Seohyun, makan aja. Orangnya lagi nggak mood makan katanya."

"Serius?" Tanya Tiffany tidak percaya. "Ini bakso Mang Jajang loh."

Seohyun mengangguk malas. "Iya udah makan aja. By the way, gue ke kelas duluan ya."

Tiffany yang baru mau memakan bakso milik Seohyun langsung mengangkat kepalanya, "Eh mau kemana? Gue kan baru dateng!" Teriaknya. Namun Seohyun sudah melangkah keluar kantin duluan. Tiffany lantas mengalihkan pandangannya ke arah Taeyeon yang kini asik dengan handphonenya. "Kenapa si Seo?"

Taeyeon mengangkat bahunya. "Palingan juga gara-gara Jungkook."

"Yang di grup semalem?" Tanya Tiffany yang di jawab anggukan oleh Taeyeon. Ia meletakan sendoknya kemudian melipat kedua tangannya di depan dada. "Lagian si Jungkook kenapa bisa gamon gitu sih?"

"Gue juga heran, padahal si Yeri itu biasa aja." Taeyeon meletakan handphonenya. "Tapi gue juga greget sama Seo, gara-gara dia segala malu-malu jadi belum deket juga sama Jungkook."

Tiffany mengangguk setuju. "Gue yang nggak pengen pdkt aja udah lumayan deket."

"Kayaknya kita perlu bertindak lebih jauh." Ucap Taeyeon sambil menaruh tangannya di dagu. "Kita harus cari bala bantuan."

Tiffany tersenyum. Seolah memberitahu Taeyeon kalau ia setuju sepenuhnya dengan apa yang di pikirkan Taeyeon.

***

Seohyun menyesali keputusannya untuk kembali ke kelas. Siapa yang menyangka kalau Seohyun akan berpapasan dengan Mark. Salah satu cowok yang paling ingin Seohyun hindari di SMA-nya.

"Eh Seo." Sapa Mark yang sepertinya hendak ke kantin bersama teman-temannya. "Sendirian aja? Tiffany sama Taeyeon mana?"

Seohyun tersenyum simpul. "Masih makan di kantin. Lo mau ke kantin?"

"Tadinya sih gitu," Mark terlihat mengibas-ngibaskan tangannya. Seolah memberi kode agar teman-temannya pergi ke kantin duluan. "tapi kayaknya nggak jadi. Lo mau ke mana?"

"Kenapa nggak jadi?" Tanya Seohyun basa-basi. "Gue mau ke kelas, ada tugas yang belom selesai soalnya."

"Tugas apa? Sini biar gue--"

"Jungkook!" Sumpah. Seohyun tidak tau dapat keberanian darimana untuk memanggil Jungkook sekencang itu. "Bukan tugas gue sih, tapi tugas tuh anak."

Jungkook terlihat bingung saat Seohyun menggerakan tangannya, menyuruhnya untuk menghampiri cewek itu. "Apaan Kak?"

"Lo nunggu lama ya? Kita ngerjain tugas lo di perpus aja ya. Sekalian ngadem." Ucap Seohyun sambil merangkul lengan Jungkook. Sumpah, sepertinya otak Seohyun sedang geser sekarang. "Eh Mark, udah dulu ya. Gue mau bantuin nih anak."

Seohyun menarik lengan Jungkook saat melihat Mark yang tidak bergerak sesenti pun dari tempat berdirinya. Huft, sekarang ia jadi benar-benar berada di perpus. Duduk di antara rak-rak buku tinggi dengan Jungkook di sampingnya.

Diam-diam Seohyun bersyukur melihat Jungkook tadi. Kepepet menjadi alasan utama keberanian Seohyun bisa muncul. Dan karena keberanian itulah kini Seohyun bisa duduk di samping Jungkook. Hanya berdua.

"Tadi siapa Kak?" Tanya Jungkook yang sibuk menulis sesuatu di buku tulisnya. Oh, jadi dari tadi cowok itu bawa buku tulis?

Seohyun berfikir sejenak. "Hm, siapa ya? Temen bukan, kenalan bukan. Orang yang sok deket kali?"

Jungkook tertawa kecil. Anjay. Jantung Seohyun langsung terasa tidak normal. "Kaget gue pas lo panggil."

Seohyun tersenyum. Serius, dari tadi Seohyun berjuang agar tidak tersenyum di depan Jungkook. Kan gawat kalau Jungkook sampai mengira dia gila karena senyum-senyum sendiri. "Gue aja kaget pas manggil lo."

Jungkook manggut-manggut saja. Ia kemudian kembali memusatkan perhatiannya pada buku tulisnya. Sesekali ia mendumel atau menghela nafas. Membuat Seohyun yang ada di sampingnya mau tak mau jadi kepo.

"Ngerjain apa sih? Serius amat." Tanya Seohyun, berusaha mengintip apa yang tengah di kerjakan Jungkook. "Kimia?"

Jungkook mengangguk. Dari mukanya sih, sudah terbaca kalau cowok itu tidak mengerti apa yang barusan ia tulis. "Remed, harus di kumpulin abis ini."

"Anjir ini mah gampang." Seohyun mengambil buku tulis Jungkook. Mungkin ini adalah kesempatan yang di kirim Tuhan agar dia make a move. "Karena gue baik, gue bantuin deh."

"Serius Kak?" Wajah Jungkook yang tadinya sudah pucat langsung berubah menjadi cerah. "Eh tunggu, semester kemaren lo ranking berapa?"

"Oh, lo nggak percaya nih sama gue?" Seohyun menatap Jungkook tidak suka. Membuat cowok itu gelagapan. "Walaupun muka gue kayak orang bloon, tapi gue selalu masuk 10 besar tau."

"Kan cuma waspada." Jawab Jungkook. "Nah, kalo gitu kan gue baru bisa mempercayakan jawaban remed gue ke lo."

Seohyun mencibir. "Tapi nggak gratis loh ya. Harus ada timbal balik. Take and give."

"Jangan ngomong inggris ah gue nggak ngerti." Ucapan Jungkook mampu meledakan tawa Seohyun.

"Masa gitu doang nggak ngerti, Kook?" Ledek Seohyun.

Jungkook memutar bola matanya malas. Sebenarnya sih dia tengsin di tertawakan oleh kakak kelas sekaligus teman satu grupnya itu. "Intinya lo minta traktiran, kan? Bisa di atur itu mah."

"Eits, ini nggak sesimpel traktiran Dek." Tolak Seohyun. Ia terlihat berfikir sebelum menampilkan senyum jahilnya. "Lo harus ngabulin 3 permintaan gue."

Jungkook mengerutkan keningnya. "Gitu doang? Kayak anak kecil lo ah."

Seohyun tersenyum mengejek ke arah Jungkook. "Deal, nih?"

"Deal." Jawab Jungkook sambil menjabat tangan Seohyun yang terulur.

Dan Jungkook tidak akan pernah menyangka kalau 3 permintaan kakak kelasnya itu akan memusingkannya.

adek kelas; jjk.sjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang