jimmy

21 2 0
                                    

Rahel sangat terisak ketika harus mengingat kembali bahwa ayahnya telah meninggalkannya, dia sungguh sangat menyesali apa yang menjadi garis hidupnya. Dan tidak lama kemudian ponselnya berdering, "gawat yeojin menelponku. Apa jangan2 pria aneh itu yang menyuruh yeojin... ah sudahlah aku angkat saja dulu telponnnya." "Halo rahel kamu dimana sekarang?" "Aku sedang di taman kantor." "Sekarang segeralah bergegas keruanganku, ada yg ingin kubicarakan. "Aku segera kesana yeojin." Menutup telponnya

****

tampak jaemi sedikit gelisah diruangannya. "Kenapa aku ini?" Menggaruk kepalanya "apa ucapanku tadi menyakitinya? Astaga kenapa aku jadi kepikiran masalah tadi. "

"Permisi tuan!" "Silahkan masuk". "Maaf tuan besok kita ada presentasi dan 4 klien kita yang berasal dari luar negeri akan turut berpartisipasi."

"Baiklah, Ada lagi?" "Ini ada beberapa berkas yang harus di stempel tuan." Sekretaris jaemi Menyodorkan beberapa berkas.

Tidak beberapa lama kemudian pintu ruangan jaemi kembali diketok,
"tok-tok-tok".
Jaemi merasa terusik oleh kehadiran sekretarisnya "Ada apa lagi? Apa ada berkas yang belum ku stempel atau ada pembatalan acara rapat?"

"Hai!" Sapa wanita yang mengetok pintunya tadi.

"Kau... untuk apa kau datang kesini?" Kemudian wanita itu duduk dan mengulurkan tangannya "maafkan aku"
Rahel memasang wajahnya yang sangat menggemaskan.

"Sudahlah lupakan saja. Aku yg seharusnya minta maaf." "Tapi tadi aku mengotori jas mu". "Aku punya bnyak jas. Tenang saja.

"Aku tahu kau pasti tersinggung dengan ucapanku tdi. Maafkan aku juga nona".

Rahel tersenyum menatap mata jaemi. Dan tentu saja dengan senyuman yg mematikan yang membuat jaemi agak tertegun. Lalu dia permisi untuk kembali keruangan kerjanya

******

rahel sangat bingung dengan pekerjaan yang ditugaskan yeojin kepadanya, dia sama sekali tidak mengerti mengenai bisnis. Bahkan sampai sekarang dia masih berharap bisa menjadi seorang dokter. Terlebih lagi dia yang akan mempresentasikannya besok.


"Aduh perutku lapar sekali." ucapnya lirih
Tanpa berfikir panjang rahel langsung pergi ke kantin kantor hanya untuk sekedar mengisi perutnya yg kosong.
Namun saat dia ingin memesan makanan, dia malah mendengus kesal. "Ihhh menyebalkan, apa tidak makanan lain. Dirumah makanannya seperti ini dan disini juga?" Tanyanya dalam hati.

Lalu dia mencoba berbicara dengan bibi kantin "bibi, apakah aku bisa memesan humburger atau kebab atau adakah roti bakar?" "Maaf nona saya tidak menjual makanan seperti itu. Kau bisa memilih makanan yang lain, disini ada kimbab,rolado, kimchi, sup kimchi dan.... belum lagi bibi itu sempat melanjutkan menu di kantinnya rahel langsung memotongnya.

" aku pesan ramen saja bibi". Sambil mendengus kesal.
Lalu rahel duduk di kursi sambil menunggu, dan dia mengecek ponselnya. Saat dia membuka instagramnya tiba2 saja di beranda muncul foto Choi jaemi. Tentu saja foto tersebut bukan choi jaemi yang mengupload, tapi salah satu penggemarnya di kantor ini.

"Dia tampan juga sih, tapi kenapa sifatnya selalu berubah-ubah." Gumamnya sambil tersenyum melihat ponselnya.

"Ini nona ramennya." Bibi itu menyodorkan ramen yang dipesan rahel. "Terimakasih bibi". Sambil tersenyum dengan senyuman khasnya.

Rahel menyantap ramen itu dengan sangat lahap, sangkin lahapnya sampai2 ramen itu penuh dimulutnya. Dan ini sangat membuatnya semakin imut.

Tanpa rahel sadari ada sosok yang memperhatikannya dari tadi. Dia tidak lain adalah jaemi. Jaemipun langsung menghampiri rahel.

"Unik juga ya cara makanmu itu?" Sambil memerhatikan rahel tanpa mengedipkan matanya. " aku lapar" jawab rahel datar. "Oh jadi begini caramu makan saat kelaparan ya?" Sambil tersenyum. "Apa pedulimu?" Sedikit cemberut. "Hmmmmmmmm...aju pikir kau sangat lucu."

"Ia aku memang lucu." Melanjutkan makannya semakin lahap. "Oh ya rahel, semoga presentasimu besok sukses ya!" Menepuk pundak rahel dan beranjak hendak pergi. "tunggu jimmy!" Panggil rahel.

"Kau memanggilku dengan apa tadi?" Memandang rahel sinis. "Aku memanggilmu jimmy. Kenapa? Ada masalah?" Tanyanya dengan penuh keyakinan. "Ya masalah lah. Namaku kan jaemi kenapa kau panggil aku jimmy?" Tanyanya tidak terima. "Hahaha kau ini lucu juga ya. Terserah aku mau manggil kamu apa, lagian kan jaemi dan jimmy hampir mirip. Kn aku yang manggil." "Tapi kan aku yang punya nama." ucapnya sedikit keras "tapikan aku yang manggil. Wekkkkkk" ucap rahel sambil meledek jaemi dan mengeluarkan lidahnya. "Terserah kau saja mau memanggilku apa". Katanya pasrah. "Baiklah Mr jimmy aku akan selamanya memanggilmu jimmy." Secara spontan rahel mengapit (meredo) hidung jaemi diantara jari tengah dan telunjuknya. Yang secara otomatis membuat jaemi terbengong.

"Ada apa dengan jantungku? Kenapa detakannya tidak stabil?" "Apa aku sakit jantung?" Ucap jaemi dalam hati

"Haii jimmy, kau kenapa?" Rahel Melambaikan tangannya di wajah jimmy. "Ha??? A-A-A-Aku tidak papa. Maaf aku harus pergi karna ada meeting mendadak." Berlalu meninggalkan rahel.

Rahel bergumam. "Ha kan dia aneh lagi. Sepertinya ini pertama kalinya aku menemukan pria semanis dia. Dia sungguh sangat manis. Apalagi dengan kekonyolannya tadi.

*******

"Jaemi! Tunggu! kau dari mana?" Tanya yeojin. "Oh aku tadi baru dari kantin." Terus berjalan. "Kau terlihat gugup. Ada apa denganmu?" Tanya yeojin penasaran
"Tidak papa. Aku hanya sedikit lelah mengerjakan tugasku. Maaf yeojin aku harus pergi." Meninggalkan yeojin

"Ada apa dengannya? Tidak biasa dia seperti itu." Ucap yeojin

Sorry pada chapter ini agak ngaur ngidul. Karna saat ini pikiran saya ngeblank

Mistake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang