Setelah menyuapi makan dan memberikan obat mamanya, Adeva merasa bosan. ia ingin jalan-jalan. Adeva berusaha menghubungi sahabatnya, Bella, tapi tidak dibalas.
Ia merasa benar-benar bosan, Adeva meniatkan dirinya untuk jalan-jalan sendiri, menggunakan sepedanya. Adeva berjalan ke kamarnya, mengganti baju dan kini ia menggunakan sweater abu-abu, celana olahraga seperempat dari mata kakinya, lalu mengambil ipod, memasang earphone ketelinganya, menuju garasi kemudian mengeluarkan sepeda. Adeva mengitari kompleks rumah.
karena keasikan mendengarkan musik tanpa memperhatikan kedepan jalan, Adeva nggak melihat kalau jalan didepannya ternyata berlobang.bruuukkk!!!
"Aduhhhh" desis Adeva, melihat lututnya terluka.
Dari belakang datang seseorang,
"Ingin saya bantu?" kata cowok yang berada dibelakangnya.
Adeva memutar kepalanya 90 derajat, menatap bingung ke arah cowok itu. cowok berbadan tinggi, putih jongkok melihat lutut Adeva yang terluka.
"Ini segera diobati, kalau nggak bisa infeksi" cakap cowok tadi sambil mengamati luka kaki Adeva.
"Eh gak apa kok, gue obatinya dirumah" balas Adeva dan berusaha berdiri lalu menaiki sepedanya, menahan rasa pedih akibat luka dilututnya.
"Makasih sebelumnya" segera berusaha mengayuh laju sepeda.
Cowok itu melihat kebawah kakinya, mengambil ipod Adeva yang tertinggal
"Cewek aneh..." bisiknya, kemudian meletakkan ipod Adeva kedalam saku hoodie-nya
🐾🐾🐾
Adeva merintis kesakitan, saat alkohol menyentuh luka lututnya. pedih luar biasa. tak hanya luka ternyata dibagian dekat betisnya bengkak dan lebam serta lecet ditelapak tangannya.
setelah membersihkan dan mengobati luka terjatuh tadi, Adeva baru ingat ipod yang ia bawa tadi nggak ada,"Ck, ipod gue pasti jatuh..." Adeva mendecak.
Lalu Adeva membaringkan dirinya ke atas kasur, dan terlelap.
Maaf singkat banget, dan gaje. aku baru belajar juga btw..
kalau kalian suka dan pengen tau cerita selanjutnya vote dan komen ya! thankiess xxx.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRAY
Teen Fiction"Orang yang dulunya paling keras berjuang untuk membahagiakanmu, justru kini yang paling mematahkan hatimu" "Karena kamu, awan mendung tadi menghilang, lalu matahari cerah itu bersinar, Faldo"