"Gue didepan" kata Dalvin lewat telfon. Dalvin sudah didepan rumah Adeva.
"Ya" jawab Adeva singkat lewat ponselnya.Sore ini Dalvin membawa Adeva ke danau sekaligus rumah pohon yang sering mereka kunjungi. Tidak terlalu jauh dari rumah Adeva, tempat itu memang masih jarang orang ketahui, karena kompleks perumahan Adeva baru dan juga kompleks elite, jadi orang-orang kurang memperhatikan lingkungan sekitar padahal terdapat danau yang indah.
"Gilsss cantik banget cewek gue" delik Dalvin terpesona melihat Adeva, pakaian apapun yang dipakai Adeva, Adeva selalu terlihat cantik dan anggun.
"Mau gombal-gombalan atau jalan?" jawab Adeva kesal, ia sudah menunggu Dalvin 1 jam.
"Ayuk princess" sembari merangkul Adeva. Kali ini Dalvin tidak mengendarai mobilnya, Adeva lebih suka naik motor, lebih romantis katanya. Dan juga lebih menikmati alamkan?Adeva dan Dalvin menaiki perahu,yang sengaja Dalvin sediakan untuk ia dan Adeva. mereka berdua mengitari danau. Adeva yang berada didepan sementara Dalvin berada dibelakangnya. mendadak Dalvin berhenti mengayuh perahu.
"Kenapa berhenti?" tanya Adeva sambil melirik Dalvin.
"Gue gatau kenapa bisa senyaman ini dengan lo va,lo jangan tinggalin gue ya" Dalvin berkata dengan lembut sambil tangannya mengelus rambut Adeva.Adeva dan Dalvin sampai ditepi danau, Dalvin mengikat erat tali perahu dipohon yang sudah tinggal batangnya aja. Adeva dan Dalvin menuju rumah pohon. Dalvin berlari, Adeva berteriak memanggil Dalvin untuk menunggu dirinya. tak lama setelah Adeva meneriaki Dalvin, Dalvin kembali, dan berlari ke arah Adeva lalu menggendongnya menuju rumah pohon.
"Buruan naik, lelet banget cewek gue" kata Dalvin mencibir Adeva.
Ribut banget dah lu, gue cewek bego" jawab Adeva.Adeva dan Dalvin sampai di rumah pohon, rumah pohon yang berukuran 4x4 m yang terletak dekat dengan danau tersebut. Rumah pohon itu dibuat atas permintaan Adeva ke papanya saat Adeva pindah rumah ke daerah ini. Sejak Adeva dan Dalvin pacaran, rumah pohon dan danau ini menjadi tempat favorit mereka bedua.
Adeva mengukir nama mereka berdua di pohon, tidak sengaja pisau cutter melukai tangan Adeva,
"Duh.." rintis Adeva
"Tuh kan lo gak hati-hati, sakit gak?" kata Dalvin memegang tangan Adeva yang terluka.
"Dikit doang Vin, lebay deh" Adeva tertawa kecil.Terdengar suara petir, Adeva spontan memeluk Dalvin. Cuaca sore ini memang mendung, langit akan turun hujan, bukan akan lagi memang sudah turun hujan. Adeva dan Dalvin terjebak di rumah pohon. Sudah kurang 2 jam mereka menunggu hujan turun, tidak terasa jarum jam menunjukkan jam 8 malam, tapi hujan tidak kunjung reda, malah makin lebat.
"Kalau di tunggu terus kapan pulangnya?" Adeva mulai cemas, ia tau pasti di rumah mamanya sudah cemas menunggunya pulang. Adeva juga lupa membawa handphonenya.
"Seharus gue bawa mobil tadi, kita terobos aja?"
"Yaudah iya, daripada nunggu sampai pagi haha"
Mereka berlari ke motor, Dalvin mempayungi Adeva menggunakan jaketnya
"Pegangan yang kuat sayaaang"
"Gak usah kenceng-kenceng" Adeva memeluk Dalvin dengan erat.Rumah Adeva dari danau lebih kurang 100 m. Sesampai di rumah kedatangan mereka langsung dihampiri Ira.
"Ya ampun kalian berdua basah kuyup, mama khawatir, kamu kenapa gak kabarin mama?" ucap Ira cemas
"Duh ma maaf, lupa bawa handphone" Adeva meminta maaf
"Iya tante maaf saya juga lupa bawa handphone, maaf udah buat tante khawatir" Dalvin juga meminta maaf."Yaudah gapapa, cepat ganti baju kalian nanti masuk angin, Adeva kasih Dalvin baju papa aja" kata Ira menyuruh mereka berdua.
"Kalau gak salah baju lo ada deh sama gue yang waktu itu" kata Adeva kepada Dalvin.
"Iya baju gue ada disini" Jawab Dalvin."Yaudah kenapa jadi ngobrol cepat ganti baju" .
Setelah selesai mengganti baju, Adeva dan Dalvin kebawah untuk makan malam. Selesainya makan malam, Adeva dan Dalvin menggobrol sebentar sampai hujan benar-benar reda.
"Kan lo jadi pilek" desis Adeva melihat Dalvin bersin-bersin.
"Haha, gapapa cuma pilek doang" jawab Dalvin tertawa kecil."Cemen banget gue aja gak pilek, jadi gue cewek strong yakan" ucap Adeva sedikit menyombongkan dirinya.
"Iye deh cewek gue paling strong" balas Dalvin sembari mencubit hidungnya Adeva.
"Ih Dalvinnn" ucap Adeva sedikit merintih.
Hujan sudah reda, Dalvin pamit pulang kepada Ira,
"Dalvin pulang dulu ya tante" sembari menyalami Ira.
"Iya hati-hati kamu ya Dalvin, udah terlalu malam ini, apa kamu gak menginap aja?" kata Ira menawarkan untuk menginap ke Dalvin.
Dalvin menatap Adeva, Adeva membalas tatapan Dalvin dengan menaikkan sebelah alisnya."Hm, nggak usah tante Dalvin pulang aja, Dalvin ditungguin mama juga di rumah" jawab Dalvin sedikit gugup.
"Ya sudah, hati-hati yaa Dalvin" lalu Ira masuk ke rumah.
Adeva memeluk Dalvin, setelah itu Dalvin pamit pulang kepada Adeva.Beberapa seling waktu setelah Dalvin pulang, hujan mulai kembali turun, Adeva sedikit cemas, ia takut Dalvin kehujanan lagi.
Ternyata kecemasan Adeva berlanjut. Sudah 2 jam Dalvin tidak memberi kabar apa cowoknya itu, sudah sampai di rumah atau malah-- ah Adeva menutup wajahnya, tidak seharusnya ia berpikiran. Adeva mondar-mandir seraya mengecek handphone menunggu Dalvin menghubunginya. Akhirnya Adeva mencoba menelvon Dalvin, namun hasilnya nihil, handphone Dalvin tidak aktif. Adeva mulai mengantuk, tapi rasa khawatirnya menghilangkan rasa kantuknya. Adeva duduk dan mencoba menenangkan diri, kemudian handphonenya berdering, tertera nama "Dalvin💞🐵" di layar handphonenya."Dalvin lo kok baru ngabarin gue? lo gak kenapa-kenapa di jalankan?" ucapnya melalui telvon, terdengar Adeva mencemaskan Dalvin.
"Gapapa sayang, gue baik-baik aja. Maaf baru ngabarin tadi gue emang sedikit kehujanan, hp gue juga ngecas, dan gue sengaja gak ngabarin lo. Cie cewek gue perhatian banget" balas Dalvin sedikit bersalah, dan menggoda Adeva.
"Ih Dalvin, tego lo sama gue. Gue cemas banget sama lo, gak lucu Dalvin" kata Adeva dengan kesalnya.
"Gue juga ketiduran yaang, maaf aku salah" gumam Dalvin memelas.
Adeva tidak menjawab, malah mematikan handphonenya, lalu melemparkan handphonenya ke atas kasur. Yang dilakukan Dalvin benar-benar tidak lucu! Adeva kesal ke pada Dalvin, sampai berkali-kali Dalvin menelvonnya pun tak diangkat Adeva. Adeva membiarkannya, agar Dalvin sadar bercandanya sudah kelewatan.
Dalvin memang begitu, sering sekali menguji cintanya. Sudah 4 tahun pacaran, masa diuji seperti itu? hal itu bukanlah sifat kedewasaan dalam sebuah hubungan.
20 panggilan tak terjawab dari Dalvin, masuk sebuah chat line dari Dalvin.Dalvin💞🐵 :
Adeva sayang maaf , maaf ga maksud bikin kamu khawatir:( iya aku ngaku salah, beneran serius dua rius yaang ga niat becandain kamu selama itu:( akunya ketiduran, terus kebangun dan langsung nelvon kamu:( Good night my princess! I love you so much, miss u cerewettt😘😘😘💓💓💓, Adeva sudah mengerti tentang ini. Adeva tidak tega juga, marah karena hal seperti ini. Adeva memaklumi yang dilakukan Dalvin, dan membalas line dari Dalvin,
Lain kali jangan gini pls, aku nungguin kamu:( kamu dewasa dikit ngapa:( yaudah gapapa, i love u too! Miss u too😚
Lalu Adeva menuju ke tempat tidurnya, menarik selimut, kemudian memejamkan matanya dan berdamai dengan mimpinya--"
🐾🐾🐾
Mungkin kata-kata dan kalimat aku boring banget😂 Semoga dapat feelnya walaupun dikitlah yaaa.. Happy reading😂 jangan lupa votecoment💓
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRAY
Genç Kurgu"Orang yang dulunya paling keras berjuang untuk membahagiakanmu, justru kini yang paling mematahkan hatimu" "Karena kamu, awan mendung tadi menghilang, lalu matahari cerah itu bersinar, Faldo"